Pacu Transisi Energi, Kayan Hydro Energy dan Jepang Bangun PLTA Kayan Cascade
PT Kayan Hydro Energy (KHE) berupaya untuk segera merealisasikan pembangunan bendungan PLTA Kayan Cascade di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Proyek ini dinilai sangat penting dalam mendukung transisi energi Indonesia dari fosil ke energi hijau. “Proyek ini sangat penting untuk Indonesia, terutama dalam kaitannya dengan transisi energi dari fosil ke energi hijau. Kami berkomitmen untuk merealisasikan proyek ini secepatnya sesuai dengan program yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia,” kata Eko Permanahadi, perwakilan holding perusahaan yang menaungi KHE, seusai acara Business Dinner on an Investment Opportunity in Kayan Hydro Power Energy pada keterangannya yang dikutip di Jakarta, Rabu (21/8/2024).
Pertemuan bisnis tersebut melibatkan beberapa tokoh penting, termasuk Naofumi Yasuda (Chief Representative Itochu Corporation), Mamoru Suzuka (Direktur PT Sojitz Indonesia), Hisahiro Takeuchi (Chairman & President Director PT Matlamat Cakera Canggih, bagian dari Marubeni Corporation), Hironori Takahashi (Chief Representative, Jakarta Office International of Electric Power Development Co. Ltd.), Hiroshi Hashiuchi (Executive General Manager Tokyo Electric Power Company, Renewable Power), Takechi Muramatsu (Head of Indonesia Energy Solution di Sumitomo Corporation), Masahiko Umesaki (Head of Project Development Group International Business Division di Kansai Electric Power Co. Ltd.), serta perwakilan dari Kedutaan Jepang untuk Indonesia dan Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang.
Eko menegaskan bahwa tujuan dari forum ini untuk membangun kemitraan setara dengan pihak Jepang. "Kami berada dalam posisi yang sama dengan mereka. Bukan hanya sekadar mencari investor, tapi kami juga berinvestasi dan berkomitmen dalam proyek ini," jelasnya.
Sementara itu, Edi Prio Pambudi, Deputi Menteri Koordinator Bidang Kerja Sama Ekonomi Internasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, menekankan bahwa perizinan bukanlah masalah utama dalam proyek ini, melainkan pengelolaan Sungai Kayan yang menjadi sumber energi PLTA tersebut. "Pengelolaan Sungai Kayan sangat penting karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Kami tidak ingin sungai ini dikendalikan oleh pihak luar negeri," tegasnya.
Sedangkan, Steven Kho, Komite Eksekutif PT Kayan Hydro Energy menjelaskan bahwa perizinan untuk proyek PLTA Kayan Cascade cukup kompleks dan berlapis karena belum ada preseden proyek sebesar ini di Indonesia maupun Asia Tenggara. "Proses perizinan sangat panjang, dengan lebih dari 60 izin yang diperlukan, dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk diselesaikan," ujarnya.
Steven menambahkan bahwa kendala terbesar proyek ini adalah memastikan proyek PLTA Kayan Cascade tetap berada di bawah kendali Indonesia. "Meskipun sulit, pemerintah dan KHE terus berkomitmen untuk memastikan bahwa Indonesia tetap menjadi pengendali utama dalam proyek ini," ungkapnya.
Edi menyampaikan pentingnya menjaga kepemilikan Sungai Kayan. "Kita tidak ingin mengulang trauma masa lalu di mana kontrol atas sumber daya penting jatuh ke tangan pihak luar/asing. Pemerintah Indonesia akan terus mendukung dan mendampingi KHE dalam proyek ini untuk memastikan posisi Indonesia tetap kuat dan berdaulat, Dengan dukungan penuh dari pemerintah, proyek PLTA Kayan Cascade diharapkan menjadi tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju kemandirian energi berbasis sumber daya alam yang berkelanjutan. (*)