Pos Indonesia Go Logistic, Siap Rebut Pasar Rp1.400 T!
PT Pos Indonesia (Persero) atau PosIND mengembangkan bisnis logistik. PosIND sejak 2 tahun terakhir bertransformasi menjadi perusahaan logistik dari sebelumnya menggarap segmen postal dan kurir.
"Pertimbangannya kami bertransformasi ke logistik itu ada dua faktor, yang pertama Pos Indonesia sebagai agent development berperan untuk membantu pemerintah menekan biaya logistik nasional, Pos Indonesia mengambil peran sebagai partner BUMN logistik untuk mendorong penurunan biaya logistik. Yang kedua, dari sisi value creation, market size logistik nasional Rp1.400 triliun, kuenya sangat besar. Ini alasan kami pindah fokus ke logistik," tutur Prasabri Pesti, Direktur Business Development and Portfolio Management Pos Indonesia di sela-sela Indonesia Brand Forum 2024 di Telkom Landmark Tower, Jakarta, Rabu (31/7/2024).
Pos Indonesia bakal menjalin kemitraan untuk menangkap peluang bisnis logistik. Misalnya, bersinergi dengan BUMN di klaster logistik. Jumlah entitas BUMN yang di segmen logistisik itu sebanyak 37 entitas usaha. "Kami konsolidasi dengan klaster BUMN logistik untuk meningkatkan skalabilitas dan daya saing serta kompetensi yang bermitra dengan global player," sebut Prasabri.
Tiga Fase Sinergi
Perihal transformasi, Prasabri mengatakan PosIND melakukan tiga fase sinergi bertahap pada tahun ini hingga 2028. Pada 2024, misalnya, PosIND merupakan sinergi platform yang menggabungkan seluruh layanan BUMN pada platform digital sehingga BUMN memiliki produk yang sama di platform digital. Kemudian, sinergi aset yang ditergatkan rampung di 2025.
"Berikutnya di tahun 2028, kami memasuki fase ownership yakni tahap konsolidasi untuk 37 BUMN logistik dikonsolidasikan yang bisa menciptakan value creation. Tentunya, konsolidasi ini mempertimbangkan due diligence," ucap Prasabri
Beragam fase sinergi itu menegaskan langkah transformasi Pos Indonesia untuk mengakselerasi bisnis logistik. Perseroan yang telah berdiri selama 277 tahun itu membuktikan ketahanannya terhadap perubahan zaman dengan menjalankan serangkaian transformasi penting dalam operasional dan strateginya.
Menteri BUMN, Erick Thohir, menyampaikan Pos Indonesia tidak hanya bertransformasi di bidang operasional dan bisnis perusahaan, tetapi juga reorientasi dari model bisnis tradisional ke bisnis logistik modern. “Tahun depan Pos Indonesia harus menjadi perusahaan logistik,” tegas Erick. Langkah ini menandakan shift penting dari being a network company menjadi a logistics powerhouse, yang menargetkan peningkatan kapasitas dan efisiensi dalam mengelola rantai pasok nasional.
Pembentukan BUMN klaster logistik adalah langkah strategis untuk menciptakan sinergi yang lebih kuat antar BUMN dalam menyediakan layanan logistik end-to-end. agar keunggulan tersebut memperkuat posisi layanan BUMN dalam pasar logistik nasional.
Transformasi PosIND terekam pada buku Elephant Learns Flamenco: BUMN Menuju Indonesia Emas 2045 yang diluncurkan Rabu kemarin. Buku ini menggambarkan perjalanan transformasi BUMN, termasuk Pos Indonesia, dalam mendukung visi Indonesia untuk menjadi ekonomi terdepan di dunia. Lebih jauh, transformasi ini berlangsung dalam konteks visi besar yang diusung pemerintah, di mana Indonesia diharapkan bisa menjadi salah satu ekonomi terkuat di dunia pada tahun 2045.
Pos Indonesia, dengan sumber daya dan infrastruktur yang dimilikinya, diharapkan bisa berkontribusi signifikan dalam mencapai Indonesia Emas 2045 dengan mendukung peningkatan produktivitas sektor ekonomi dan integrasi ekonomi domestik. “Bagi Pos Indonesia, transformasi perusahaan yang dimulai dari logo merupakan semangat untuk menebalkan tujuan ke perusahaan logistik,” ucap Prasabri.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh Indonesia dalam konteks logistik adalah biaya logistik yang tinggi. Data menunjukkan bahwa biaya logistik di Indonesia masih berada di kisaran 14%, sementara rata-rata global berada di angka 12%. Dengan pembentukan klaster logistik dan peran Pos Indonesia sebagai PMO (project management office), diharapkan akan terjadi efisiensi yang dapat menurunkan biaya logistik nasional ke tingkat yang lebih kompetitif. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Prasabri Pesti. “Ada urgensi untuk bisnis logistik. Dari sisi agent of development, kami membantu pemerintah menekan biaya logistik nasional,” ucapnya.
Program transformasi yang digulirkan itu menjadikan Pos Indonesia tidak hanya beradaptasi dengan zaman; mereka sedang meredefinisi cara logistik dikelola dan dilaksanakan di Indonesia, dengan tujuan tidak hanya untuk mencapai keunggulan operasional tetapi juga untuk membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Cetak Rekor Laba Bersih
Pos Indonesia di tahun lalu itu kembali mencatatkan rekor baru laba bersih teringgi. Laba bersih perseroan pada 2023 senilai Rp728 miliar atau melampaui rekor laba bersih di 2022 senilai Rp650 miliar. Raihan perseroan mencetak laba tertinggi sepanjang sejarah perusahaan ini disebabkan oleh transformasi dan digitalisasi.
Pada penghujung 2023, Pos Indonesia meresmikan merek dan logo baru bertajuk PosIND sebagai singkatan dari Pos Indonesia Integrated National Distribution yang merupakan wujud langkah transformatif Pos Indonesia sebagai perusahaan logistik yang dapat bersaing secara global.
PosIND adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia yang bergerak di bidang jasa kurir dan logistik, jasa keuangan, serta properti. Perseroan berdiri pada 26 Agustus 1746 dan merupakan salah satu BUMN tertua di Indonesia yang terus berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat Indonesia. (*)