Pagelaran Sabang Merauke (PSM) dihelat untuk kelima kalinya. Rencananya, pertujunjukan ini disajikan untuk publik di JIExpo Theatre, Kemayoran, Jakarta pada 17-18 Agustus 2024 PSM 2024 mengusung tema Pahlawan Nusantara yang menampilkan lagu seni dari tradisi dari setiap daerah.

Ratusan penari, penyanyi, aktor serta pemusik secara atraktif membawakan cerita-cerita tentang para pahlawan Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Pertunjukan yang berdurasi selama 4 jam itu menyajikan, pentas kolosal ini menghadirkan 325 seniman musik, tari, teater dan orkestra Batavia Madrigal Singers yang membawakan 35 lagu dengan total tarian hampir dari seluruh Indonesia mulai dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Riau, Sumatera Selatan, Bengkulu, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sulewasi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timu dan Papua.

“Momen ini bertapatan dengan hari Kemerdekaan Indonesia. Saya rasa ini suatu pagelaran yang membuat kita semua mengingat kembali tentang persaudaraan dari Sabang-Marauke untuk merakayakan keberagaman sekaligus menenganal jasa pahwalan dari Sabang ke Marauke,” ujar Rusmedie Agus, sang sutradara Pagelaran Sabang Merauke saat ditemui swa.co.id di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (16/8/2024)

Pageralan Sabang Marauke kali ini mengangkat nila-nilai luhur serta keagungan budaya Indonesia dari Sabang sampai Marauke. Sebagai bangsa yang hidup dalam keberangaman, pagelaran ini mengajak kita untuk merasakan kemabili semangat persatuan dan kesatuan. Diharapkan menjadi penggerak munculnya kegiatan budaya sejenis di setiap wilayah Indonesia.

Selain itu, pagelaran ini merupakan wadah apresiasi kepada setiap pelaku seni yang terlibat agar dapat mengembangkan kualitas diri dalam berkeseniannya. Tentu, berbagai dinamika terjadi pada setiap prosesnya agar terus terpelihara sebagai bentuk evaluasi menuju hasil yang lebih baik lagi.

“Pagelaran Sabang Marauke ingin menginspirasi generasi muda untuk semakin mengenal, mencintaidan bangga serta melestarokan setiap warisan dari kekayaan budaya bangsa Berkut nilai-nilai kearafiannya,” ujar Rusmedie.

Seni pertunjukkan ini didukung sejumlah aktor dan penyanyi, diantaranya Yura Yunita, Isyana Sarasvati, Yan Yosusa, Mirabeth, Alicia Hartono, Sona, Nino Prabowo, Alsan Nababan, Taufan Purbo, Christine Tambunan. Yuyun Arfah, Gabriel Harvianto dan Swain Mahisa.

Sandhea Cahyo, lead koreografer pagelaran ini, menjabarkan tarian tradisional yang dikemas kreatif. “Bersama 9 koreografer, kami menyajikan pertunjukan megah dari berbagai daerah di mulai dari Aceh hingga Papua. Dengan mengkombinasikan elemen kontemporer untuk menerik minat selera penonton masa kini,” ujar Sandhea.

Dimulai dengan kisah Cut Nyak Dhien, perempuan tangguh dari tanah Aceh yang mengobarkan perlawanan bersama rakyat terhadap kolonial, kisah Ismail Marzuki dari tanah Betawi berjuang lewat alunan musik yang membangkitkan nasionalisme, hingga kisah Frans Kaisiepo yang dicatat sebagai orang pertama yang mengibarkan Merah Putih di tanah Papua.

Selain itu, ada banyak kisah tokoh-tokoh lainnya, termasuk pelaut ulung Hang Tuah di Riau, Fatmawati dari Bengkulu, kisah Muhammad Toha dari tanah Pasundan, Rihadi Oesman dari Kalimantan Barat, Maria Walanda Miramis dari Sulawesi Utara, hingga pejuang wanita asal Maluku Marta Christina Tiahahu. Kisah-kisah itu dibentangkan dalam pertunjukan memukau selama lebih dari tiga jam.

PSM 2024 memberikan tontonan seni yang segar bagi pecinta seni. Para penari yang dijaring dari berbagai daerah melalui audisi, membawakan tarian yan menjadi ciri khas tiap-tiap daerah. Namun tari-tarian itu jauh dari kata membosankan karena dibawakan secara atraktif, juga dengan sentuhan segar dari berbagai aspek pertunjukan mulai dari kostum, properti, set panggung hingga musik.

Penampilan prima dari para penari semakin memanjakan jiwa penonton dengan kehadiran para penyanyi papan atas Indonesia. Ada Yura Yunita yang bergabung dan bernyanyi dalam fragmen kisah Riau hingga Jawa Barat, Yan Josua dalam bagian Maluku hingga Isyana Sarasvati dalam fragmen Bengkulu yang juga turut bergabung dalam fragmen Maluku.

PSM 2024 menyuguhkan kisah para pahlawan Indonesia secara efektif, dan meninggalkan kesan kuat. Ditambah dengan sentuhan humor di berbagai jeda fragmen lewat duet Indra Bekti dan Risang Janur Wendo, pertunjukan ini berhasil menjaga antusiasme penonton selama berlangsung.

Cermin Keragaman Budaya

PSM 2024 yang mengusung tagline The Broadway ini merupakan produksi iForte bersama BCA. Pertunjukan ini merupakan karya seni panggung terbesar yang pernah dibuat di Indonesia, dengan lebih dari 325 seniman yang terlibat.

Presiden Direktur & CEO iForte, Fedinandus Aming Santoso, mengatakan PSM 2024 merupakan sajian tentang keindahan dan keberagaman Indonesia. Dia berharap, ada banyak aspek yang bisa dinikmati penonton dari pertunjukan di akhir pekan ini. “Harapannya tentunya penonton akan menjadi lebih menghargai budaya Indonesia, lebih mengenal lagi budaya Nusantara. Di sini mereka bisa melihat betapa indahnya ragam wastra nusantara, harmoni musik tradisi yang dipadukan dengan kontemporer, juga melihat bagaimana luar biasanya tari-tarian kita yang dibawakan oleh para penari dari seluruh Indonesia,” ungkap Aming.

Dia mengamati antusiasme publik yang tinggi terhadap PSM dari tahun ke tahun. Khusus untuk pertunjukan kali ini, tiket pun terjual habis dalam waktu dua pekan. PSM 2024 diarahkan oleh Rusmedie bersama 9 koreografer, serta diperkuat sejumlah pemusik dari khazanah tradisi hingga kontemporer seperti Dian HP, Kiki Dunung hingga konduktor Avip Priatna. Untuk PSM, Avip Priatna memboyong Jakarta Concert Orchestra sebagai pembawa musik utama, diperkuat Batavia Madrigal Singers serta the Resonanz Children’s Choir. (*)