Investor Kripto Menantikan Kebijakan The Fed
Pasar kripto terkoreksi pasca pertemuan pejabat Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, awal Agustus 2024 kemarin. The Fed memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan di 5,25-5,5%. Ini merupakan pertemuan FOMC ke-8 di mana The Fed memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga yang ada di angka tersebut.
Setelah keputusan mempertahankan suku bunga tersebut diambil, data CoinMarketCap mencatat Bitcoin terkoreksi 3% dari level harga US$66.500 ke US$64.500 atau setara Rp1,04 miliar. Sama dengan Bitcoin, Ethereum dan Solana turut terkoreksi masing-masing sebesar 2,92% dan 3,32%, pada saat yang bersamaan.
Analis menilai situasi ini mengindikasikan menurunnya optimisme dan kepercayaan diri para pelaku pasar secara umum. Akan tetapi, apabila The Fed kemudian menurunkan suku bunga acuannya pada September, potensi peningkatan aliran dana masuk ke aset kripto besar kemungkinan akan diiringi dengan tekanan jual yang relatif rendah.
“Setelah pemerintah Jerman selesai melakukan penjualan Bitcoin-nya, tekanan jual yang tersisa untuk dikhawatirkan oleh para pelaku pasar adalah dari kreditur Mt. Gox dan GBTC. Pihak lain seperti pemerintah Amerika Serikat yang juga memiliki Bitcoin dalam jumlah besar relatif belum terlalu memicu kekhawatiran saat ini sebab belum adanya tanda-tanda mereka akan melakukan penjualan signifikan dalam waktu dekat,” kata Analis Kropto di Reku, Fahmi Almuttaqin dalam keterangannya, Senin (5/8/2024).
Dengan demikian, apabila sisa tekanan jual dari kreditur Mt.Gox dan investor GBTC dapat diserap oleh pasar sebelum September, maka Bitcoin berpeluang terapresiasi akibat potensi meningkatnya aliran dana masuk ke aset kripto pasca mulai diturunkannya suku bunga. Apabila Bitcoin terapresiasi, dapat dikatakan mayoritas aset kripto mungkin akan ikut terapresiasi.
“Namun, aliran dana masuk baru, biasanya akan menyasar aset dengan kapitalisasi besar terlebih dahulu. Sehingga selain Bitcoin, aset kripto seperti Ethereum, Solana, BNB, XRP, atau bahkan Dogecoin dan Toncoin hingga Bitcoin Cash, dapat berpotensi menjadi incaran,” ujar Fahmi.
Selain itu, aset kripto yang menjadi pemimpin pasar di sektor potensial seperti Real World Asset (RWA), Artificial Intelligence (AI), Infrastruktur Blockchain, Liquid Staking dan Restaking, hingga Stablecoin dan Gaming juga mungkin akan mendapatkan perhatian yang meningkat dari para investor yang menginginkan eksposur lebih luas di aset kripto.
Namun investor perlu mengingat bahwa berapa basis poin suku bunga akan diturunkan nanti juga akan menjadi variabel yang signifikan yang dapat mempengaruhi potensi besaran dampaknya bagi pasar kripto. Selain itu, outlook kebijakan suku bunga selanjutnya yang akan dipaparkan pada pertemuan The Fed September nanti juga menjadi faktor yang akan sangat diperhatikan oleh para investor, terlebih apabila data perkembangan inflasi masih belum sesuai harapan The Fed. “Oleh karena itu, penting bagi investor untuk selalu mengikuti dinamika dan perkembangan yang ada serta memantau portofolionya secara berkala,” ucapnya. (*)