BTPN Per Juni 2024 Menyalurkan Kredit Rp176,2 Triliun

PT Bank BTPN Tbk (BTPN) menyalurkan kredit Rp176,2 triliun sepanjang semester I tahun 2024. Penyaluran kredit meningkat 19% jika dibandingkan semester pertama di tahun lalu. Pada periode ini, aset Bank BTPN tumbuh 22% atau menjadi Rp235,8 triliun. Saldo current account & (CASA) tercatat meningkat sebesar 29% menjadi Rp48,1 triliu dan deposito naik 1%, menjadi Rp70,9 triliun, sehingga rasio CASA turut meningkat menjadi 40,4% per akhir Juni 2024. Dengan demikian, total dana pihak ketiga tumbuh 11% menjadi hampir Rp119,0 triliun pada akhir Juni tahun ini.

Rasio gross non-performing loan (NPL) Bank BTPN berada di level 2,21%, lebih rendah dibanding rata-rata industri sebesar 2,34% pada akhir Mei 2024. Bank BTPN juga menjaga rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat, dengan liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 234,9% dan net stable funding ratio (NSFR) 115,6% pada 30 Juni 2024. Perseroan mencatat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) yang kuat di 28,8%.

Upaya Bank BTPN dalam menghasilkan pendapatan bunga bersih pun meningkat, tercermin dari net interest margin (NIM) yang naik menjadi 6,41% pada akhir Juni 2024 dari 6,33%. Pendapatan bunga bersih Bank BTPN juga naik sebesar 17% yoy menjadi hampir Rp7 triliun di tengah kondisi suku bunga yang masih tinggi. Kenaikan di pendapatan bunga bersih tersebut mendorong pendapatan operasional (konsolidasi) untuk tumbuh 18% atau menjadi Rp8,2 triliun.

Laba bersih Bank BTPN tercatat Rp1,2 triliun pada akhir Juni 2024, lebih rendah 15% dari semester pertama 2023. "Penurunan laba bersih ini terjadi karena peningkatan biaya kredit sebesar 46%, atau sebesar Rp540 miliar, pasca akuisisi OTO Group," ujar Henoch Munandar, Direktur Utama Bank BTPN, pada keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (30/7/2024).

Kinerka keuangan Bank BTPN periode Januari-Juni 2024 telah memperhitungkan kinerja keuangan PT Oto Multiartha dan PT Summit Oto Finance yang Bank BTPN akuisisi pada akhir Maret 2024. Kedua perusahaan pembiayaan tersebut merupakan bagian dari OTO Group yang mayoritas sahamnya kini dimiliki oleh Bank BTPN.

Penurunan laba bersih juga disebabkan peningkatan biaya operasional yang naik 26% atau menjadi Rp4,6 triliun, sejalan dengan pertumbuhan volume usaha dan inisiatif-inisiatif bisnis perseroan.

Bank BTPN menerbitkan Obligasi Berkelanjutan V Tahap I Tahun 2024 dengan jumlah pokok Rp355 miliar pada awal Juli 2024 sebagai upaya untuk mendiversifikasi sumber pendanaan dan menjaga profil maturitas pendanaan yang lebih baik.

Dari sisi perbankan digital, Jenius berhasil menumbuhkan jumlah pengguna terdaftar sebesar 21% menjadi 5,8 juta per akhir Juni 2024, dari 4,8 juta. Total penyaluran kredit (Flexi Cash, Digital Micro, Kartu Kredit Jenius, dan Jenius Paylater) mengalami peningkatan sebesar 134%, menjadi Rp3,1 triliun, dari Rp1,3 triliun. Dana pihak ketiga yang dikelola Jenius turut tumbuh 10% menjadi Rp27,2 triliun. Harga saham BTPN sejak awal tahun ini hingga 30 Juli 2024 (year to date) masih tertekan lantaran menyusut sebesar 11,44%, menjadi Rp2.300. (*)

# Tag