Sulit Tidur? Atasi Sleep Call dengan Cara Ini
Sleep call menjadi salah satu tren di kalangan orang dewasa dan remaja ketika menjalin hubungan spesial jarak jauh dengan seseorang. Istilah sleep call menggambarkan kegiatan panggilan video atau panggilan suara melalui gawai yang dilakukan oleh dua orang yang berbeda tempat, sesaat menjelang, tau bahkan hingga keduanya tertidur.
Terlepas dari manfaatnya untuk mempererat hubungan, namun bila dijadikan kebiasaan sleep call dapat memberikan efek negatif khususnya terhadap kualitas tidur. Selain itu, efek yang paling tampak jelas adalah bahaya paparan cahaya dari layar smartphone. "Paparan cahaya ultra violet (UV) dari gawai tidak bisa dihindari karena biasanya pelaku sleep call akan meletakkan gawai di sekitar area kepala dan mata,” ujar Hening Pujasari, S.Kp., M.Biomed., MANP, Ph.D., salah seorang peneliti dan pemerhati masalah tidur dari Fakultas Ilmu Keperwatan (FIK) Universitas Indonesia dikutip dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/8/2024)
Menurut dia, paparan sinar UV tersebut dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang menimbulkan rasa kantuk. Selain itu, karena sleep call dilakukan di jam tidur, suara atau bunyi yang masuk melalui telepon dengan mudah bisa mendistraksi tidur. “Padahal, untuk mendapatkan manfaat dari tidur atau tidur yang memulihkan (restoratif), selain durasi dan kedalaman, kita perlu tidur yang utuh tidak terputus-putus,” kata Hening.
Kebiasaan lain yang tidak sehat banyak dilakukan remaja, yakni bermain gawai hingga larut malam karena keasyikan bermain games, menonton drama online, atau scrolling media sosial. “Untuk mendapatkan tidur yang memulihkan, 1-2 jam sebelum tidur perlu sudah berhenti bermain gawai. Jadi, jika akan tidur pukul 22.00 dianjurkan maksimal pukul 21.00 sudah tidak memakai gawai. Jika bisa 2 jam sebelumnya, akan lebih bermanfaat lagi,” ujar Hening yang juga merupakan salah seorang pengajar di FIK UI. (*)