Dalam rangka memperkuat sinergi antara Bank Indonesia dan para pemangku kepentingan utama di Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur (Balinusra), Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali menginisiasi Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Pariwisata Balinusra dengan tema ”Strategi untuk Akselerasi Implementasi Pariwisata Berkualitas di Balinusra”.

Rapat yang diadakan pada Rabu (30/7) ini bertujuan untuk merumuskan solusi terhadap tantangan utama pariwisata dan mendorong pertumbuhan ekonomi Balinusra yang berkelanjutan dan inklusif melalui digitalisasi.

Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta, dalam arahannya menekankan pentingnya digitalisasi di sektor pariwisata. Ia menyebutkan bahwa dukungan digitalisasi tercermin dari peningkatan transaksi QRIS di sektor pariwisata serta perluasan inisiatif konektivitas pembayaran lintas negara.

"Adanya keunikan dan kekuatan pariwisata Balinusra menjadi pintu bagi penguatan awareness dan akseptasi untuk memperluas digitalisasi agar dapat menyentuh masyarakat melalui pengelolaan desa wisata, UMKM, platform e-commerce dan payment system," ujar Filianingsih.

Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, yang menyampaikan sambutan Pj. Gubernur Bali, menegaskan bahwa sektor pariwisata telah kembali pulih setelah terpuruk akibat pandemi Covid-19.

"Namun demikian, kebangkitan pariwisata Bali diiringi dengan isu sensitif yang belakangan mendapat sorotan masyarakat," katanya.

Dalam diskusi yang dipimpin oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia, G. A. Diah Utari, turut hadir para pejabat terkait dan asosiasi pariwisata untuk membahas lima tantangan utama pariwisata, seperti sinkronisasi regulasi perizinan dan legalitas kegiatan usaha pariwisata.

Mereka juga merumuskan strategi untuk mengatasi tantangan ini, termasuk sinkronisasi perizinan antara pusat dan daerah, penyusunan paket wisata, dan kajian kapasitas daya tampung destinasi wisata. (*)