Personal Finance

Grab Indonesia Guyur Rp1 Miliar Atlet Peraih Medali Olimpiade Paris

Veddriq Leonardo, atlet panjat tebing, menggondol medali emas di Olimpiade Paris 2024. (Foto : Kemenpora).

Grab Indonesia memberikan uang tunai total Rp 1 miliar kepada peraih medali emas Veddriq Leonardo cabang olahraga panjat tebing, Rizki Juniansyah cabang angkat besi kelas 73 kg, serta medali perunggu yang diraih Gregoria Mariska Tunjung dari cabang bulu tangkis Olimpiade Paris 2024. Neneng Goenadi, Country Managing Director Grab Indonesia, mengapresiasi sebesar-besarnya kepada ketiga peraih medali dan dan seluruh atlet Indonesia, pelatih, tim yang telah berjuang di Olimpiade Paris 2024.

Perjuangan seluruh atlet Indonesia itu memotivasi masyarakat. "Dengan kerendahan hati, Grab akan memberikan apresiasi senilai total Rp1 miliar (termasuk pajak) kepada Veddriq Leonardo, Rizki Juniansyah, Gregoria Mariska Tunjung, serta atlet lain peraih medali Olimpiade Paris 2024. Apresiasi ini akan diberikan dalam bentuk uang tunai berupa deposito Superbank, juga GrabFood dan GrabCar gratis selama setahun," ujar Neneng dalam keterangannya yang dikutip swa.co.id Minggu (11/8/2024).

Ketiga atlet itu telah mencetak sejarah baru dengan pencapaian tertinggi dalam 32 tahun Olimpiade. Prestasi ini sekaligus menjadi hadiah istimewa bagi Hari Kemerdekaan Republik Indonesia."Perolehan medali di penghujung ajang olahraga paling bergengsi di dunia ini membuat bangsa Indonesia bersorak, bangga, dan bersyukur. Hal yang sama juga dirasakan oleh keluarga besar Grab Indonesia, OVO, Superbank," tutur Neneng.

Grab Indonesia mengapresisi perjuangan seluruh atlet Indonesia, pelatih, tim yang telah berjuang di Olimpiade Paris 2024."Perjuangan seluruh atlet Indonesia tidak hanya membuat kita bangga, tetapi juga memotivasi kita semua akan pentingnya menanamkan rasa Percaya pada Indonesia. Sekali lagi, selamat! Kami tidak sabar. menantikan kepulangan kontingen Indonesia ke Tanah Air," imbuh Neneng.

Rizki Juniansyah, atlet angka besi, meraih medali emas di Olimpiade Paris 2024. (Foto : Kemenpora).

Sebelumnya, Yenny Wahid, Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), menyampaikan sinyal agar para atlet peraih medali di Olimpiade Paris 2024 itu memperoleh bonus . "Ucapan selamat kepada para atlet, saya berharap akan ada ucapan lainnya saat tiba di Jakarta," ujar Yenny saat jumpa pers virtual di Paris, Perancis, Jumat (9/8/2024) malam. Bisa jadi, para atlet akan menerima bonus dari pemerintah pada rentang Rp1-5 miliar dan para pemerintah dan sponsor.

Bonus dari Grab Indonesia bakal menambah saldo rekening tabungan para atlet peraih medali di Olimpiade Paris 2024 itu. Dana segar ini sebaiknya dialokasikan ke beberapa instrumen investasi atau asuransi untuk menjaga tingkat kesejahteraan para atlet di masa kini dan mendatang.

Pada kesempatan terpisah, Mohamad Andoko, perencana keuangan dan Founder Oneshildht, mengatakan bonus dari pemerintah, sponsor maupun pemerintah daerah sebaiknya dialokasikan untuk berinvestasi. “Pendapatan atlet yang masih aktif minimal mengalokasikan dana 20% dari pendapatannya untuk berinvestasi untuk menyiapkan dana di masa depan," ujar Andoko kepada swa.co.id melalui sambungan telepon di Jakarta, Jumat (9/8/2024).

Alokasi Pendapatan

Dia mengingatkan para atlet tidak terjebak wealth paradox. Semakin tinggi pendapatannya, semakin besar pengeluarannya, semakin lama dia akan mencapai kelebihan finansial. Seorang atlet yang terkenal berkat prestasinya hingga ke kancah internasional, maka semakin punya kesempatan untuk diakses oleh sponsor, sehingga pendapatan mereka itu berpotensi bertambah banyak dari berbagai sumber penghasilan tersebut.

Gregoria Mariska Tunjung meraih medali perunggu di Olimpiade Paris 2024. (Foto : Kemenpora).

Tetapi, kata Andoko, sang atlet jangan terjerat gaya hidup mewah. Ia mengimbau 30% dari pendapatan atlet itu dibelikan aset produktif, seperti properti dan lainnya. "Sisanya, yang 40 % digunakan untuk konsumsi dan 10% untuk membeli asuransi kesehatan untuk berjaga-jaga kala usia senja. Walupun pasti mereka sudah mendapatkan BPJS Kesehatan dari pemerintah,” imbuh Andoko.

So, Andoko menyimpulkan skema 40:30:20:10 dari penjabarannya tersebut agar kesejahteraan atlet tetap terjaga apik dengan menerapkan perencanaan keuangan. Untuk optimalkan investasi, idealnya dana bonus tersebut ditempatkan di aset berisiko tinggi, saham atau reksa dana atau aset berisiko rendah seperti emas, properti dan lainnya. “Jika seorang atlet tidak memilik pengetahuan tentang financial planning seringkali mereka pasti akan melakukan investasi di real aset. Misalnya properti dan logam mulia atau mungkin mereka membukan bisnis kecil-kecilan. Tapi akan lebih baik, Sebagian dari uang mereka yang digunakan atau diterima digunakan juga untuk mengambil kelas-kelas yang membahas financial planning. Atau bisa juga digunakan untuk meningkatkan pendidikan mereka. Jadi pada saat mereka pensiun, para atlet bisa bekerja dengan ijazah yang dimilikinya,” Andoko menjelaskan.

Andoko mengingatkan risiko atlet itu mengalami cedera yang berdampak terhadap karier si atlet. Untuk memitigasi risiko, sang atlet sebaiknya memiliki aset yang dananya bersumber dari bonus.

Dana ini dibelikan properti, logam mulia atau produk investasi lainnya dengan tingkat risiko yang disesuaikan dengan tujuan berinvestasi si atlet. "Sebaliknya, jika mereka punya pengetahuan bagus tentang investasi mereka bisa melakukan 2 hal berinvestasi di properti, logam mulia dan obligasi atau reksa dana,” imbuh Andoko.

Ada baiknya para atlet untuk mulai belajar financial planning, terutama yang memberikan regular income seperti Obligasi Ritel Indonesia dan deposito. Yang tak kalah penting, para atlet berdisiplin mengelola uang. Mereka diberikan opsi untuk menggunakan bonus itu ditabung, membeli produk investasi yang tingkat risikonya cukup tinggi seperti reksa dana saham, reksa dana campuran atau saham. "Dengan catatan, mereka harus membekali diri belajar tentang financial asset. Kalau mereka mau return yang tinggi, otomatis ada risiko yang cukup tinggi,” ujarnya.

Pendek cerita, Andoko mendorong para atlet untuk mengelola keuangannya dengan baik serta menyisihkan bonus atau penghasilan lainnya untuk ditabung dan berinvestasi. "Agar si atlet tetap sejahtera di masa pensiun," sebutnya. Semoga. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved