Kripto di Indonesia Masif, OJK Ungkap Berbagai Faktornya
Per Juni 2024, jumlah total investor aset kripto berada dalam tren meningkat dengan total 20,24 juta investor (bulan Mei: 19,75 juta). Pada periode yang sama, nilai transaksi aset kripto mengalami perlambatan dari Rp49,8 triliun pada akhir Mei 2024 menjadi Rp40,85 triliun di bulan Juni 2024. Namun demikian, secara akumulatif nilai transaksi aset kripto pada semester I-2024 mencapai Rp 301,75 triliun atau tumbuh 354,17 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
OJK mencatat, mengutip data 2023 Global Crypto Caption Index, berdasarkan tingkat adaptasi, investor aset kripto Indonesia berada di peringkat ketujuh sebagai negara dengan jumlah investor aset kripto terbesar. Selain itu dalam perspektif global, Indonesia juga tercatat sebagai negara terbesar kelima yang menunjukkan minat besar terkait dengan aktivitas perdagangan di aset kripto.
Terkait adopsi untuk aset kripto di beberapa negara termasuk di Indonesia, Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi mengungkapkan kelompok investor yang memiliki portofolio aset kripto sebetulnya termasuk dalam kategori investor awal atau early adopters investors. Karena itu, OJK melihat tidak sepenuhnya terjadi pergeseran investor dari pasar saham ke pasar kripto.
“Dalam hal ini karena untuk setiap pasar atau instrumen baik untuk transaksi maupun investasi, sebetulnya memiliki karakteristiknya sendiri-sendiri, yang tentu akan dipilih oleh investor sesuai dengan tipe investornya yang juga masing-masing memiliki profil risiko yang berbeda-beda. Di sisi lain, kami ke depan melihat (kehadiran kripto) sebagai peluang yang terbuka untuk melengkapi serta meningkatkan budaya berinvestasi di Indonesia dengan memanfaatkan berbagai alternatif dan sarana investasi yang semakin banyak tersedia di sistem keuangan kita,” ujar Hasan, Senin (5/8/2024).
Beberapa faktor yang menjadi penyebab mengapa pasar crypto di Indonesia menarik minat para investor, khususnya investor individu di antaranya faktor aksesibilitas di mana para investor dapat dengan mudah melakukan transaksi jual dan beli aset kripto melalui penyedia platform elektronik perdagangan aset kripto yang telah memiliki izin dari regulator. Perlu diketahui transaksi aset kripto dapat dilakukan 7/24 jam, ini berbeda dengan saham yang memiliki periode pembukaan dan penutupan.
Faktor kedua adalah inovasi, kemunculan aset kripto dilakukan dalam ekosistem teknologi baru Blok Chain dengan sifatnya yang terdesentralisasi juga dipercaya oleh para investor akan merubah lansekap sektor keuangan Indonesia ke depannya. Lalu faktor potensi profit, meskipun aset kripto merupakan aset yang sangat volatile dari sisi pergerakan harga, namun beberapa segmen investor berminat karena memandang terdapat kemungkinan untuk mendapatkan profit yang lebih besar dalam jangka waktu yang lebih pendek.
“Terakhir mungkin faktor money access atau upaya diversifikasi, di mana adanya kondisi kelebihan dana dari investor yang kemudian ditempatkan dalam instrumen aset kripto dalam rangka diversifikasi aset portofolionya. Tantangan ke depan yang besar adalah bagaimana agar kita dapat terus menghadirkan pengembangan dan penguatan produk dan layanan untuk kegiatan terkait aset kripto ini, dengan tetap mengedepankan aspek kepatuhan untuk perilaku pasar, tata kelola, mekanisme transaksi yang teratur dan juga mitigasi risiko yang harus dilakukan dengan baik dalam keseluruhan ekosistem aset kripto,” ucap Hasan.
Senada dengan OJK, platform jual beli aset kripto juga optimis kripto di Indonesia semakin bertumbuh. Robby selaku Chief Compliance Officer (CCO) Reku sekaligus Ketua Umum ASPAKRINDO-ABI mengatakan selain didorong oleh potensi pasar yang masih positif dan regulasi yang lengkap, juga didukung oleh aktifnya para stakeholders kripto dan blockchain dalam mengadakan edukasi dan literasi.
“Seperti misalnya, Reku aktif melakukan program online bertajuk Ask Me Anything (AMA) bersama representatif aset kripto dan projects seperti MANTA, NEAR Protocol, ForU AI, dan lainnya untuk para pemula dan peminat investasi. Sehingga, calon investor pun juga mendapatkan wawasan serta pemahaman dari perwakilan langsung dari aset kripto atau projects terkait sehingga calon investor dapat berinvestasi dengan lebih bijak,” katanya.
Transaksi kripto di Reku turut meningkat. Seperti pada kuartal pertama tahun 2024 lalu, yang merupakan terbaik bagi Reku dalam dua setengah tahun terakhir, baik dari segi volume perdagangan maupun hasil finansial. Di mana Reku bukan hanya membukukan volume positif, namun juga sangat menguntungkan. Kemudian, minat pengguna terhadap fitur Staking juga terus melonjak hingga 3x lipat dari rata-rata volume transaksi bulanan. Kami optimis performa ini akan terus membaik ke depannya.
Selain program literasi, Reku juga untuk mendorong diversifikasi masyarakat di aset kripto termasuk dengan menambah daftar aset kripto setiap minggunya. Tentunya dalam menambah daftar aset kripto baru, Reku memprioritaskan faktor keamanan dan sesuai dengan regulasi Perba 11 tahun 2022 tentang Penetapan Aset Kripto dan memiliki hasil penilaian dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang ditetapkan oleh Bappebti. “Dengan begitu, pengguna pun memiliki pilihan yang lebih luas untuk mengoptimalkan investasi kriptonya dengan aman dan nyaman,” ujar Robby. (*)