APJATI dan P3MI Optimalkan TKI Raih Peluang Kerja di Mancanegara
Di satu sisi, belakangan ini di negara kita jumlah pengangguran terus bertambah seiring dengan banyaknya perusahaan yang melakukan PHK. Di sisi lain, di luar negeri banyak terbuka lowongan pekerjaan, namun tidak banyak yang dapat diserap oleh tenaga kerja Indonesia (TKI) mengingat tidak terpenuhi kualifikasi yang dibutuhkan.
Di kawasan Timur Tengah, termasuk Arab Saudi misalnya, kini tengah mempersiapkan proyek-proyek pembangunan kota baru yang menciptakan berbagai peluang kerja, terutama di sektor kesehatan dan pelayanan. Ini adalah kesempatan TKI untuk meraihnya.
Merespons kondisi tersebut, Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (APJATI) bersama Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) menggelar diskusi panel bertema "Sinergi Strategis antara ATNAKER dan P3MI-APJATI: Meningkatkan Kualitas dan Daya Saing Tenaga Kerja Indonesia di Pasar Global".
Diskusi yang digelar di kantor pusat Binawan Group, Jakarta Timur (16/08/2024) ini menghadirkan lebih dari 150 perusahaan penempatan pekerja migran serta 12 Atase Tenaga Kerja (ATNAKER) yang akan bertugas di kawasan Asia-Pasifik dan Timur Tengah. Tujuan forum ini untuk memperkuat kolaborasi antara ATNAKER dan P3MI dalam upaya meningkatkan kualitas dan perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri.
Dalam pembukaannya, Direktur Bina P2PMI Kementerian Tenaga Kerja RI, Rendra Setiawan, menegaskan komitmen pemerintah untuk melindungi pekerja migran Indonesia dengan tetap menghormati hukum di negara penempatan.
“Pemerintah terus berupaya untuk memfasilitasi dan menjamin perlindungan bagi warga negara yang ingin bekerja di luar negeri. Kerja sama dengan pihak swasta dan APJATI adalah langkah penting untuk menyiapkan tenaga kerja Indonesia yang berkualitas dan kompetitif di pasar global,” ungkap Rendra.
Selama diskusi, berbagai tantangan yang dihadapi oleh P3MI diangkat, termasuk birokrasi yang panjang dalam proses penempatan TKI serta sulitnya akses pekerja migran untuk berkomunikasi dengan ATNAKER di negara penempatan.
Ayub Basalamah, Ketua Umum APJATI, menyatakan bahwa kolaborasi yang erat antara pemerintah dan P3MI adalah kunci untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas tenaga kerja Indonesia di luar negeri. “Diskusi ini adalah bukti komitmen kita untuk bersama-sama mewujudkan tujuan tersebut,” Ayub menegaskan.
Sebagai tuan rumah acara, CEO Binawan Group, Said Saleh Alwaini, menekankan pentingnya memaksimalkan potensi bonus demografi Indonesia. "Untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia di pasar global, diperlukan kebijakan yang mendukung, termasuk dalam hal pendanaan dan pelatihan," jelasnya.
Diskusi ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi strategis yang berguna bagi pemerintah dan P3MI dalam upaya memperkuat perlindungan dan kualitas tenaga kerja Indonesia. Selain itu, acara ini juga bertujuan untuk memperkuat kerja sama antara berbagai pemangku kepentingan dalam menyederhanakan kebijakan yang memudahkan TKI dalam berkarier di mancanegara. (*)