Technology

Konten Kreator Gencarkan Pelestarian Budaya di TikTok

Tiga kreator TikTok promosikan budaya daerah lewat konten kreatif.

TikTok sebagai platform media sosial yang dikenal dengan konten-konten kreatif dan menghibur, menjadi salah satu alat ampuh untuk menyebarkan kesadaran akan pentingnya melestarikan budaya Indonesia. Di tengah derasnya arus globalisasi, para kreator TikTok di Indonesia memanfaatkan popularitas mereka untuk mengajak masyarakat menjaga dan melestarikan warisan budaya lewat konten yang edukatif dan menginspirasi.

Para kreator ini melalui TikTok ingin mendorong generasi muda yang mungkin sebelumnya kurang akrab dengan budaya tradisional kini bisa mengenal dan menghargainya. Mereka diajak untuk melihat budaya bukan hanya sebagai peninggalan masa lalu, tetapi juga sebagai bagian penting dari identitas mereka yang perlu dijaga dan dilestarikan.

Adapun tiga kreator yang menjadi sorotan TikTok adalah Kiki Nasution, fotografer dan pembuat film yang menyorot nilai-nilai dan keunikan tradisi dari suku-suku pedalaman; Ayuan Prawida, musisi yang mempopulerkan instrumen musik tradisional khas Dayak, Sape, dengan memainkan lagu-lagu modern; serta Kadek Astini, pengajar dan pemilik Sanggar Pradnya Swari yang mendorong inklusivitas dengan membuka kelas tari tradisional Bali untuk anak dengan disabilitas.

Keterikatan Manusia dengan Alam

Kiki Nasution. (dok. pribadi)

Sejak awal, Kiki sudah memiliki kecintaan terhadap pelestarian lingkungan dan perubahan iklim. Menemukan bahwa komunitas adat melindungi 80% keanekaragaman hayati dunia, Kiki pun terdorong untuk mempelajari kehidupan mereka secara lebih dekat. Dalam perjalanannya, Kiki menemukan bahwa komunitas-komunitas ini hidup secara berkelanjutan dan menjaga hubungan yang sakral dengan hutan dan roh-roh leluhur.

Kiki percaya bahwa masyarakat luas bisa mengambil inspirasi dari kearifan masyarakat adat untuk melindungi lingkungan dan membangun kembali hubungan kita dengan alam. Ia pun mulai membagikan kisah perjalanannya lewat akun TikTok @sabda.bumi, di mana ia mengajak para penonton untuk menyelami cerita kehidupan masyarakat adat yang menjaga hubungan baik dengan alam di sekitar mereka.

Menariknya, selain memperkenalkan budaya dari masyarakat yang ia kunjungi, konten-konten Kiki juga memacu diskusi positif antara para penontonnya di kolom komentar.

Kiki menjelaskan, "Mereka [para penonton] merasa adanya kemiripan budaya yang aku tunjukkan di kontenku. Misalnya, ada salah satu konten yang cukup engaging, yaitu proses menuangkan tuak ke tanah. Beberapa warga Bali yang melihat konten tersebut menyampaikan bahwa tradisi itu mirip dengan tradisi mereka. Dari sini, aku melihat ada benang merah dari akar kita, termasuk cara kita menghormati alam dan sistem sosial."

Menampilkan Seni Budaya Bali Autentik

Sanggar Pradnya Swari yang didirikan Ni Kadek Astini. (dok. pribadi)

Ni Kadek Astini merupakan seorang pengajar tari tradisional Bali dan kreator TikTok yang ingin berupaya untuk melestarikan tarian Bali dengan mempromosikannya di platform digital. Perempuan yang akrab disapa 'Mbok Dek' ini juga membuka sanggar tarinya, Sanggar Pradnya Swari, yang berlokasi di Jembrana, Bali untuk memberdayakan masyarakat lokal dan mendorong inklusivitas dengan membuka sekolahnya bagi anak-anak penyandang disabilitas secara gratis.

Kadek menjelaskan, "Awal mulanya, saya membuka kelas untuk memfasilitasi anak dengan disabilitas dan memberikan ruang, karena mereka juga perlu berkarya. Saya melihat ruang untuk penyandang disabilitas itu sama sekali tidak ada dan dipandang sebelah mata. Pelatihan yang ada di sanggar kami berusaha untuk mengimbangi. Jika yang normal bisa, penyandang disabilitas pun juga pasti bisa."

Pada tahun 2018, Kadek dan sang suami mulai bergabung dengan TikTok untuk mempromosikan tarian dan budaya Bali, sebab mereka merasa bahwa konten serupa belum banyak terwakili di platform digital. Keduanya memilih TikTok karena mendengar bahwa platform ini dapat memperluas jangkauan khalayak konten mereka. Akun @sanggar_pradnya_swari yang dikelola oleh sang suami secara aktif mengunggah cuplikan-

cuplikan dari kelas-kelas di sanggar tari Kadek tanpa naskah ataupun pengeditan yang berlebihan. Kadek beserta sang suami ingin memastikan makna tarian Bali yang tampil dalam konten tetap jujur dan autentik.

Berkat popoularitas di TikTok, jumlah siswa di sanggar milik Kadek pun meningkat. Selain itu, Kadek untuk pertama kalinya menerima permintaan untuk memberikan pelatihan privat secara online untuk murid-murid di luar Bali, seperti Jerman, Australia, Malaysia, Jakarta, Surabaya, Kalimantan, dan Sulawesi.

Berkarya Lewat Alat Musik Sape

Ayuan Prawida. (dok. pribadi)

Ayuan Prawida merupakan seorang musisi dan kreator siaran langsung di TikTok LIVE asal Pontianak, Kalimantan Barat, yang giat mempopulerkan instrumen musik tradisional khas Dayak, Sape; dengan memainkan lagu-lagu modern yang familiar di telinga generasi muda.

Ayuan pertama kali diperkenalkan dengan Sape di tahun 2017 oleh salah satu teman kuliahnya, Ferry Irawan. Memiliki hobi di bidang musik dan dengan rasa penasaran tinggi, Ayuan pun mulai mempelajari Sape. Menurutnya, Sape cocok dimainkan di momen-momen sendu, sehingga dengan cepat membuatnya menyukai Sape. Seiring dengan kemahirannya memainkan Sape, Ayuan pun menjadi semakin percaya diri untuk tampil di depan umum, baik secara langsung maupun melalui platform digital.

Mulai aktif membuat konten di tahun 2020, Ayuan kerap muncul dengan memainkan Sape untuk mengiringi lagu-lagu yang sedang populer, serta lagu nasional dan lagu khas daerah lain. Tak lama berkonten, ia pun diajak untuk berkolaborasi oleh sesama pemain Sape dan kreator asal Kalimantan Timur, Alif Fakod. Sejak kolaborasinya dengan Alif yang memainkan lagu-lagu barat modern, Ayuan menjadi semakin giat membuat konten.

Konten-konten Ayuan pun berhasil menarik perhatian komunitas TikTok, seperti saat ia memainkan Sape untuk lagu dari Mario G Klau yang kini membuahkan 3,4 juta tayangan. Akun @ayuanprawid sendiri telah diikuti oleh lebih dari 900 ribu pengguna TikTok. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved