Sajian Utama

P&G Operations Indonesia; Targetkan Capai Net Zero Emisi Gas Rumah Kaca Tahun 2040

Ervan Basuki, Utility/Facility Operation and Engineering Director P&G Operations Indonesia (Foto: Wisnu Tri Rahardjo/SWA)

Dalam menjalankan program citizenship, salah satu yang menjadi pilar P&G Operations Indonesia adalah environment sustainability. Ervan Basuki, Utility/Facility Operation and Engineering Director P&G Operations Indonesia, menjelaskan, pilar environment sustainability merupakan komitmen P&G untuk memberikan dampak positif pada lingkungan, yang menyertai business delivery.

Misalnya, ada program penghematan energi dan program gas reduction yang juga memberikan value creation bagi P&G. Perusahaan ini telah berhasil melakukan penghematan energi senilai US$ 200 ribu untuk tahun 2023/2024, dan peningkatan efisiensi penggunaan air sebesar 8%. Pencapaian tersebut, menurut Ervan, telah diakui baik oleh pihak internal P&G maupun eksternal.

Environmental sustainability, Ervan menjelaskan, memiliki strategi kunci yang dibagi menjadi empat pilar utama, yakni climate, waste, water, dan nature. Dari sisi iklim (climate), net zero emisi gas rumah kaca (green house gas emissions) seluruh oprasional dan rantai pasok P&G ditagetkan tahun 2040, carbon neutral dalam operasinya pada 2030, dan pembelian/penggunaan listrik berbasis energi terbarukan (renewable electricity) 100% di tahun 2030 juga. Sementara, untuk transportasi, ditargetkan terjadi pengurangan sebesar 50% melalui peningkatan efisiensi dalam transportasi.

Terkait pilar waste (sampah), Ervan menerangkan, dari sisi manufacturing P&G akan menjaga zero waste ke tempat pembuang sampah (landfill), yang sudah diimplementasikan di pabriknya di Karawang, Jawa Barat. Lalu, memastikan penggunaan 100% kemasan yang recycle atau reusable pada 2030, dan mengurangi 50% penggunaan kemasan dari virgin petroleum plastic di tahun 2030 (dibandingkan dengan tahun 2027).

Selanjutnya, pada pilar water, P&G menargetkan penggunaan air dalam operasinya sebesar 40%. Lalu, di corporate level dilakukan restore air pada water stressed area seperti di China, India, dan beberapa negara lainnya, serta melakukan partnership untuk merespons water challenges secara global.

Sementara di pilar nature, P&G dan rekanan bisnisnya menggelar program penghijauan, land recovery, dan sebagainya. Pelaksanaan program ini melibatkan karyawan P&G, komunitas, dan stakeholders lainnya.

Ervan lalu menerangkan end-to-end effort (total supply chain) P&G, mulai dari pemasok hingga konsumen (consumer). Usaha di sisi supplier, dilakukan redesign kemasan. Berdasarkan verifikasi Kementerian Lingkungan Hidup, perusahaan consumer goods ini berhasil mereduksi plastik sebesar 25% dan pengurangan penggunaan kertas sebesar 40%, yang kemudian menggunakan material yang lebih eco-friendly.

“Yang sekarang under development adalah eco packaging project. Ini adalah corporate pilot project yang tujuan akhirnya ialah mengonversi teknologi packaging dari plastik ke nonplastik. Hanya saja, rollout proyek ini dilakukan secara bertahap karena investasinya yang sangat besar. Sebab, mesin yang ada tidak akan mampu untuk meng-handle packaging yang berbeda,” katanya.

Dari sisi warehouse, salah satu inisiatif yang dilakukan ialah menginstal auto stretch wrapper sehingga tensi plastiknya lebih tinggi dan bisa mereduksi penggunaan plastik sekitar 10% karena menjadi ramping. Di bidang manufaktur, di area inti pabrik P&G di Karawang diarahkan menuju clean manufacturing, dengan mengurangi emisi gas rumah kaca, mengurangi energi, meningkatkan penggunaan renewable electricity, mengurangi penggunaan plastik dan kertas dalam proses manufacturing, dll.

Untuk distribusi, P&G melakukan co-located distributor, yang sebelumnya tersebar kemudian tersentralisasi menjadi satu dengan pabrik. Ini untuk mengurangi penggunaan transportasi truk dan mengeksplorasi transportation mode atau memaksimalkan muatan untuk mengurangi penggunaan truk.

Dari sisi consumer, pengelolaan sampah plastik dari produk yang sudah dipakai konsumen dilakukan dengan menggandeng Octopus, yang menyediakan aplikasi untuk memberitahukan kepada pemungut sampah hingga fasilitas pengolahan sampah.

Ervan menegaskan, P&G berkomitmen menghadirkan responsible consumption. Artinya, ketika men-delivery produk, perusahaan ini berupaya meminimalisasi dampak lingkungannya. Secara global, perusahaan ini juga sudah mencanangkan ambisinya untuk mencapai net zero emission pada 2040.

Untuk menuju net zero emission tersebut, perusahaan yang di Indonesia dikenal dengan produk toiletries merek Rejoice, Pantene, Head&Shoulder, dan Downy ini sudah membuat roadmap. Dan, target-target yang dicanangkan pada 2021, menurut Ervan, sudah tercapai semua. Target tersebut, antara lain, emisi dalam operasi berkurang 52%, penggunaan recycle plastic resin naik dua kali lipat, penggunaan 200 ribu ton lebih plastik berhasil dicegah, dan penggunaan bubur kayu (untuk memproduksi paper) dan palm ingredients yang sudah 100% tersertifikasi pada brand-brand P&G.

Dan sekarang, lanjut Ervan, P&G sedang berada pada fase untuk mencapai target di tahun 2030, yang merupakan fase acceleration journey menuju zero net emission. Pada fase ini, beberapa target dicanangkan perusahaan asal Amerika Serikat ini. Yaitu, pengurangan emisi rantai pasok per unit produksi sebesar 40%, pengurangan 50% penggunaan virgin petroleum plastic, pengurangan emisi kargo produk akhir juga sebesar 50%, serta pengurangan emisi karbon pada operasi dan mem-balance emisi yang tersisa melalui natural climate solutions.

Selain itu, pembelian renewable electricity di lokasi P&G ditargetkan mencapai 100%, dan sekarang rata-rata sudah 97%. “Bahkan, di P&G Karawang sudah 100%,” ungkap Ervan. Dan, next journey P&G berikutnya ialah net zero emisi gas rumah kaca di tahun 2040. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved