Cetak Wirausaha Muda, LSPR Fakultas Bisnis Merampungkan The 2nd ASEAN Youth Entrepreneur Forum 2024
LSPR Centre of ASEAN Public Relations Studies memainkan perannya sebagai tuan rumah ASEAN Youth Entrepreneur Forum 2024 yang ke-2. Acara bergengsi ini diselenggarakan dan bekerja sama dengan Bersepeloeh Enterprise, yang merupakan sebuah perusahaan penyelenggara acara yang didirikan oleh para mahasiswa jurusan Business Event & Enterprise, Fakultas Bisnis. T
idak hanya sampai situ, Fakultas Bisnis pun mempertemukan sekitar 100 calon wirausahawan muda dari seluruh ASEAN di Prof. Djajusman Auditorium, yang berlokasi di Kampus LSPR Sudirman Park, Jakarta. Memperkenalkan The 2nd AYEF 2024, forum ini menjanjikan serangkaian kegiatan berwawasan yang dirancang untuk menginspirasi serta memberdayakan generasi wirausahawan berikutnya.
Para peserta menantikan untuk terlibat dalam diskusi panel yang menarik, menghadiri konferensi yang informatif, menikmati pertunjukan yang memikat, dan mengikuti Heritage City Tour yang menarik. Acara ini diadakan dengan tujuan untuk terus mendukung pertumbuhan wirausaha muda di ASEAN.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh LSPR Business Faculty, LSPR CAPRS, Center for Entrepreneurship (CFE), dan bekerjasama dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia. Selain itu, acara ini juga bertujuan untuk mengumpulkan pengusaha muda dari seluruh negara ASEAN untuk mendorong inovasi, kolaborasi, dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan terutama di wilayah ASEAN. The 2nd ASEAN Youth Entrepreneur Forum 2024 diselenggarakan pada tanggal 5-6 Agustus 2024, mulai pukul 09.00 WIB sampai dengan 17.00 WIB di Prof. Djajusman Auditorium, yang berlokasi di Kampus LSPR Sudirman Park, Jakarta.
Acara ini menghadirkan pembicara utama dan diskusi panel dengan topik-topik seperti Bisnis Pariwisata Berkelanjutan, Industri Kreatif, Digital dan AI Entrepreneur. Forum ini diselenggarakan oleh beberapa universitas ternama termasuk Universitas De La Salle, Universiti Teknologi MARA (UiTM), Universitas Kristen Indonesia, Indonesia Banking School, dan Universitas Esa Unggul sebagai Co-host.
Acara 2nd AYEF 2024 ini dihadiri oleh perwakilan dari Binus University, Universitas Indonesia, Universitas Pasundan, Tokyo International University, Triology University, dan Universitas Trisakti. Pembicara utama dalam acara ini antara lain, Duta Besar Hjayceelyn M. Quintana ( Perwakilan Tetap Filipina untuk ASEAN) dan Ir. Netty Muharni, MUPR, Asisten Deputi Kerjasama Ekonomi Regional dan Sub Regional.
Kemudian, Adhyanti Sardanarini Wirajuda, Direktur Kerjasama Ekonomi ASEAN di Kementerian Luar Negeri, Muhammad Iqbal Darmawan, M.Ikom, sebagai ASEAN Youth Ambassador for Indonesia, Paul Notorio, PhD, Dean, College of Tourism and Hospitality Management, De La Salle University, Philippines, Prof. Dr. Salmiah Kasolang Assistant Vice Chancellor (Entrepreneurship) di UiTM Malaysia.
Yuliana Riana Prasetyawati, M.M, Dekan Fakultas Bisnis LSPR), mengapresiasi partisipasi para peserta 2nd ASEAN Youth Entrepreneur Forum 2024 dan menyatakan kehormatannya untuk menjadi tuan rumah acara penting yang mendorong kolaborasi regional dan semangat kewirausahaan di kalangan pemuda ASEAN. "Selamat datang di ASEAN Youth Entrepreneur Forum 2024 ke-2. Kami merasa terhormat menjadi tuan rumah acara penting yang mendorong kolaborasi regional dan semangat kewirausahaan di kalangan pemuda ASEAN," ujar Yuliana pada siaran pers yang ditulis swa.co.id di Jakarta, Jumat (9/8/2024).
Pada kesempatan ini, Taufan Teguh Akbari, PhD, Wakil Rektor V LSPR, mengungkapkan kebanggaannya menjadi tuan rumah AYEF 2024 dan menyoroti pentingnya forum ini sebagai platform untuk memicu inovasi dan kolaborasi di antara para pemuda ASEAN. "Kami merasa terhormat untuk menerima tamu-tamu yang menginspirasi di AYEF 2024. Forum yang luar biasa ini merupakan platform yang memicu inovasi bagi generasi muda di seluruh ASEAN. AYEF merupakan ajang untuk berbagi ide, kolaborasi, dan membangun ekosistem kewirausahaan. Ingatlah, Anda adalah pencetusnya dan masa depan ASEAN," tutur Taufan.
Duta Besar Hjayceelyn M. Quintana (Perwakilan Tetap Filipina untuk ASEAN) menyoroti demografi dan proyeksi pertumbuhan ekonomi ASEAN yang menguntungkan dan pentingnya fokus pada era digital dan ekonomi hijau. "ASEAN memiliki demografi yang sangat menguntungkan, dengan lebih dari 400 juta penduduk berusia di bawah 35 tahun.
Pada 2030, separuh dari populasi ASEAN akan menjadi kelas menengah, dan pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara diperkirakan akan meningkat dua kali lipat dari US$1,1 triliun menjadi US$2 triliun. Dengan meluasnya penggunaan blockchain, IoT, AI, dan banyak lagi, kami akan fokus untuk bertransformasi ke era digital. Fokusnya adalah pada pembelajaran aktif dan ekonomi hijau, dengan penekanan pada energi hijau, pertanian cerdas, perubahan iklim, dan mitigasi," tuturnya.
Netty berbicara mengenai pentingnya kolaborasi untuk meraih kesuksesan dan membangun masa depan yang sejahtera bagi ASEAN. "Kolaborasi adalah kunci kesuksesan. Dengan bekerja sama, kita dapat mencapai hal-hal besar dan membangun masa depan yang sejahtera bagi ASEAN," ungkapnya.
Kemudian, Adhyanti menekankan pada ketahanan dan potensi kaum muda ASEAN, mendorong mereka untuk merangkul teknologi dan keberlanjutan. "AYEF merupakan sebuah pertemuan yang menampilkan ketahanan dan potensi tak terbatas dari pemuda regional kita.
Dia mengatakan individu-individu yang akan memimpin bangsa dan menggerakkan perekonomian adalah generasi muda yang mendorong ASEAN menuju era baru yang berkelanjutan. Industri kreatif berkembang pesat, membentuk identitas kita dan menghubungkan komunitas.
Pariwisata berkelanjutan dapat membuat perbedaan, dan lanskap bisnis digital berkembang pesat, menawarkan inovasi dan pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya. "Rangkullah teknologi untuk menciptakan bisnis yang gesit, terukur, dan inklusif. Kewirausahaan bukan hanya tentang kesuksesan, namun juga tentang menciptakan nilai bagi masyarakat dan menjadi manajer yang bertanggung jawab atas sumber daya yang kita miliki," ujar Adhyanti menjabarkan.
Perihal peran generasi muda, Iqbal menekankan pentingnya kelestarian lingkungan dan pariwisata berbasis masyarakat dalam pembangunan ASEAN. "Ketika kota berkembang, muncul tantangan yang dapat menghambat lingkungan. Sangat penting bagi kita untuk menjaga lingkungan kita. ASEAN, sebagai jantung pembangunan, percaya bahwa pariwisata berbasis komunitas adalah tempat bagi masyarakat lokal untuk maju. Secara khusus, kita harus fokus pada ekonomi sirkular untuk memotivasi keberlanjutan. Dengan berkolaborasi dengan sektor swasta dan pemerintah, kita dapat menciptakan tren positif dan lebih banyak inisiatif terkait keberlanjutan," ungkap Iqbal yang bertugas sebagai Duta Pemuda ASEAN.
Adapun, Paul Notorio menyoroti pentingnya adaptasi, konstruksi pengetahuan, dan pengaturan diri dalam kewirausahaan. Adaptasi mengacu pada kesulitan, pencelupan, dan naturalisasi dalam memainkan peran dalam kewirausahaan. Konstruksi pengetahuan dan pengaturan diri adalah kuncinya. "Penggunaan TIK dan komunikasi yang terampil mengajarkan mahasiswa bagaimana berkomunikasi dengan jelas dan beradaptasi dengan teknologi," sebutnya.
Dalam Diskusi Panel 1 yang membahas tentang Bisnis Pariwisata Berkelanjutan, John Emmanuel S. Manes dari De La Salle University Filipina menekankan dampak inovasi terhadap kepuasan pelanggan dan pendapatan di industri restoran, menggunakan PLS-SEM dan SmartPLS untuk meningkatkan praktik-praktik yang berkelanjutan.
Yochebel Liann E. Domondon dari De La Salle University itu membahas kesiapan resor-resor di Filipina untuk akreditasi GSTC dan fokus mereka terhadap keberlanjutan, yang bertujuan untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas tamu. Paul Anthony C. Notorio dari De La Salle University Filipina turut menyoroti pentingnya situs web pariwisata dan SDG yang dapat ditindaklanjuti terkait pariwisata, yang membahas isu-isu legitimasi dan keberlanjutan.
Amela Inggrid Wibowo dari LSPR Institute menekankan peran perempuan dalam mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan melalui produk lokal, dengan moto Dari perempuan untuk perempuan mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemberdayaan dengan menciptakan lapangan kerja baru.
Pada Diskusi Panel 2 yang membahas tentang Industri Kreatif, Jiva Sadira Radita Putri dari LSPR Institute memperkenalkan kemasan pelembab yang tahan lama dan seukuran saku yang ditujukan untuk Gen-Z dan penggemar kecantikan, dengan menekankan pada aroma dan kemasan yang lebih baik. Asia Radhilla Puchon dari LSPR Institute menyoroti fokus mereknya pada dampak positif, mendukung petani lokal dan menciptakan lapangan kerja. Helen dari Universitas Esa Unggul membahas faktor psikologis dan lingkungan kerja mempengaruhi kepuasan kerja dan mengurangi stres.
Saddam Rafsanjanie dari LSPR Institute mempresentasikan produk makanan inovatif dengan fokus pada pesanan online dan pemasaran digital. Mohd Azuan Bin Mohd Alias dari UiTM Malaysia menekankan pentingnya menciptakan peluang bagi para wirausahawan dan memberdayakan mahasiswa untuk mengejar usaha bisnis.
Kemudian, Diskusi Panel 3 membahas tentang Digital and AI Entrepreneur, Adelya Vasya Maharani dari Indonesia Banking School membahas manfaat dari desentralisasi keuangan untuk UKM, menyoroti peningkatan transparansi, kecepatan transaksi, dan efisiensi. Amzar Airil dari UiTM Malaysia menekankan dampak positif dari pemasaran digital dan kolaborasi dengan perusahaan digital dalam menjangkau audiens yang lebih luas.
Dr. Nik Roselina Nik Roseley dari UiTM Malaysia menekankan pentingnya digitalisasi bagi UKM, meningkatkan efisiensi dan pengalaman pelanggan melalui kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan seperti Google dan Maxis. Marshelia Gloria Narida dari Universitas Kristen Indonesia menggarisbawahi pentingnya memahami perilaku konsumen dan beradaptasi dengan tren, mencatat bahwa FOMO mendorong klien untuk mengejar tren, sehingga membutuhkan fleksibilitas dan komunikasi yang jelas bagi para pekerja lepas.
Sebagai Penutup, Mega Puspita Perwira Jaya, M.B.A., selaku Ketua Pelaksana AYEF menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh peserta yang telah menyukseskan acara 2nd ASEAN Youth Entrepreneur Forum 2024. Beliau mendorong kolaborasi dan inovasi yang berkelanjutan untuk masa depan yang lebih cerah bagi ASEAN. "Terima kasih atas partisipasi Anda semua dalam ASEAN Youth Entrepreneur Forum 2024 yang ke-2 ini. Antusiasme dan wawasan Anda telah membuat acara ini sukses. Mari terus berkolaborasi dan berinovasi untuk masa depan yang lebih cerah bagi ASEAN. Dan saya berharap dapat bertemu dengan Anda semua di ASEAN Youth Entrepreneur Forum ke-3 tahun 2025," imbuhnya.
Pada 6 Agustus, sebagai bagian dari kegiatan AYEF 2024 ke-2, Wanderlust Organizer mengadakan Heritage City Tour. Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari UiTM Malaysia, De La Salle University, Universitas Esa Unggul, Universitas Kristen Indonesia, dan LSPR. Heritage City Tour dimulai dengan kunjungan ke Sekretariat ASEAN, di mana para peserta berkesempatan untuk belajar tentang peran penting yang dimainkan oleh organisasi ini dalam kerja sama dan pembangunan regional.
Kunjungan ini menjadi awal yang informatif untuk memulai hari itu, dan menjadi pembuka untuk kegiatan pendalaman budaya yang akan dilakukan selanjutnya. Setelah kunjungan ke Sekretariat ASEAN, rombongan menuju ke Cafe Batavia untuk makan siang yang menyenangkan. Terletak di jantung kota tua Jakarta, Cafe Batavia merupakan tempat bersejarah yang masih mempertahankan pesona era kolonialnya. Para peserta tidak hanya menikmati hidangan yang lezat tetapi juga menyerap kekayaan sejarah dan suasana kafe yang dianggap sebagai situs warisan budaya di Jakarta.
Setelah makan siang, tur dilanjutkan dengan kunjungan ke Museum Fatahillah, yang merupakan salah satu warisan budaya Jakarta. Kunjungan ke museum ini bersifat edukatif dan menarik, memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang sejarah kota Jakarta melalui koleksi artefak dan pemerannya yang luas. Salah satu yang menarik dari tur ini adalah kelas puisi yang menyenangkan dan interaktif yang diadakan di museum. Sesi ini memungkinkan para peserta untuk mengekspresikan kreativitas mereka dan mengapresiasi seni puisi, menambahkan elemen unik dan berkesan pada kegiatan hari itu.
Heritage City Tour diakhiri dengan pertunjukan wayang tradisional yang memukau, memberikan gambaran sekilas tentang warisan seni Indonesia yang kaya. Setelah pertunjukan, para peserta berkesempatan untuk menjelajahi kawasan Kota Tua yang semarak, di mana mereka dapat berjalan-jalan di jalan-jalan bersejarah, menikmati suasana lokal, dan membeli cinderamata khas Jakarta untuk mengenang kunjungan mereka.
Secara keseluruhan, Heritage City Tour merupakan pengalaman yang lengkap dan memperkaya, menggabungkan kunjungan edukasi, kegiatan budaya, dan penjelajahan santai, sehingga para peserta memiliki kenangan yang tak terlupakan akan warisan dan sejarah Jakarta. (*)