Marketing

Tokio Marine Sodorkan Asuransi Kerugian, Bidik 50.000 UMKM

Tokio Marine Sodorkan Asuransi Kerugian, Bidik 50.000 UMKM
UKM Partner TMI menyasar UMKM dari sektor perkantoran, layanan kesehatan, rekreasi, makanan, pendidikan, ritel, kecantikan (Foto: Eva Martha Rahayu/SWA)

PT Asuransi Tokio Marine Indonesia (TMI) mengepakkan sayap bisnisnya lantaran menggarap segmen asuransi ritel seiring peluncuran asuran UKM Partner. Produk asuransi kerugian ini dikhususkan untuk segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Komitmen TMI ini turut mendukung kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kapasitas dan daya saing UMKM di dalam negeri.

Asuransi kerugian UKM Partner ini diyakini dapat mendukung pelaku usaha UMKM dari sisi perlindungan terhadap aset, bisnis, pelanggan, dan karyawan. "Melalui inisiatif ini, kami berharap dapat memperkuat inklusi keuangan dan memberdayakan kapabilitas finansial UMKM di Indonesia, agar terus tumbuh dan memiliki daya saing yang kuat di pasar global. Bersama-sama, kita dapat mendorong kemajuan yang lebih inklusif dan berkelanjutan bagi bangsa ini,” tutur Sancoyo Setiabudi, Presiden Direktur TMI di Jakarta, Selasa (20/8/2024) kemarin.

Sancoyo menerangkan, latar belakang kehadiran UKM Partner juga didasari oleh data dari Kamar Dagang Indonesia (Kadin) yang menyebutkan peran UMKM terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia. Jumlah UMKM mencapai 99% dari keseluruhan unit usaha se-Indonesia. Pada 2023, jumlah pelaku usaha UMKM mencapai jumlah sekitar 66 juta. UMKM berkontribusi sebesar 61% dari produk domestik bruto (PDB) atau setara Rp9.580 triliun dan menyerap sekitar 117 juta pekerja atau 97% dari jumlah total tenaga kerja.

Asuransi kerugian UKM Partner TMI menyasar UMKM dari sektor perkantoran, layanan kesehatan, rekreasi, makanan, pendidikan, ritel, kecantikan, termasuk gudang pribadi, pom bensin, bengkel mobil, dan showroom mobil. Sancoyo mengklaim, UKM Partner TMI memiliki empat keunggulan dari produk sejenis.

Yang pertama adalah proposisi sesuai bidang usaha dan fleksibilitas jaminan dan limit (sesuai dengan kebutuhan dan anggaran dana pemilik usaha). Kemudian, jaminan komprehensif, produk dirancang dalam bentuk paket, sehingga memudahkan proses pembelian, dan proses klaim yang sederhana sesuai karakteristik UMKM . “Dari perspektif produk, UKM Partner TMI adalah perangkat pengaman/safety tool kelangsungan usaha UMKM untuk memitigasi beragam risiko kerugian yang mungkin timbul, baik yang disebabkan oleh faktor keuangan, kecelakaan, kebakaran, pencurian, tanggung gugat hukum, gangguan rantai pasok, maupun bencana alam sehingga dapat dibangun rasa aman dan bebas cemas dalam berusaha,” jelasnya.

Polis Asuransi Kustomisasi

Djoko Mulyono, Product Development Head TMI, menjabarkan keunggulan lain dari polis asuransi kerugian UKM Partner TMI adalah jaminan pembayaran atau pelaksanaan klaim yang cepat, mudah, dan telah diakui pelaku bisnis asuransi kerugian di Indonesia.

Saat ini, calon nasabah dapat membeli polis asuransi terkustomisasi atau disesuaikan dengan kebutuhan nasabah. Caranya, nasabah menghubungi agen asuransi TMI. Artinya, tenaga pemasar asuransi TMI yang berjumlah sekitar 500 agen dan tersebar di 12 kota di Indonesia akan melakukan penjualan, edukasi, penilaian risiko, dan hingga penerbitan polis electronik (e-policy) asuransi kerugian yang sebaiknya diambil pelaku UMKM.

Ke depannya, produk ini dipasarkan melalui berbagai saluran distribusi lainnya seperti broker, e-commerce, dan institusi atau komunitas terkait untuk menjangkau target UMKM yang lebih luas. Hal ini sesuai dengan prinsip berusaha TMI yang mengedepankan nilai look beyond profit, yaitu bertindak dengan penuh integritas untuk manfaat yang diperoleh nasabah, mitra bisnis, dan masyarakat.

Djoko mengungkapkan produk UKM Partner ini diharapkan mampu meraih lebih dari 50.000 nasabah pelaku usaha UMKM dalam waktu tiga tahun ke depan. Sementara nilai premi minimal mulai dari Rp500 ribu. Faktor-faktor yang mendukung pencapaian tersebut diantaranya pemberian stimulus berupa program-program peningkatan kapasitas dari kementerian maupun bantuan permodalan UMKM dari lembaga keuangan yang jumlahnya terus meningkat (termasuk anggaran belanja negara untuk UMKM dan Kredit Usaha Rakyat/KUR).

UMKM di Indonesia harus dapat mengelola risiko berusaha dan segera mengadopsi asuransi kerugian dalam melindungi usahanya agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. “Sebagai tambahan, dengan jumlah pelaku UMKM sebesar 66 juta dan baru 10% saja yang ikut program asuransi kerugian, maka target yang kami tetapkan sebesar 50.000 nasabah dalam tiga tahun depan masih realistis untuk dicapai,” ujar Muhammad Ali, Chief Distribution Officer TMI.

TMI memahami bahwa setiap pelaku UMKM memiliki kebutuhan dan risiko yang unik. Oleh karena itu, untuk mendukung terciptanya layanan yang mudah, cepat, dan aman sesuai kebutuhan pelanggan, setiap agen asuransi TMI kini dilengkapi dengan aplikasi Tokio Marine Agency (TAPPS) dalam menjual produk UKM partner.

TAPPS memberikan fleksibilitas kepada agen asuransi dalam proses penjualan, memudahkan untuk membuat penawaran yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah, memproses pembayaran, dan menerbitkan polis asuransi secara instan. Inisiatif digital ini menegaskan komitmen TMI terhadap inovasi dan layanan yang berfokus pada pelanggan dalam era digital yang terus berkembang.

Ke depannya, kemampuan TAPPS akan semakin ditingkatkan dengan integrasi teknologi kecerdasan buatan (AI) dan direncanakan akan mulai dioperasikan pada awal 2025. Foster Kurniawan, Chief Technology Officer TMI, menyampaikan pihaknya meningkatkan layanan nasabah dengan menerapkan teknologi informasi terbaru yang memastikan proses lebih cepat, memenuhi kebutuhan pelanggan, menjamin keamanan dan kepastian dalam setiap transaksi antara nasabah dan agen TMI. "Semua ini dapat dilakukan melalui satu aplikasi andal yang kami hadirkan,” ujar Foster. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved