Trends

Koperasi Pemulung Berdaya Raih Kepercayaan Kelola Dana Pembiayaan Ekonomi Sirkular

Pemulung memiliki peran penting dalam pengelolaan sampah, namun seringkali terpinggirkan (Foto: Istimewa)

Koperasi Pemulung Berdaya atau Recycle Business Unit (RBU) Tangerang Selatan yang pada awal pendiriannya didampingi oleh Aqua, dipercaya menjadi salah satu penerima layanan dana lingkungan yang pertama dari Pemerintah Indonesia. Presiden Joko Widodo menyerahkan sertifikat tersebut kepada Listiarsih selaku Ketua Koperasi Pemulung Berdaya di Festival Lingkungan Iklim Kehutanan Energi Baru Terbarukan (LIKE) 2 di Jakarta.

Mengambil tema "10 Tahun Kerja untuk Sustainabilitas", Festival LIKE 2 merupakan agenda yang merangkum akumulasi kerja-kerja dan langkah korektif bidang Lingkungan Hidup, Iklim, Kehutanan dan Energi (khususnya energi terbarukan).

Diselenggarakan mulai dari 8 - 11 Agustus 2024, festival ini merupakan bagian dari persiapan menuju COP ke-29 The United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) di Baku, Azerbaijan, yang akan diadakan pada November 2024.

Festival LIKE 2 diharapkan menjadi wadah untuk memperkenalkan beragam upaya yang telah dilakukan berbagai pihak di Indonesia dalam melestarikan lingkungan hidup, sekaligus menginspirasi masyarakat untuk lebih peduli dan aktif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.

Dalam keterangan resmi Sekretariat Kabinet (15/08/2024) saat penyerahan Surat Keputusan (SK) Perhutanan Sosial dan SK Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA), serta Sertifikat Layanan Dana Lingkungan kepada perwakilan masyarakat di Festival LIKE 2, Presiden Joko Widodo menuturkan, “Kalau lingkungan tidak bisa kita jaga, lingkungan tidak terjaga, yang paling berpengaruh nanti adalah terhadap kualitas hidup kita, baik berupa sakit, berupa kekeringan, kemudian tekanan terhadap pangan. Itu saya kira yang harus menjadi perhatian kita bersama.”

Pada kesempatan yang sama, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Siti Nurbaya mengatakan, selain (SK) Hutan Sosial dan TORA, akan diserahkan juga dukungan kepada masyarakat dalam kerja aksi lingkungan berupa sertifikat dana layanan masyarakat dari BPDLH (Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup), bukan APBN, tetapi dana yang berasal dari filantropi, dari bilateral kerja sama iklim seperti Norwegia, Jerman, serta multilateral seperti GCF, GEF, termasuk Bezos Earth Fund. Dana-dana seperti ini untuk aksi iklim, untuk Folu Net Sink, untuk aksi lingkungan, ekonomi sirkular, dan lainnya yang terus berkembang dan akan dilanjutkan.

BPDLH merupakan arahan Presiden Indonesia guna mendukung kerja-kerja masyarakat untuk lingkungan yang perlu difasilitasi. Sejumlah penerima manfaat di antaranya para penerima Kalpataru, sekolah Adiwiyata, perguruan tinggi, kelompok bank sampah, penggerak ekosistem ekonomi sirkular seperti Koperasi Pemulung Berdaya. Layanan dana masyarakat untuk lingkungan dari BPDLH diproyeksikan dengan skala senilai US$2.000-50.000.

Karyanto Wibowo, Sustainable Development Director Danone Indonesia, menyampaikan, pihaknya bangga dengan kepercayaan yang diberikan Pemerintah Indonesia kepada Koperasi Pemulung Berdaya. Awalnya, Koperasi Pemulung Berdaya merupakan mitra binaan Aqua dalam upaya pengelolaan sampah plastik.

Saat ini, kerja sama Koperasi Pemulung Berdaya dengan Aqua masih terus berlanjut. Koperasi Pemulung Berdaya mensuplai recycle PET (rPET) untuk digunakan menjadi kemasan botol baru Aqua. “Kami tidak hanya berfokus pada menyediakan air minum sehat dan berkualitas, tetapi juga pada bagaimana produk kami dapat menjadi bagian dari solusi bagi permasalahan sampah plastik. Melalui inisiatif #BijakBerplastik, kami berkomitmen untuk mendorong perubahan yang berdampak positif bagi lingkungan dan berkelanjutan,” ucap Karyanto.

“Pemulung memiliki peran penting dalam pengelolaan sampah, namun seringkali terpinggirkan. Untuk itu, dana layanan pembiayaan ekonomi sirkular yang dipercayakan akan kami gunakan untuk mengembangkan koperasi. Dengan demikian, para pemulung yang telah menjadi anggota koperasi bisa merasakan manfaatnya dan semakin berdaya dalam meningkatkan kesejahteraannya,” kata Listiarsih.

Ke depan, Aqua berkomitmen melanjutkan dukungan kemajuan perekonomian sirkular melalui inisiatif #BijakBerplastik yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dan membantu menangani permasalahan sampah, khususnya sampah plastik. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) KLHK, sekitar 64% sampah berhasil dikelola dari 33 juta ton lebih timbulan sampah yang terkumpul dari 308 kabupaten/kota di Indonesia pada tahun 2023. Untuk mencapai target pengelolaan sampah 100%, dibutuhkan peran aktif dan kolaborasi berbagai pihak.

Dimulai sejak 2018, #BijakBerplastik memiliki tiga fokus utama yang menjadi pilar pendekatan ekonomi sirkular yaitu pengembangan infrastruktur pengumpulan sampah, edukasi kepada konsumen dan masyarakat, serta inovasi kemasan produk. Sebagai wujud dari komitmen dalam pengembangan infrastruktur pengumpulan sampah, Aqua berkontribusi membangun Recycling Business Unit (RBU) sebagai model sosial bisnis daur ulang untuk mengolah kembali sampah botol plastik menjadi cacahan plastik untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku produk daur ulang atau produk lain yang bernilai ekonomi.

Selain Koperasi Pemulung Berdaya, sejumlah daerah wilayah binaan Aqua seperti Kampung Iklim Kelurahan Banjar Sugihan, Tandas, Surabaya dan Desa Bongkasa Pertiwi, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Provinsi Bali meraih penghargaan pelaksana Program Kampung Iklim (ProKlim) dari KLHK. Lebih lanjut, salah satu mitra Aqua dalam projek Bank Sampah Induk di Daerah Wisata yaitu Kabupaten Toba, Febriyanti S.R, CEO Bank Sampah Bersinar Kab. Bandung, Jawa Barat juga menerima penghargaan Tokoh Inspiratif dalam Pengurangan Sampah Nasional kategori Komunitas Mitra KLHK pada malam penghargaan KLHK.

“Berbagai apresiasi pemerintah bagi sejumlah mitra kami menunjukkan bahwa kami telah berada di jalur yang tepat dalam menjalankan misi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang, melalui aksi nyata #BijakBerplastik. Sebagai salah satu mitra strategis Pemerintah Indonesia dalam menanggulangi permasalahan sampah plastik, kami akan terus melanjutkan upaya ini agar dapat menjadi teladan dalam mewujudkan perekonomian sirkular yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Karyanto mengakhiri penjelasannya. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved