Ada Sentimen Inflasi dan PMI, Saham MEDC, BMRI, PTBA Layak Dicermati Investor
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,09 dalam sepekan di level 7.288,167 pada penutupan perdagangan di Jumat, 26 Juli 2024. Pelemahan IHSG pada pekan lalu tertopang 2 top losers yakni IDX BASIC yang melemah sebesar 1,29% karena koreksi saham MDKA, SMGR, INTP dan TPIA sera IDX Non cyclical yang melemah 1,20% karena koreksi pada saham MLBI.
Untungnya, IHSG tidak terkoreksi terlalu dalam karena 2 top gainers yakni IDX Techno yang tumbuh sebesar 2,44% dan IDX Ttransportasi yang tumbuh sebesar 1,56% karena kenaikan saham BIRD dan GIAA. Analis menilai pergerakan IHSG pada pekan lalu terdampak 3 sentimen, yakni rilis kinerja emiten big banks, PMI Manufaktur AS dan PCE AS.
Terkait sentimen rilis kinerja emiten big banks, laba bersih emiten BBRI pada kuartal II tahun 2024 hanya tumbuh 1% year on year dan secara kuartalan turun 13%. Penurunan disebabkan naiknya biaya pencadangan dari periode sebelumnya sebesar Rp14 triliun ke Rp21 triliun atau 52,28% secara tahunan. Selanjutnya, laba bersih BBCA pada triwulan II/2024 tumbuh sebesar 11% year on year dań secara kuartalan meningkat 8,7%. "Pertumbuhan ini ditopang ekspansi pembiayaan secara berkualitas serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan. Sentimen rilis kinerja emiten big banks ini masih akan berlanjut pada pekan ini,” kata Community Lead PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Angga Septianus, Senin (29/7/2024).
Sementara itu terkait sentimen PMI (Purchasing Manager Index) Manufaktur AS yang turun di bawah 50 dan masuk ke zona kontraksi karena penurunan produksi dan pesanan barang baru sempat menjadi kekhawatiran market AS. Terakhir, ada sentimen PCE AS, the personal consumption expenditures price index meningkat 0,1% pada Juni dan naik 2,5% dari tahun lalu. "Harga barang mengalami penurunan, termasuk barang-barang terkait kebutuhan rumah juga tumbuh lebih lambat, sementara penghasilan pribadi mengalami pertumbuhan di bawah ekspektasi pasar,” ucapnya.
Berbicara tentang potensi market pada 29 Juli - 2 Agustus 2024, Angga mengimbau para investor untuk memerhatikan dua sentimen, yakni inflasi & PMI Indonesia dan suku bunga Bank Sentral AS.
Pertama, sentimen inflasi & PMI Indonesia, berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (BI), responden memperkirakan rata-rata inflasi nasional pada 2024 akan mencapai 3,17%. Pada Juli, inflasi diperkirakan tidak bergerak jauh dari bulan sebelumnya seiring stabilnya nilai tukar rupiah. Kedua, sentimen suku bunga Bank Sentral AS, di mana prospek penurunan suku bunga semakin dekat di bulan September karena data makro ekonomi yang semakin mendukung seperti PCE AS dan PDB AS yang juga tetap stabil di tengah era suku bunga tinggi. Statement dari Gubernur The Fed, Jerome Powell juga akan dicermati pelaku pasar.
Berkaca pada data ekonomi dan sentimen di atas,Indo Premier Sekuritas merekomendasikan 3 saham dan 1 Power Fund Series untuk trading dan transaksi buy di sepanjang pekan ini.
1. Buy MEDC (support Rp1.275, resist Rp1.400)
Potensi diturunkannya suku bunga seiring rilis data PCE AS yang semakin mendekati target the Fed 2%, dan suku bunga yang mungkin bisa turun di September dan berpotensi turun sampai 3 kali di tahun ini akan memicu permintaan komoditas terutama energi minyak secara global. Selain itu jika Trump memenangkan pemilu setelah kemunduran Biden juga dapat memicu pemulihan ekonomi AS secara cepat.
2. Buy on Pullback BMRI (support Rp6.250 resist Rp6.550).
Pasar menunggu rilis kinerja BMRI setelah rilis kinerja BBCA dan juga BBRI sebelumnya.
3. Buy PTBA (support Rp2.600, resist Rp2.800)
Emiten ini layak ditradingkan. Ada kenaikan harga batu bara global yang dipicu oleh peningkatan target konsumsi batu bara untuk listrik karena kenaikan harga gas untuk konsumsi AS.
4. Buy IXIID (Premier ETF Index IDX30).
Power Fund Series (PFS) ini berpotensi terkerek sentimen positif rilis kinerja keuangan kuartal kedua. (*)