OJK Genjot Literasi dan Inklusi Keuangan Pelajar di Kudus dan Ponpes
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya meningkatkan literasi keuangan kepada generasi muda dengan menggelar kegiatan edukasi keuangan di berbagai sekolah. Kegiatan ini dilakukan agar kalangan pelajar memiliki pemahaman yang baik mengenai produk dan layanan jasa keuangan serta dapat membentengi diri dari maraknya berbagai penipuan berkedok investasi dan aktivitas keuangan ilegal di era digital. “Untuk selalu diingat bahwa apapun cita-citamu, kemampuan untuk memahami tentang keuangan, produk layanan keuangan, dan mengelola keuangan akan sangat menentukan kalian agar bisa mencapai masa depan kalian,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi di SMK Wisudha Karya Kudus, Jawa Tengah, dikutip Sabtu (16/8/2024).
Friderica, pada keterangan tertulisnya, menyampaikan literasi keuangan sangat penting karena merupakan essential life skill yang harus dimiliki oleh setiap individu termasuk generasi muda sehingga dapat mengelola keuangan dengan bijak. Selain itu, pelajar diharapkan mampu memahami karakteristik produk dan layanan jasa keuangan sehingga terhindar dari tawaran investasi maupun penggunaan produk atau instrumen keuangan ilegal yang menimbulkan kerugian di kemudian hari.
Friderica menyampaikan pelajar sebagai bagian dari generasi Z memiliki beberapa karakteristik yaitu fasih dengan teknologi, kreatif, terbuka terhadap perubahan serta senang berekpresi. Untuk itu, pemahaman mengenai pengelolaan keuangan sejak dini diperlukan untuk menangkal berbagai fenomena gaya hidup yang bisa merugikan seperti Fomo (fear of missing out), Yolo (you only live once), dan Fopo (fear of other people opinion).
Kegiatan edukasi keuangan yang digelar pada Selasa pekan ini turut dihadiri oleh Anggota DPR RI Komisi XI Musthofa, Anggota Badan Supervisi OJK M. Jufrin, Pj. Bupati Kudus Hasan Chabibie, Sekretaris Daerah Kabupaten Kudus Revlisianto Bekti, Kepala SMK Wisudha Karya Kudus Fakhrudin, beserta para pimpinan dari pelaku usaha jasa keuangan.
Kegiatan yang bertujuan untuk mempersiapkan para generasi muda khususnya pelajar menuju Indonesia Emas 2045 melalui pembekalan literasi keuangan tersebut diikuti oleh 500 pelajar SMK Wisudha Karya Kudus dengan berbagai jurusan Teknik dan Bidang Pelayaran.
Pj. Bupati Kudus Hasan Chabibie yang hadir secara virtual, menyambut baik program kerja OJK yang telah menginisiasi kegiatan edukasi keuangan di wilayah Kudus guna meningkatkan literasi keuangan untuk generasi muda. “Literasi keuangan merupakan kunci sukses buat generasi ke depan yang harus dipahami dan dilihat sebagai suatu opportunity. Kita harus melatih investasi yang aman, memahami risiko keuangan, dan memahami berbagai peluang di bidang digital ekonomi,” kata Hasan.
Guna mendukung kegiatan literasi dan inklusi keuangan, dalam acara tersebut tersedia booth UMKM binaan PUJK dan PUJK yang dapat menjadi sarana informasi bagi para peserta edukasi. Pelaksanaan kegiatan edukasi keuangan ini diharapkan dapat memperkuat kerja sama OJK, Pemerintah Daerah, dan Industri Jasa Keuangan di daerah dalam rangka meningkatkan literasi keuangan dan akses keuangan bagi generasi muda dan guru, terutama seluruh lapisan masyarakat di daerah Kudus.
Inklusi Keuangan Syariah
Sebelumnya, OJK pada 12 Agustus bersama pemerintah daerah dan industri jasa keuangan membentuk Ekosistem Pondok Pesantren Inklusif Keuangan Syariah (EPIKS) untuk terus mendorong peningkatan literasi, inklusi dan digitalisasi keuangan syariah khususnya di Jawa Tengah. Peluncuran EPIKS digelar di Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen, Demak, Jawa Tengah pada awal pekan ini.
Friderica menyampaikan saat ini masih terdapat sejumlah tantangan dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di pondok pesantren (ponpes), antara lain penggunaan produk keuangan yang belum optimal, pemahaman mengenai produk keuangan syariah yang tidak seragam serta akses keuangan yang masih terbatas. “Dibutuhkan program berkelanjutan untuk memfasilitasi kebutuhan finansial di lingkungan pondok pesantren dalam rangka penyediaan akses keuangan syariah. EPIKS diharapkan dapat menguatkan peran ponpes sebagai pendidik, pendakwah dan penggerak ekonomi. Upaya bersama untuk mewujudkan masyarakat di lingkungan ponpes yang mandiri finansial menjadi bentuk perjuangan ponpes yang relevan di era saat ini,” kata Friderica.
OJK bersama dengan Pemerintah Kabupaten Demak, dan industri jasa keuangan yang tergabung dalam Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) saling mendukung dan berkolaborasi dalam pengembangan EPIKS. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kab. Demak Musyafak mengapresiasi inisiasi OJK dalam mendukung inklusi keuangan syariah di lingkungan pondok pesantren. “Dengan adanya ekosistem pondok pesantren inklusif keuangan syariah ini, kita berharap pondok pesantren dapat memainkan peran yang lebih aktif dalam pengembangan ekonomi masyarakat, terutama dalam hal pemberdayaan masyarakat dan pengembangan keuangan syariah karena keuangan syariah merupakan salah satu pilar penting dalam pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada prinsip-prinsip keadilan, transparansi, dan kesejahteraan bersama,” kata Musyafak.
Ponpes Futuhiyyah Mranggen Demak memiliki lebih dari 5.000 santri dari jenjang PAUD sampai Perguruan Tinggi, dan telah bekerja sama dengan beberapa perusahaan besar dan Universitas ternama untuk menambah ketrampilan para santri. Ponpes tersebut juga ikut mendukung perekonomian amsyarakat sekitar dengan adanya Bank Waqaf Mikro (BWM) Futuhiyyah yang sampai dengan saat ini masih eksis memberikan akses pembiayaan mikro.
Sejak 2018, BWM Futuhiyyah telah menyalurkan pembiayaan kepada lebih dari 400 UMKM di sekitar Pondok Pesantren Futuhiyyah dengan outstanding sebesar lebih dari Rp600 juta. Edukasi Keuangan Perempuan Di Demak Dalam kunjungannya ke Demak, Friderica juga menghadiri kegiatan Edukasi Keuangan di hadapan sekitar 500 Anggota Muslimat Nahdlatul Ulama Kabupaten Demak di Gedung Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Demak.
Friderica menyampaikan pentingnya literasi keuangan atau melek finansial agar tercipta inklusi keuangan yang memberikan pemberdayaan keuangan kepada masyarakat. “Negara kita banyak butuh sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru terutama di daerah, di Demak ini banyak sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru dan tidak akan mungkin bisa menjadi besar kalo tidak disokong oleh sektor keuangan,” kata Friderica.
Anggota DPR Komisi XI, Fathan Subchi, mengapresiasi kehadiran OJK di Demak untuk memberikan edukasi keuangan bagi komunitas Perempuan khususnya segmen pelaku UMKM dan ibu rumah tangga dengan harapan agar peserta kegiatan selaku agen literasi keuangan di daerah dapat menyebarluaskan kembali ilmu dan pengetahuan keuangan kepada teman, kerabat dan keluarga agar setiap rumah tangga di Kabupaten Demak dapat lebih sejahtera. (*)