Management

HSBC Kucurkan Rp 300 Miliar untuk AwanTunai Dukung UMKM!

Investor teknologi masih memiliki cukup dana untuk disalurkan ke perusahaan rintisan meskipun sedang terjadi tech winter. Bahkan, AwanTunai telah mengumpulkan US$ 27,5 juta dalam putaran pendanaan seri B. (Foto: HSBC Indonesia)

HSBC Indonesia menyalurkan social loan sebesar Rp 300 miliar (sekitar US$18,5 juta) untuk perusahaan fintech Indonesia, AwanTunai, guna mendukung program AwanTunai meningkatkan ekosistem UMKM. Dana ini akan digunakan untuk memperluas operasi AwanTunai ke Kalimantan dan Sulawesi, yang mana saat ini, perusahaan telah memiliki pelanggan di Jawa, Sumatera, dan Bali.

Kesepakatan ini merupakan bagian dari ASEAN Growth Fund, pendanaan unik dan inovatif dari HSBC yang diluncurkan pada Maret 2024 untuk mengakselerasi ekspansi perusahaan digital di kawasan ASEAN yang bertumbuh pesat. Transaksi ini juga merupakan penyaluran social loan pertama dari HSBC Indonesia pada sektor fintech.

Riko Tasmaya, Managing Director Wholesale Banking HSBC Indonesia dalam keterangan tertulis (02/08/2024), mengatakan, “Kami mendukung Awan Tunai melalui pemberian social loan Rp 300 miliar untuk membantu memperluas akses terhadap pembiayaan bagi sektor UMKM. Hal ini sejalan dengan ambisi kami untuk turut berkontribusi mendukung pertumbuhan yang lebih inklusif dan kemajuan sosial-ekonomi di Indonesia.”

Dengan mendukung UMKM yang merupakan tulang punggung perekonomian negara, kemitraan dengan AwanTunai diharapkan kian memacu kewirausahaan lokal dan penciptaan lapangan kerja, serta berkontribusi pada visi Pemerintah untuk menciptakan lanskap ekonomi yang lebih tangguh.

Sebagai perusahaan rintisan, AwanTunai memiliki fokus dalam melayani pemberian pinjaman kepada pelanggan di segmen rantai pasok produk konsumen (Fast Moving Consumer Goods – FMCG) dan bahan pokok yang di dalamnya terdiri atas tipe pelanggan warung, grosir dan distributor.

"Kami saat ini telah mencapai US$1,2 miliar dalam pencairan pinjaman tahunan, dan kami berharap mencapai US$2 miliar pada akhir tahun ini. Fasilitas pinjaman ini akan mempercepat rencana pertumbuhan kami," kata Chief Financial Officer AwanTunai, Shilpa Gautam.

Rama Notowidigdo, salah satu pendiri AwanTunai, mengakui bahwa beberapa perusahaan teknologi sedang mencoba masuk ke segmen bisnis pemberian pinjaman kepada pelanggan yang sama dengan AwanTunai namun banyak yang mengalami kegagalan, tambahnya. Cara pandang yang salah terhadap ekosistem bisnis tersebut adalah penyebab utamanya.

"Semua berpikir ini adalah segmen yang sederhana, dan itu adalah jebakan paling umum. Ketika kami membangun perusahaan pemberi pembiayaan di segmen ini, maka permainannya benar-benar berbeda," dia menegaskan.

Rama juga mencatat bahwa investor teknologi masih memiliki cukup dana untuk disalurkan ke perusahaan rintisan meskipun sedang terjadi tech winter. Bahkan, AwanTunai telah mengumpulkan US$27,5 juta dalam putaran pendanaan seri B antara lain dari Dana Investasi Pemerintah Norwegia, Norfund dan perusahaan investasi Finlandia, FinnFund, pada bulan Maret 2024.

"Tech winter hanya terjadi pada perusahaan yang tidak memiliki bisnis yang memberikan dampak nyata," katanya.

AwanTunai didirkan sejak tahun 2017, memiliki visi untuk mendukung peningkatan kesejahteraan pelaku usaha rantai pasok produk konsumsi dan bahan pokok dengan dukungan teknologi dan permodalan. Permodalan dari AwanTunai berbentuk pinjaman tanpa jaminan aset untuk pembelian stok toko yang hanya dapat diajukan melalui platform aplikasi AwanToko untuk warung, sedangkan web AwanToko Pro untuk pelanggan tipe grosir dan distributor. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved