Nasabah Bertambah, Bank Jago (ARTO) Raup Untung Rp50 Miliar
PT Bank Jago Tbk (ARTO) mencatatkan pertumbuhan bisnis pada semester pertama 2024. Bank Jago berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp15,7 triliun per kuartal II/2024 atau tumbuh 40% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp11,2 triliun.
Penyaluran kredit dilakukan secara berkualitas dan mengutamakan prinsip kehati-hatian. Ini tercermin dari rendahnya rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang sebesar 0,4%. Pertumbuhan kredit mendorong aset perseroan menjadi Rp24,2 triliun per semester I tahun ini atau tumbuh 29% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp18,9 triliun. Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 50%.
Konsistensi menjaga pertumbuhan bisnis yang berkualitas juga mendorong tingkat profitabilitas yang semakin baik. Per akhir Juni 2024, perseroan membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp50 miliar atau tumbuh 23% dari perolehan Juni 2023 sebesar Rp41 miliar.
Model bisnis yang mengedepankan inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital menjadi kunci keberhasilan Bank Jago dalam pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan, baik dari sisi jumlah nasabah, dana pihak ketiga (DPK), maupun penyaluran kredit. Sampai dengan Juli 2024 nasabah funding melalui Aplikasi Jago telah mencapai lebih dari 10 juta. Jika dihitung termasuk nasabah lending, jumlah total nasabah Bank Jago mencapai 12,5 juta.
Mitra ekosistem strategis, di antaranya ekosistem GoTo serta platform reksa dana pada platform online, Bibit, yang terhubung secara seamless dengan aplikasi Jago, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan bisnis Bank jago. Ini terlihat salah satunya dari jumlah nasabah funding aplikasi Jago yang sebanyak 66% berasal dari mitra ekosistem.
Pertumbuhan pengguna aplikasi Jago sejalan dengan penghimpunan DPK yang mencapai Rp14,8 triliun sampai dengan akhir kuartal II/2024 atau tumbuh 47% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp10,1 triliun. Sebanyak 61% dari jumlah DPK atau sebesar Rp9,1 triliun merupakan current account and savings account (CASA), sedangkan sisanya 39% atau Rp 5,7 triliun merupakan term deposit (TD).“Sebagai bank yang menggabungkan cara-cara digital dengan strategi bisnis dan fundamental yang kuat, Bank Jago menjaga pertumbuhan bisnis yang positif dengan tetap mempertahankan kualitas yang baik. Ini semakin memperkuat keyakinan kami bahwa inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital merupakan model bisnis yang tepat untuk Bank Jago,” ujar Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung. Harga saham ARTO sejak awal tahun ini hingga 26 Juli 2024 masih tertekan lantaran terkoreksi sebesar 12,29%,menjadi Rp2.570.(*)