Erha Clinic; Implementasikan ESG dan Wujudkan Zero Cosmetic Waste
Di Indonesia, ada banyak pelaku bisnis klinik kecantikan, mulai dari pemain kecil hingga korporasi besar. Namun, hanya sedikit yang peduli terhadap implementasi ESG (Environmental, Social, and Governance).
Konsep ESG mengedepankan kegiatan pembangunan, investasi, ataupun bisnis yang berkelanjutan sesuai dengan tiga kriteria, yaitu lingkungan, sosial, dan tata kelola. Pada intinya, ESG hadir untuk mendukung perusahaan agar tetap menyeimbangkan bisnis yang sehat untuk jangka panjang. Hal itu disadari Erha Clinic, salah satu strategic business unit Arya Noble Group.
Arya Noble Group punya dua anak perusahaan, yakni Erha Clinic Group dan Genero Group. Erha merupakan salah satu klinik dengan layanan terkait kecantikan kulit dan rambut. Kiprah bisnisnya diawali tahun 1999, dan hingga saat ini sudah mengembangkan lebih dari 120 klinik, mulai dari Aceh sampai Maluku. Jenis klinik Erha dibagi menjadi tiga: Erha Ultimate, Riserva, dan DermiesMax.
“Kami berkomitmen untuk berkontribusi terhadap kehidupan orang atau customer, yaitu membantu menyehatkan kulit masyarakat di Indonesia. Jadi, bukan hanya glowing, tapi juga mewujudkan kulit sehat. Tujuan kami dari sisi internal ingin menjadi orang/perusahaan yang mempunyai tujuan mulia dengan membantu orang lain, seperti nama holding group, yaitu Arya Noble, yang berarti orang bijak dengan tujuan mulia,” ungkap Andreas Bayu Aji, Corporate Affairs Director Erha Clinic. Ia menambahkan, Erha juga memiliki kultur 10 Area Waste yang diimplementasikan untuk karyawan dan fokusnya ialah bagaimana mengembangkan self development dan customer.
Struktur perusahaan Arya Noble Group salah satunya untuk menjalankan fungsi ESG di grup, termasuk Erha, yang terdiri dari Corporate Structure, Corporate Affairs Engagement, and Sustainability Directorate di tahun 2024. Ada tiga divisi yang membawahi, yakni Corporate Legal & Usual Relations, Corporate Security & Safety, serta Corporate Social Responsibility Engagement & Culture Development yang sekarang sudah mulai diubah ke Sustainability. Dalam menjalankan program ESG, Erha memiliki ESG Framework yang terdiri dari tiga pilar: Environment Innovation, Social Innovation, dan Governance Innovation.
Di bidang lingkungan (Environment Innovation), Erha memiliki dua program. Pertama, Start to Change. Ini merupakan program pengembalian botol/kemasan kosong produk Erha ke jaringan klinik Grup Erha. Awalnya, Erha hanya mempunyai 41 klinik untuk pengembalian botol kosong. Namun, per Desember 2023 sudah berkembang ke seluruh jaringan kliniknya, sebanyak 120 klinik, yang lokasinya tersebar di Bali, Yogyakarta, Bandung, dan Surabaya.
Latar belakang program Start to Change, menurut Andreas, yaitu munculnya kesadaran Erha bahwa sebagai perusahaan klinik kecantikan, pihaknya menjadi salah satu kontributor sampah plastik di Indonesia. Tiap tahun Erha bisa memproduksi 20 juta produk kemasan/botol kosmetik.
“Kalau misalnya Erha saja produksi 20 juta botol kosong, bagaimana dengan para kompetitor atau perusahaan kosmetik yang lain, mungkin lebih dari itu. Makanya, Erha bertanggung jawab dengan mengajak seluruh customer untuk kembali mengembalikan kemasan/botol kosong ke jaringan klinik Erha untuk dikelola lagi,” papar Andreas.
Menariknya, agar pelanggan antusias berpartisipasi dalam program ini, Erha memberikan reward. Untuk satu kemasan kosong dihargai sekitar Rp 10 ribu. Jika konsumen mengembalikan 10 kemasan, misalnya, akan dihargai Rp 100 ribu dalam bentuk voucer. Apabila voucer sudah terkumpul hingga Rp 600 ribu, dapat digunakan untuk perawatan kecantikan gratis.
Kedua, program inovasi Cosmetic Reverse Vending Machine, yang diluncurkan pada April 2024. Mesin daur-ulang kosmetik ini menerima seluruh botol kosong kosmetik dari merek lain, jadi bukan hanya produk Erha. “Botol atau kemasan kosong itu kami kelola dan kami pastikan tidak akan sampai ke tempat pembuangan sampah terakhir,” Andreas menegaskan.
Saat ini Erha sudah memiliki sembilan drop box di seluruh Indonesia untuk pengembalian botol kosong. Sementara itu, pengolahan sampahnya mencapai 750 kg tiap bulan di seluruh Indonesia dan ada beberapa partner yang digandeng bekerjasama. Hebatnya, dari hasil pengolahan sampah ini, Erha mampu memberikan beasiswa untuk 25 mahasiswa di Jakarta, bekerjasama dengan Nara Synergi.
Di bidang sosial (Social Innovation), Erha memiliki tiga program. Pertama, Taman Baca Jendela Dunia yang kini ada di tujuh lokasi yang tersebar di Semarang, Banyuwangi, Bekasi, dan Cikarang. Erha sudah memberdayakan dan membantu literasi lebih dari 400 anak pemulung di Bantar Gebang, Bekasi. Fokusnya memang di bidang pendidikan.
Kedua, program GEBRAK (Gerakan Berantas Katarak). Erha adalah klinik kecantikan atau dermatologi yang punya fokus pada penanganan katarak. Di program katarak, Erha memiliki tim medis tersendiri, inovasinya, serta melakukan investasi pembelian alat dan mesin/teknologi Fakoemulsifikasi agar masyarakat mendapatkan pelayanan terbaik dan operasi katarak terbaik dari para dokter tim Erha. Bahkan, Erha pernah membantu Kementerian Sosial RI untuk memberantas katarak di Indonesia.
Satu tahun Erha bisa melakukan lebih dari 1.700, bahkan 2.000, operasi mata. “Itu merupakan pencapaian yang luar biasa untuk perusahaan yang punya fokus pada kesehatan dan membantu penglihatan masyarakat,”kata Andreas.
Ketiga, program Skinability. Ini adalah program yang berfokus pada penanganan autoimun. Pasalnya, autoimun, terlebih dengan kulit psoriasis, terkait dengan bisnis Erha. Mengingat banyak pelanggannya atau masyarakat yang punya kulit psoriasis, Erha melakukan pendampingan secara psikis dan pengobatan gratis di jaringan kliniknya. Hingga sekarang, Erha telah melayani psoriasis lebih dari 150 orang dan itu tersebar di Bali, Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, dan Bandung.
Di bidang Governance Innovation, Erha memiliki satu program: Clinic Acreditation. Hal ini terkait aturan bahwa semua klinik di Indonesia harus memiliki sertifikat akreditasi.
“Inovasi yang kami lakukan agak lumayan sulit untuk mendapatkan sertifikat akreditasi ini, tapi kami mempunyai 123 klinik dan sudah 69 klinik per hari ini yang sudah melakukan akreditasi. Akreditasi ini adalah salah satu upaya Erha untuk menjaga kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggan, sekaligus ini merupakan salah satu governance innovation yang dilakukan Erha,” Andreas menjelaskan. (*)