Bank Indonesia Memproyeksikan Perekonomian Bali Tumbuh di Kuartal III/2024
Perekonomian Bali pada kuartal II/2024 tumbuh sebesar 5,36% jika dibandingkan periode yang sama di 2024. Secara kuartalan, raihan ini melambat jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 5,98%. Meski melambat, pertumbuhan ekonomi Bali pada kuartal kedua tahun ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang tumbuh sebesar 5,05% dan menempati peringkat ke-7 dari 34 Provinsi di Indonesia.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, mengatakan perekonomian Bali pada kuartal kedua tahun ini tetap terjaga karena didorong oleh kinerja lapangan usaha pertanian seiring dengan masuknya periode musim panen dan berakhirnya cuaca El Nino ekstrem di Bali. Perekonomian Bali juga ditopang oleh pertumbuhan positif di sektor pariwisata (perdagangan, akomodasi, makan, minum dan rransportasi) seiring dengan periode high season wisatawan yang disertai cuti bersama HBKN, serta peningkatan tingkat penghunian kamar (TPK) hotel bintang.
Sektor usaha yang menunjukkan pertumbuhan impresif yakni jasa keuangan dan asuransi serta pengadaan Listrik dan gas yang masing-masing tercatat tumbuh sebesar 19,38% dan 11,34%. "Peningkatan kinerja pertumbuhan jasa keuangan dan asuransi sejalan dengan pertumbuhan positif pada seluruh aktivitas keuangan oleh perbankan, asuransi dan dana pensiun, maupun jasa penunjang lainnya. Hal ini utamanya terjadi pada perbankan seiring dengan peningkatan jumlah kredit yang disalurkan pada kuartal kedua 2024," ujar Erwin pada siaran pers yang dikutip swa..co.id di Denpasar, Bali, Rabu (7/8/2024).
Kemudian, pertumbuhan positif kinerja pengadaan listrik dan gas didorong oleh pertumbuhan positif penjualan listrik dan peningkatan aktivitas produksi es seiring dengan kebutuhan aktivitas penyediaan akomodasi, makan, minum dan pengawetan ikan.
Dari sisi pengeluaran, perlambatan ekonomi di Bali itu diakibatkan melandainya pertumbuhan pada mayoritas komponen pengeluaran. Konsumsi pemerintah melambat akibat normalisasi belanja pemerintah pasca penyelenggaraan Pemilu 2024 pada periode sebelumnya. Sementara itu, konsumsi rumah tangga mengalami perlambatan meski tetap kuat seiring dengan terjaganya konsumsi masyarakat pada periode Idul Fitri pasca pencairan THR dan gaji ke-13.
Perlambatan disebabkan pula oleh meningkatnya pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB) yang berasal dari investasi non-bangunan seiring dengan tingginya impor barang khususnya pada komoditas mesin, perlengkapan, serta kendaraan.
BI mengestimasikan perekonomian Bali tetap tumbuh tinggi pada kuartal III/2024 seiring dengan menguatnya kinerja sektor usaha yang terkait pariwisata dengan mulai masuknya periode peak season, serta penyelenggaraan event internasional seperti Bali International Air Show dan Maybank Marathon. Kinerja investasi juga diprakirakan menguat seiring dengan berlanjutnya proyek-proyek strategis pasca penyelenggaraan pemilu. (*)