Penjualan Otomotif Lesu, Kredit Kendaraan di Adira Finance (ADMF) Enggan Melaju
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) atau Adira Finance membukukan pendapatan senilai Rp5triliun pada paruh pertama tahun 2024, naik sebesar 11% jika dibandingkan periode sama tahun lalu. Sementara itu, total beban meningkat sebesar 16% atau menjadi Rp4 triliun. Peningkatan pada beban disebabkan naiknya biaya pendanaan Adira Finance seiring dengan peningkatan suku bunga. “Dengan demikian, laba bersih Adira Finance setelah pajak dibukukan sebesar Rp765 miliar atau mengalami penurunan sekitar 7% secara tahunan," kata Sylvanus Gani Kukuh Mendrofa, Direktur Keuangan Adira Finance di Jakarta, Kamis (1/8/2024) kemarin.
Perseroan mencatat return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) masing-masing tercatat menjadi sebesar 6,1% dan 14,2% di semester pertama tahun ini. Seiring dengan melesunya industri otomotif di sepanjang semester pertama 2024, perseroan mencatatkan pembiayaan baru yang turun sebesar 2%, menjadi Rp20 triliun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, piutang pembiayaan yang dikelola perusahaan (termasuk pembiayaan bersama) mengalami pertumbuhan sebesar 15% menjadi Rp58,4 triliun. Dari sisi pendanaan, perusahaan terus melakukan diversifikasi sumber pendanaan baik melalui dukungan berkelanjutan dari pembiayaan bersama dengan perusahaan induknya, Bank Danamon, dan memperoleh pinjaman eksternal dari bank dalam negeri maupun luar neger) dan pasar modal (obligasi dan sukuk mudharabah). Per posisi Juni 2024, pembiayaan bersama mewakili 47% dari piutang yang dikelola.
Sementara itu, total pinjaman perusahaan pada Juni 2024 meningkat sebesar 44% year on year menjadi Rp21,5 triliun, terdiri dari pinjaman bank (dalam negeri dan luar negeri) dan obligasi dan sukuk masing-masing berkontribusi 64%:36%. Hasilnya, gearing ratio sebesar 2,2 kali pada Juni 2024. (*)