Global Sukses Digital (DOSS), Peritel Kamera dan Video Listing di BEI
PT Global Sukses Digital Tbk (DOSS) pada hari ini mencatatkan saham perdana atau IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI). Langkah ini merupakan tonggak sejarah penting dalam perjalanan perusahaan, menandai awal baru dalam pengembangan bisnis dan upaya memperluas jangkauan di pasar nasional.
CEO & Founder Global Sukses Digital, Tahir Matulatan, menyampaikan DOSS pasca listing di BEI berencana mengembangkan ekosistem fotografi dan videografi di Indonesia. "Langkah ini tidak hanya akan memperkuat posisi kami di industri, tetapi juga memberikan peluang untuk berinovasi dan melayani pelanggan dengan lebih baik," ujar Tahir di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (7/8/2024).
DOSS, perusahaan ritel fotografi dan videografi di Indonesia, telah melayani lebih dari 80,000 pelanggan business to consumer (B2C), 900 lebih pelanggan segmen business to business (B2B) serta 50 pelanggan bidang pemerintahan. DOSS memiliki visi untuk menjadi pemimpin pasar ekosistem 360 dalam industri ritel kamera di Indonesia. Misi perusahaan adalah untuk menyediakan produk kamera dan layanan berkualitas tinggi yang memenuhi kebutuhan pelanggan di berbagai segmen, mulai dari pehobi fotografi, videografer profesional, konten kreator, pelajar, hingga keluarga dan gamer.
Rencananya, manajemen DOSS menggunakan dana IPO sebesar 27,4%-nya untuk belanja modal seperti sewa gerai dan pengembangan gerai baru, biaya ekspansi gerai lama di Ratu Plaza Mall termasuk biaya sewa seluas 3,000 m2. Sisanya, sekitar 72,6% untuk modal kerja kegiatan usaha utama perseroan dan operasional serta beban usaha 2024 dan 2025 di Ratu Plaza Mall, gerai baru di Banjarmasin, Semarang, Kendari dan Medan
DOSS melepas sebanyak-banyaknya 450 juta lembar atau 26,09% dari modal ditempatkan dan disetor penuh pada nominal Rp40 per lembar. Harga perdana saham DOSS ditetapkan Rp135 per unit. Selain itu DOSS juga akan mengembangkan teknologi teknologi RFID (Radio Frequency Identification) ke dalam sistem gudang dan Point of Sale (POS) dii jaringan ritelnya.
Penggunaan teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional, keakuratan inventaris, dan kepuasan pelanggan secara signifikan. RFID memungkinkan pelacakan barang yang lebih akurat dan real-time, sehingga dapat mengurangi risiko kehilangan barang dan meningkatkan kecepatan dalam proses checkout di toko. Integrasi RFID ini akan membantu DOSS menjadi lebih kompetitif dan profitabel di industri ritel kamera.
Selain itu, DOSS juga akan mengembangkan aplikasi Artisan Finder, sebuah marketplace dinamis yang dirancang untuk menghubungkan klien dengan fotografer dan videografer berbakat. Aplikasi ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem kreatif di mana klien dapat dengan mudah menemukan dan memesan layanan dari para profesional di bidang fotografi dan videografi. Pengembangan platform ini diharapkan dapat memperluas jangkauan pasar DOSS serta menyediakan peluang bisnis baru bagi para pelaku kreatif di Indonesia.
Indonesia Indonesia, sebagai salah satu pasar terbesar dan paling dinamis di Asia Tenggara, menawarkan potensi pertumbuhan yang signifikan untuk sektor ritel. Dengan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang stabil dan demografi penduduk yang muda dan dinamis, Indonesia menjadi pasar yang menarik bagi perusahaan-perusahaan ritel kamera. Potensi pasar fotografi dan videografi di Indonesia bernilai triliunan rupiah, hal ini tercermin dari kontribusi sektor ekonomi kreatif yang mencapai US$82 juta pada tahun 2023, atau setara dengan 8% dari PDB Indonesia.
Ini juga tercemin dengan meningkatnya laba bersih DOSS pada 2023 naik 32,25% menjadi Rp23,73 miliar. Tahun sebelumnya, DOSS membukukan laba sebesar Rp 17,94 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh peningkatan laba sebelum pajak penghasilan sebesar Rp6,10 miliar atau 27,84%. Harga saham DOSS pada debut perdananya di 09.15 WIB itu terpantau naik sebesar 34,81% atau menjadi Rp182 dari harga perdana Rp135. (*)