Strategi Sukses Zara-nya Cina
Berawal dari nol, ia merangkak di negeri sendiri, lalu mengepakkan sayap ke mancanegara. Dijuluki Zara-nya Cina karena kecepatannya menyajikan produk. Bagaimana lika-likunya?
Cepat dan Fleksibel
Perjalanan Li Mingguang ke Jepang adalah awal dari sebuah transformasi besar, baik bagi dirinya maupun industri fast fashion global. Di Negeri Matahari Terbit, Li terpesona oleh kecepatan dan efisiensi yang ditawarkan oleh Zara, merek yang telah menjadi pionir dalam dunia mode cepat.
Bagaikan menemukan tambang emas, ide tersebut diadopsi dan dibawa Li ke Cina, dengan ambisi besar: menciptakan merek fast fashion pertama di tanah kelahirannya. Tahun 2006, Urban Revivo lahir, bagaikan bunga yang mekar di tengah gemerlapnya industri fast fashion global.
Li tidak hanya sekadar meniru Zara, dia menyuntikkan sentuhan lokal yang unik, relevan dengan selera konsumen Cina. Filosofi Urban Revivo sederhana namun kuat: setiap individu adalah desainer bagi gaya mereka sendiri. Dengan pandangan ini, Urban Revivo menawarkan produk-produk yang elegan namun tetap terjangkau, tanpa mengorbankan kualitas. Hasilnya?
Mantap. Produk Urban Revivo dengan cepat menarik perhatian konsumen yang sadar mode di seluruh Cina, menjadikan merek ini sebagai favorit baru di kalangan masyarakat urban.
Dalam sepuluh tahun pertamanya, Urban Revivo berkembang pesat, membuka lebih dari 200 toko di berbagai kota besar di Cina. Kesuksesan ini bukanlah kebetulan; itu adalah hasil dari strategi bisnis yang cerdik yang mengedepankan konsep "fast luxury".
Konsep ini menggabungkan kecepatan produksi dari fast fashion dengan standar kualitas yang biasanya hanya ditemukan pada produk-produk mewah. Dengan pendekatan ini, Urban Revivo mampu menghadirkan ribuan produk baru setiap tahunnya, dengan siklus produksi yang sangat cepat, menciptakan gelombang baru dalam industri mode.
Namun, keberhasilan Urban Revivo tidak hanya merubah peta industri mode di Cina, tetapi juga menimbulkan keguncangan di kalangan pemain global. Dalam beberapa tahun terakhir, industri fast fashion di Cina mengalami pergeseran besar.
Pada 2022, beberapa merek besar seperti Bershka, Pull&Bear, dan Stradivarius — merek saudara Zara — terpaksa menutup toko mereka di platform e-commerce Tmall dan secara resmi keluar dari pasar Cina. Fenomena ini mengungkapkan betapa kuatnya pengaruh pemain lokal seperti Urban Revivo, yang mampu menantang dan bahkan menggeser dominasi merek-merek asing.
Strategi bisnis Urban Revivo adalah sebuah simfoni yang mengharmonikan kecepatan dengan kualitas, menciptakan irama yang memukau dalam industri fast fashion. Dengan ketelitian yang tinggi, mereka mampu meluncurkan lebih dari 20.000 produk baru setiap tahun, sebuah pencapaian yang mengagumkan. Jadwal produksi mereka tidak hanya ketat, tetapi juga menuntut kecepatan tinggi, di mana setiap detail dipersiapkan dengan teliti.
Rantai pasokan Urban Revivo dirancang untuk kecepatan dan fleksibilitas yang luar biasa, memungkinkan perusahaan ini merespons tren fashion dengan kilat, sambil tetap menjaga aliran produk baru yang stabil. "Kami meluncurkan produk baru setiap minggu, berbeda dengan perusahaan mode tradisional," ujar Zhong, seorang eksekutif Urban Revivo, menggambarkan dinamika di balik kesuksesan mereka.
Kecepatan dan fleksibilitas ini menjadi tulang punggung keberhasilan Urban Revivo. Siklus produk mereka yang hanya memakan waktu satu hingga dua minggu adalah bukti dari efisiensi yang telah ditanamkan dalam DNA perusahaan. Sistem ini tidak hanya memungkinkan mereka untuk mengikuti tren terbaru, tetapi juga menciptakan antisipasi di kalangan pelanggan, membuat mereka selalu ingin kembali untuk melihat koleksi baru yang terus berganti.
Ekspansi
Satu dekade setelah didirikan, Urban Revivo mengambil langkah besar untuk memperluas cakrawalanya. Pada tahun 2016, mereka membuka toko fisik pertama di Singapura, sebuah langkah awal dari ekspansi internasional yang ambisius. Tidak berhenti di situ, dua tahun kemudian, pada 2018, mereka membuka toko di London, menjadi merek Cina pertama yang menetap di kompleks ritel Westfield, sebuah ikon perbelanjaan di Inggris. Ekspansi ini bukanlah sekadar ekspansi geografis, melainkan juga ekspansi visi dan ambisi.
Li, sang pendiri, menyadari bahwa untuk menjadi pemain global, Urban Revivo harus mampu bersaing dengan merek-merek besar lainnya seperti Zara, H&M, dan Uniqlo. Namun, Li juga memahami bahwa pengalaman berbelanja secara langsung adalah sesuatu yang tidak bisa digantikan oleh belanja online, terutama dalam membangun hubungan emosional dengan konsumen. Oleh karena itu, berbeda dengan pesaingnya yang mulai mengurangi toko fisik dan beralih ke e-commerce, Urban Revivo justru menggandakan kehadiran fisiknya, sebuah langkah yang berani dan visioner.
Strategi ini terbukti sukses. Satu demi satu, kota-kota besar di seluruh dunia menjadi saksi kehadiran Urban Revivo. Hingga tahun 2024, perusahaan ini telah mengoperasikan sekitar 420 toko di seluruh dunia, termasuk di pasar-pasar Asia Tenggara seperti Thailand dan Malaysia. Rencana besar lainnya adalah memperluas kehadiran mereka di kota-kota mode utama seperti New York, yang merupakan pusat mode dunia. "Kami berkomitmen untuk merambah ke luar negeri lebih awal dan mendorong produk kami menjadi lebih internasional," ujar Li, dengan penuh keyakinan.
Strategi Fisik
Namun, di balik kesuksesan yang gemilang, Urban Revivo tidak bisa lepas dari tantangan. Ekspansi internasional membawa serta kompleksitas baru, mulai dari memahami preferensi konsumen yang beragam hingga persaingan yang semakin ketat.
Berbeda dengan Shein, merek asal Cina lainnya yang fokus pada e-commerce, Urban Revivo tetap mempertahankan strategi fisik mereka dengan membuka toko-toko besar di lokasi-lokasi strategis. Target mereka adalah membuka lebih dari 20 toko per tahun mulai 2025, sebuah target ambisius yang menunjukkan kepercayaan diri mereka dalam menghadapi tantangan global.
Strategi fisik ini memberikan hasil. Lebih dari penjualan Urban Revivo, 70% datang dari toko fisik. Li mengungkapkan para pembeli mengeluarkan rata-rata RMB500-600 (sekitara Rp1-1,3 juta). Angka yang lebih banyak dibanding kompetitor.
Keberhasilan Urban Revivo di pasar domestik Cina telah menjadikan mereka tidak hanya dikenal sebagai "Zara-nya Cina," tetapi juga sebagai simbol keberanian dan ambisi besar untuk bersaing di panggung internasional. Dengan pendapatan yang mencapai RMB6 miliar (sekitar Rp13 triliun) pada tahun 2022, Urban Revivo menunjukkan bahwa mereka bukan sekadar peniru, melainkan pesaing sejati yang mampu berdiri sejajar dengan merek-merek global.
Namun, di balik keberhasilan tersebut, Li Mingguang, sang pendiri, tidak menutup mata terhadap tantangan yang ada. Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana menyesuaikan desain mereka untuk pasar internasional yang sangat berbeda dengan pasar domestik.
Untuk menjawab tantangan ini, Urban Revivo mendirikan tim desain di London, pusat mode dunia, yang bertugas menciptakan pakaian yang sesuai dengan selera konsumen Barat. Langkah ini menunjukkan betapa seriusnya Urban Revivo dalam memahami dan memenuhi keinginan konsumen global.
Kunci lain dari kesuksesan Urban Revivo adalah kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan preferensi lokal di setiap pasar yang mereka masuki. Di Cina, mereka dengan cermat mengarahkan fokus mereka pada kebutuhan konsumen muda yang mendambakan fashion premium dengan harga terjangkau.
"Konsumen muda Cina tidak lagi membeli pakaian hanya karena merek tersebut berasal dari luar negeri. Salah satu kunci keberhasilan kami adalah melokalisasi desain untuk mencocokkan selera konsumen," jelas Li, dengan keyakinan yang tumbuh dari pemahaman mendalam akan pasar lokalnya.
Urban Revivo juga menyadari bahwa inovasi adalah nyawa dari bisnis yang ingin bertahan lama. Oleh karena itu, mereka tidak hanya fokus pada kualitas produk, tetapi juga pada kemampuan untuk terus berinovasi. Dalam beberapa tahun ke depan, Urban Revivo berencana untuk terus mengembangkan kehadiran mereka di pasar global, dengan fokus pada inovasi produk dan keberlanjutan. Mereka berkomitmen untuk mengintegrasikan teknologi canggih dalam setiap aspek bisnis mereka, memastikan bahwa mereka tetap relevan dan tangguh di industri fashion yang selalu berubah.
Next Step = IPO
Langkah selanjutnya yang dipertimbangkan oleh Urban Revivo adalah melakukan IPO di Hong Kong (dengan harapan meraup US$100 juta atau Rp1,5 triliun) – sebuah langkah strategis yang diharapkan dapat mendukung pertumbuhan mereka lebih lanjut. Meskipun belum ada jadwal pasti, Li mengonfirmasi bahwa perusahaan sedang dalam proses perencanaan untuk ini. Dengan visi besar untuk menjadi merek fashion paling berpengaruh di dunia, Urban Revivo terus menunjukkan bahwa mereka adalah kekuatan yang harus diperhitungkan dalam industri fashion global.
Meskipun pasar domestik Cina sangat besar dan menjadi lahan subur bagi pertumbuhan mereka, Li menyadari bahwa tantangan utama adalah memenuhi preferensi yang berbeda-beda dari konsumen di kota-kota besar seperti Beijing dan Shanghai. Namun, dengan mendapatkan pengakuan di pasar internasional, Urban Revivo berharap dapat memperpanjang siklus hidup mereka sebagai merek fast fashion yang inovatif dan berpengaruh.
Ke depan, Urban Revivo berencana untuk terus memperluas kehadiran global mereka dengan membuka lebih banyak toko fisik di berbagai negara. Mereka juga akan memperkuat tim desain internasional di London, yang akan fokus pada menciptakan produk yang sesuai dengan selera konsumen Barat. "Sebagai merek global, kami ingin produk kami diterima di seluruh dunia," kata Li, menegaskan ambisi besar mereka.
Dalam upayanya untuk mencapai visi besar tersebut, Urban Revivo terus menunjukkan bahwa mereka siap menghadapi tantangan apa pun yang datang. Dengan strategi yang matang, inovasi berkelanjutan, dan komitmen yang kuat terhadap kualitas, Urban Revivo berada di jalur yang tepat untuk menjadi salah satu pemain terbesar dalam industri fashion global, dan bahkan mungkin menjadi legenda baru dalam dunia mode yang dinamis ini. (*)