Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae melaporkan pertumbuhan penyaluran kredit 12,36% yoy hingga Juni 2024 menjadi Rp7.478,4 triliun. "Kredit Investasi tumbuh tertinggi yaitu sebesar 15,09% yoy," ungkapnya.

Kredit Modal Kerja tumbuh menjadi Rp3.389,53 triliun. Dia mengatakan bahwa bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit yaitu tumbuh sebesar 14,95% yoy. Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami pertumbuhan positif. Pada Juni 2024, DPK tercatat tumbuh sebesar 0,27% mtm atau meningkat sebesar 8,45% yoy (Mei 2024: 8,63% yoy) menjadi Rp8.722,03 triliun, dengan giro menjadi kontributor pertumbuhan terbesar yaitu 13,48% yoy.

Sementara itu, Likuiditas industri perbankan pada Juni 2024 memadai dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing sebesar 112,33% (Mei 2024: 114,58%) dan 25,37% (Mei 2024: 25,78%), atau jauh di atas threshold masing-masing sebesar 50% dan 10%.

Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL gross perbankan yang menurun menjadi sebesar 2,26% (Mei 2024: 2,34%) dan NPL net sebesar 0,78% (Mei 2024: 0,79%). Loan at Risk (LaR) juga menunjukkan tren penurunan menjadi sebesar 10,51% (Mei 2024: 10,75%). Rasio LaR tersebut juga sudah semakin mendekati level sebelum pandemi yaitu sebesar 9,93% pada Desember 2019).

Adapun NPL gross UMKM pada bulan Juni 2024 tercatat menurun menjadi 4,04 persen (Mei 2024: 4,27%). Sejalan dengan penurunan LaR total kredit , LaR kredit UMKM juga mengalami penurunan yaitu menjadi sebesar 13,50% (Mei 2024: 13,83%) dari tahun sebelumnya sebesar 16,84%. Rasio LaR UMKM saat ini juga semakin mendekati level sebelum pandemi (Des 2019: 12,74%). Secara umum, rerata tertimbang suku bunga DPK dalam tren meningkat sejalan dengan naiknya suku bunga acuan selama setahun terakhir.

Di sisi lain, pergerakan rerata suku bunga kredit cenderung flat, dengan suku bunga Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Konsumtif (KK) menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan prioritas bank untuk tetap menjaga kualitas kredit nya meskipun NIM menjadi turun . NIM menurun secara yoy dari sebesar 4,8% pada Juni 2023 menjadi sebesar 4,57% pada Juni 2024 (Mei 2024: 4, 56%). Meskipun demikian, tingkat profitabilitas bank (ROA) masih tetap tinggi sebesar 2, 66% (Mei 2024: 2, 56%), yang menunjukkan kinerja industri perbankan tetap resilien dan stabil.

Dia menjelaskan bahwa ketahanan perbankan juga ditopang oleh permodalan (CAR) yang masih di level yang tinggi yaitu sebesar 26,18% (Mei 2024: 26,17%) dan menjadi bantalan mitigasi risiko yang solid di tengah kondisi ketidakpastian global. Untuk produk buy now pay later di perbankan, per Juni 2024 baki debet tumbuh stabil 47,42% yoy (Mei 2024: 46,77%) menjadi Rp17,72 triliun, dengan total jumlah rekening 17,48 juta (Mei 2024: 17,26 juta). Risiko kredit untuk pay later di perbankan turun ke level 2,50% (Mei 2024: 2,61%). (*)