Entrepreneur

Hatten Wines, Mendunia dengan Buah Anggur Lokal

Produk PT Hatten Bali Tbk (Dok. WINE)

Negara-negara Benua Eropa seperti Prancis, Spanyol, dan Italia memang telah lama merajai pasar wine dengan keunggulan anggurnya. Namun, di balik pulau Dewata yang eksotis, PT Hatten Bali Tbk (WINE) berhasil mencuri perhatian dunia dengan keajaiban anggur lokalnya, menciptakan wine yang tak kalah memukau dibandingkan produk-produk dari negeri empat musim.

Cikal bakal keberadaan WINE dimulai pada tahun 1992 ketika Ida Bagus Rai Budarsa, yang akrab dipanggil Gus Rai, menerima tawaran seorang pengusaha Australia untuk terjun ke bisnis wine. Meski menghadapi berbagai kesulitan dalam mengurus izin dan memperoleh bahan baku, Gus Rai akhirnya berhasil merealisasikan mimpinya pada tahun 1994 dengan merek Hatten Wines, di bawah naungan PT Arpan Bali Utama. Bermitra dengan pembuat wine terkemuka asal Prancis, Gus Rai memulai perjalanan yang penuh tantangan namun menjanjikan.

Awalnya, Hatten Wines hanya memproduksi jenis rose, minuman anggur berwarna merah muda yang dibuat dari anggur jenis Alphonse Lavalle, atau yang lebih dikenal di kalangan lokal sebagai anggur hitam Singaraja. Hingga tahun 2000, Hatten Wines fokus pada produksi rose yang memiliki rasa mirip white wine. Kesuksesan Hatten Wines dalam memproduksi wine dari buah segar menjadi tonggak sejarah yang menggugah.

Pada tahun 2006, Gus Rai melangkah lebih jauh dengan meluncurkan produk wine berbahan baku jus anggur yang diimpor langsung dari Australia. Produk dengan merek Two Island ini memperkenalkan empat jenis wine baru, yakni shiraz, chardonnay, cabernet merlot, dan riesling.

Perjalanan WINE sempat tiarap selama pandemi, namun seiring pulihnya pariwisata di Bali, perusahaan ini bangkit kembali dengan semangat baru untuk memperluas jaringan distribusi dan meningkatkan kapasitas produksi.

Gus Rai tidak hanya fokus pada pasar Bali, tetapi juga memperlebar sayap pemasaran ke kota-kota besar lainnya seperti Jakarta, Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan. Saat ini, penjualan di luar Bali memang masih kecil, namun kontribusi terbesar tetap berasal dari Bali.

"Tapi secara umum pasar dalam negeri sedang tumbuh seiring pulihnya pariwisata, munculnya destinasi baru dan event-event internasional," ungkap Gus Rai dengan optimisme yang terpancar.

Distribusi Hatten masih didominasi oleh hotel dan restoran di kawasan pariwisata seperti Kuta, Nusa Dua, hingga Canggu. Namun, Hatten juga memperkuat penjualan ritel dengan target menjangkau konsumen yang lebih luas, termasuk wisatawan mancanegara. WINE secara rutin mengadakan wine testing, melakukan edukasi, dan mendukung kegiatan komunitas pariwisata serta ekspat.

Ke depan, WINE berencana meluncurkan produk baru, seperti organik wine dan natural wine. "Untuk penambahan produksi tergantung dari permintaan pasar karena wine merupakan produk jangka panjang," jelas Gus Rai. "Kami sudah siap untuk penambahan tangki, alat pendingin, gudang, dan mobil delivery."

Seperti sebuah dongeng yang tak pernah berakhir, perjalanan WINE dari Bali ini terus berkembang, menorehkan cerita manis tentang ketekunan, inovasi, dan cinta terhadap anggur lokal. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved