Properti Komersial di Bali Semakin Ciamik, Harganya Naik 6,40%
Indeks Harga Properti Komersial Provinsi Bali pada kuartal kedua tahun ini 115,28, atau tumbuh 6,40% dari 108,35 pada periode yang sama tahun lalu. Hal ini terutama didorong oleh peningkatan harga sewa properti ritel dan apartemen. Pada periode itu, harga sewa properti ritel naik sebesar 15,09%, lebih tinggi dari 6,93%. Sedangkan harga sewa apartemen tumbuh 9,71% dari 7,55% di kuartal kedua di 2023. Harga sewa properti hotel dan perkantoran masing-masing tumbuh sebesar 5,91% dan 3,50%, meskipun tidak setinggi kuartal sebelumnya yang tumbuh sebesar 12,92% dan 28,23%.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, mengatakan survei ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dini mengenai indikasi perkembangan properti komersial (tidak termasuk properti residensial) secara kuartalan untuk menjadi salah satu pembentuk indeks komposit harga aset guna mendukung pelaksanaan tugas Bank Indonesia dalam menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. "Pelaksanaan Survei Properti Komersial di Bali dilakukan terhadap sampel pemilik, pengelola, dan agen pemasaran dari masing-masing jenis properti," ujar Erwin di Denpasar, Bali, Selasa (20/8/2024) kemarin.
Peningkatan harga properti komersial turut didorong peningkatan aktivitas pariwisata pada kuartal kedua tahun ini yang seiring periode puncak masa liburan sekolah. "Hal tersebut tercermin dari permintaan properti di Bali yang ditunjukkan pertumbuhan Indeks Permintaan Properti yang naik sebesar 5,51% di kuartal II tahun ini jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu," ucap Erwin.
Tren permintaan properti pada sewa perkantoran pada kuartal kedua itu turut terdongkrak lantaran tumbuh sebesar 33,81%, disusul sewa ritel naik 23,96% , dan hotel 3,17% secara tahunan. Peningkatan permintaan properti di Bali ini sejalan dengan data pertumbuhan lapangan usaha Real Estate dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Bali kuarta kedua di 2024 meningkat sebesar 2,16%.
Di sisi lain, pertumbuhan IndeksPasokan Properti Komersial tumbuh 2,15% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang terkontraksi 0,97% . Peningkatan pasokan terutama terjadi pada kategori properti ritel dan apartemen. Dalam mendukung pertumbuhan properti yang berkualitas, Bank Indonesia senantiasa mendorong penyaluran kredit atau pembiayaan perbankan melalui penguatan kebijakan makroprudensial antara lain penguatan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) yang mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, didukung pemantauan harga, pasokan dan permintaan properti yang akurat. (*)