Maestro Batik asal Pekalongan Memancarkan Nuansa Pasar Malam di Runway JF3
Rangkaian acara JF3 Fashion Festival 2024 berlanjut di Summarecon Mal Serpong. Salah satu perhelatan fesyen terbesar di Indonesia ini juga dimeriahkan kehadiran Lakon Indonesia. Thresia Mareta, pendiri Lakon Indonesia mengungkapkan presentasi busana kali ini akan terasa berbeda dari sebelumnya dengan mengusung tajuk Pasar Malam.
Dekorasi Pasar Malam ini dihiasi dengan pernak pernik menarik di arena runway. Misalnya dengan dibawa sejumlah jajanan jadul untuk menguatkan suasan pasar malam. Belum lagi, lagu dangdut yang menjadi ciri khas pasar malam, dan kehadiran transportasi tradisional, yakni bajaj.
Di koleksi yang diberi nama Pasar Malam, Lakon Indonesia memilih Maestro Batik asal Pekalongan yaitu Dudung Alisyahbana yang dikenal dengan garis-garisnya yang sangat berkarakter. Terinspirasi dari kehidupan dan keseharian generasi masa kini dengan apa yang mereka butuhkan.
Selain itu, tampilan busana tersebut di desain dengan gaya street wear , namun tetap menonjolkan kekhasan Indonesia dengan adanya corak kota Pekalongan yang khas dengan motif garis berkarakter. Pasar Malam menampilkan kesederhanaan dan ketegasan potongan-potongan baru. Pandangan Lakon Indonesia akan selalu mengedepankan hasil karya yang klasik dan adaptasi terhadap perjalanan masa.
Dari koleksi yang dipresentasikan merupakan hasil dari riset mengenai apa terjadi dalam keseharian di jalanan dan apa yang dibutuhkan generasi sekarang. Karena kecenderungan pakaian olah raga menjadi pakaian dalam keseharian karena kenyamanannya. Tetapi sayangnya tidak semua ruang akan cocok dengan gaya pakaian ini. Jadi sebenarnya inti dari koleksi ini adalah kenyamanan dalam perjalanan tanpa menghilangkan kegunaan dan etika dalam berbusana.
"Tahun ini kami mengarah ke street wear karena melihat relevansinya dengan tren fashion saat ini. Namun, tetap diwujudkan dalam DNA Lakon Indonesia. Tantangannya, bagaimana mengawinkan ide ini dengan kerajinan tangan," kata Thresia.
Konsisten untuk mengangkat hasil karya tangan artisan tradisional, setiap koleksi Lakon Indonesia akan memilih satu artisan untuk diangkat dengan bekerjasama dalam pembuatan koleksi. Karya kali ini banyak terinspirasi dari kehidupan dan keseharian generasi masa kini, dengan apa yang mereka butuhkan. Dalam kehidupan sehari-hari, pakaian yang dikenakan masyarakat sangat sederhana, tapi terlihat dan terkesan sangat kuat dan dicoba dengan mengadaptasikan hal tersebut menjadi streetwear.
Karena kecenderungan mengenakan baju olahraga untuk kesemua tempat, karena kenyamanan. Kenyamanan itu sesuatu yang sangat dicari, makanya koleksi kali ini mengutamakan kenyamanan.
Pagelaran fasyen tahunan terbesar yang diinisasi Summarecon akan digelar hingga 4 Agustus 2024 yang telah menghadirkan berbagai karya-karya desainer muda Indonesia yang dikemal dari berbagai tema. Tidak sendiri, JF3 juga menggandeng DRP Jakarta, fashion mode streetwear asal Paris yang menjadi hal baru di panggelaran pameran budaya tersebut dan mengundang decak kagum para pecinta fashion. (*)