Survei Kaspersky: 34% Percaya AI Bisa Gantikan Peran Bos Lebih Baik
Berdasarkan hasil survei Kaspersky terbaru ‘Excitement, Superstition and great Insecurity – How global Consumers engage with the Digital World’, sebanyak 34% responden percaya bahwa AI dapat menjadi pemimpin yang lebih baik daripada manusia karena sifatnya yang tidak memihak.
Temuan lainnya, sebagian besar (57%) siap menggunakan AI untuk menjalankan kehidupan sehari-hari mereka dengan lebih efisien, dan 31% akan menggunakan AI untuk membantu mereka menemukan pasangan yang tepat di aplikasi kencan.
Mengingat kemajuan pesat dalam AI, Kaspersky melakukan studi mendalam untuk mengeksplorasi tingkat kepercayaan saat ini terhadap AI. Studi ini meneliti peran AI mulai dari posisi manajemen di tempat kerja hingga membantu membuat keputusan penting dalam hidup
Survei ini dilakukan pada Juni 2024, yang mana Kaspersky menunjuk Arlington Research untuk melakukan survei daring terhadap 10.000 responden guna mengeksplorasi sikap responden terhadap mitos digital terkini, peran AI dalam kehidupan manusia, dan topik keabadian digital.
Sampel tersebut mencakup 1.000 responden dari masing-masing negara Inggris, Jerman, dan Prancis, serta 500 responden di Spanyol, Italia, Portugal, Brasil, Meksiko, Rusia, Kazakhstan, India, Tiongkok, Indonesia, Turki, Arab Saudi, UEA, dan Afrika Selatan.
Kemudian area lain tempat AI dapat berperan aktif adalah pendidikan. Hampir setengah responden (47%) memperkirakan anak-anak akan diajari melalui pengalaman virtual dan Metaverses dalam waktu dekat.
Setengah dari semua konsumen (50%) percaya bahwa AI telah menjadi bagian yang tidak dapat dihindari dalam hidup mereka, dengan 43% memiliki pandangan positif terhadap potensinya untuk menghadirkan banyak peluang menarik dan meningkatkan masa depan bagi semua orang. Mayoritas responden mengakui bahwa AI memiliki kemampuan di area kreatif – 62% percaya AI adalah produsen karya seni yang kredibel.
AI juga dapat dianggap sebagai pendamping dan asisten yang dapat diandalkan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih dari separuh responden (57%) ingin menggunakan AI untuk menjalankan kehidupan sehari-hari mereka dengan lebih efisien.
Hampir separuh dari mereka yang disurvei (48%) siap menggunakan chatbot AI untuk melakukan percakapan daring, 31% akan menggunakannya untuk membantu mereka menemukan pasangan yang tepat di aplikasi kencan. Faktanya, 48% percaya bahwa hubungan manusia akan berubah karena dampak AI jika karakter virtual mulai menggantikan pasangan di dunia nyata.
Vladislav Tushkanov, Manajer Grup Pengembangan Riset di Kaspersky menyampaikan seiring terus berkembangnya teknologi AI, potensinya untuk mendorong inovasi dan meningkatkan pengalaman manusia menjadi semakin mendalam. Namun, kemajuan ini juga membawa risiko yang tidak terduga dan ancaman canggih, mulai dari ketergantungan yang berlebihan, hingga phishing yang dihasilkan AI, deepfake, dan pencurian identitas. "Inilah tantangan yang perlu kita atasi di berbagai level,” ujar Vladislav.
Well... masa depan di mana AI menjadi pemimpin, teman, bahkan pencari jodoh mungkin tidak lagi terdengar seperti fiksi ilmiah. Dengan lebih dari separuh responden siap menyerahkan kehidupan sehari-hari mereka kepada kecerdasan buatan, dan hampir sepertiganya mengandalkan AI untuk menemukan cinta sejati, kita berada di ambang era baru yang lebih digital dari sebelumnya.
Namun, seperti yang diingatkan oleh Vladislav Tushkanov dari Kaspersky, di balik semua kemudahan dan inovasi yang ditawarkan, AI juga membawa tantangan dan risiko yang tidak bisa dianggap remeh. Jadi, apakah kita siap menyerahkan kendali hidup kita kepada mesin? Mungkin jawabannya ada di ujung jari Anda—atau mungkin di baris kode berikutnya. Bagaimana menurut Anda, siap untuk mengadopsi atau lebih baik menahan diri? (*)