Trends

InJourney Optimistis Perpres Dana Kepariwisataan Terbit di Kuartal Ketiga 2024

Maya Watono, Direktur Pemasaran InJourney. (Foto : Istimewa).

PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney optimistis dana kepariwisataan atau Indonesia Quality Tourism Fund (IQTF) terealisasi di kuartal keempat tahun ini. Hal ini disampaikan Maya Watono, Direktur Pemasaran InJourney, saat dijumpai swa.co.id di sela-sela Indonesia Brand Forum 2024 di Jakarta, pada pada Rabu, 31 Juli 2024.

Maya mengatakan selama ini event pariwisata Indonesia tdak memiliki source of fund dari APBN. "Nah, kita membuat Indonesia Quality Tourism Fund dan parameter event yang memperoleh dana dari siini ada indikatornya, yakni dari sisi economy impact, nation branding, dan green seperti carbon absorp dan sebagaianya. Nah, indikator ini dibuat ada funding-nya yang bisa menjadi source of fund penyelenggaraan event pariwisata," ucap Maya kepada swa.co.id seperti ditulis di Jakarta, Minggu (4/8/2024).

Maya menjelaskan dana kepariwisataan ini dari berbagai sumber pendanaaan, misalnya investor serta anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). "Skema sumber pendanaan sedang disusun, nantinya ada perpres yang mengaturnya, dan kita finaliasi di kuartal keempat tahun ini. Fund pariwisata ini bagian dari creative financing," ujar Maya.

Perihal creative financing (pembiayaan kreatif) , Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, senantias mengimbau BUMN, pemerintah daerah, kementerian atau lembaga untuk mengimplementasikan sumber pembiayaan yang kreatif. Hal ini disampaikan sang bendahara negara pada berbagai kesempatan.

Rencananya, pemerintah bakal menerbitkan Peraturan Presiden (perpres) terkait tourism fund. Nantinya, dana IQTF diharapkan menjadi sumber pembiayaan penyelenggaraan acara hingga membiayai beragam promosi wisata, seni, dan budaya.

Pemerintah berancang-ancang mengalokasikan dana abadi pariwisata ini senilai Rp2 triliun pada APBN 2025. IQTF bertujuan untuk mendukung sejumlah kegiatan pariwisata Pada tahun depan, kegiatan atau acara pariwisata bakal bersumber dari dana IQTF. Adapun, alokasi dana senilai Rp2 triliun itu dikreasikan menjadi dana abadi yang dikelola oleh Badan Layanan Umum (BLU) di bawah kendali Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Tingkatkan Layanan

InJourney di tahun lalu mencetak turnaround lantaran kinerja finansialnya ciamik. , Holding BUMN sektor aviasi dan pariwisata ini pada 2023 mengantongi laba bersih sebesar Rp1,1 triliun, melonjak hingga 211% dibandingkan tahun 2022 yang mengalami kerugian sebesar Rp993 miliar. Selain itu, InJourney juga berhasil mencetak EBITDA sebesar Rp8,8 triliun, meningkat 72% dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp5,1 triliun.

Maya menjelaskan beberapa poin penting yang menopang kinerja perusahaan, terutama dalam standar pelayanan di seluruh anak usaha InJourney. Perseroan menjalankan standar pelayanan yang tinggi di seluruh unit bisnis, termasuk bandara, hotel, dan destinasi wisata. Standar ini harus jelas, terukur, dan dapat diimplementasikan oleh semua karyawan. Intinya harus service excellence.

Untuk mencapai hal tersebut, Maya menciptakan sistem komunikasi terbuka serta kolaborasi yang erat di internal perusahaan. Dia membangun komunikasi yang efektif dan kolaboratif di seluruh organisasi guna memastikan bahwa nilai-nilai dan praktik pelayanan dipahami dan diterapkan secara konsisten. Ini mencakup komunikasi internal yang efektif dan mekanisme umpan balik dari karyawan dan pelanggan. “Di luar itu, kami juga terus memberikan pelatihan dan pengembangan berkelanjutan kepada karyawan untuk memastikan mereka memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memberikan pelayanan berkualitas tinggi. Bagi kami, visi utama InJourney adalah menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata utama di dunia,” ucap Maya.

Untuk mencapai visi ini, InJourney mengadopsi strategi yang mencakup peningkatan infrastruktur, promosi pariwisata yang efektif, dan kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, swasta, dan komunitas lokal. InJourney mendorong pengembangan destinasi wisata yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, sejalan dengan tren global dan tuntutan wisatawan modern.

Perseroan menyadari pentingnya kolaborasi dan kemitraan strategis dalam mengembangkan industri pariwisata. Oleh karena itu, InJourney telah menjalin kerjasama dengan berbagai para pemangku kepentingan, termasuk perusahaan penerbangan, operator hotel, dan pemerintah daerah. Kerjasama ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem pariwisata yang terpadu dan saling 2 mendukung, sehingga dapat meningkatkan daya tarik destinasi wisata Indonesia di mata dunia.

Bahkan, terdapat rencana untuk menggabungkan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA), PT Citilink Indonesia, dengan Pelita Air ke dalam InJourney. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan sinergi yang lebih kuat di sektor aviasi, meningkatkan efisiensi operasional, dan memperluas jangkauan layanan.

Penggabungan ini juga bertujuan untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai hub transportasi udara di Asia Tenggara, serta meningkatkan konektivitas antardestinasi wisata di Indonesia. Dengan adanya integrasi ini, InJourney dapat menawarkan layanan yang lebih terintegrasi dan komprehensif kepada wisatawan, mulai dari transportasi hingga akomodasi dan atraksi wisata. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved