GAPMMI Targetkan Industri Makanan dan Miniman Tumbuh 5-7%
Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan sektor strategis yang penting dalam mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia. Kontribusi sektor ini terhadap PDB industri nonmigas sebesar 39,10% dan memberikan kontribusi sebesar 6,5% terhadap PDB nasional pada tahun 2023 dan nilai investasi pada industri makanan dan minuman sekitar Rp85,1 triliun pada tahun 2023.
Selain itu, sektor mamin juga mencatat realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) meningkat dari US$615.358 menjadi US$679.578 atau sekitar 10% secara tahunan dan realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) meningkat dari US$ 11.268.648 menjadi US$ 18.835.649 atau sekitar 67%. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi khususnya melalui industri makanan dan minuman, Informa Markets kembali menyelenggarakan pameran bertajuk Food Ingredients (Fi) Asia Indonesia 2024 pada 4-6 September 2024 di Jakarta International Expo.
Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi S. Lukman mengatakan, industri makanan dan minuman terus menunjukkan tren positif. "Tahun ini peningkatan pertumbuhan ditargetkan bisa menyentuh angka 5-7% jika dibandingkan dengan tahun lalu. Tentunya, untuk mendorong pertumbuhannya, industri ini harus terus bertransformasi dan melakukan inovasi. Diperlukan juga penerapan teknologi yang bisa membantu untuk mengembangkan dan mengolah bahan makanan dan minuman agar bisa menaikkan harga jual. Dia optimistis industri ini bisa menjadi salah satu motor penggerak ekonomi di Indonesia dan negara-negara Asia," ujarnya di Jakarta, Rabu (21/8/2024)..
Inovasi teknologi adalah pendorong utama dalam transformasi industri pangan yang diharapkan mampu memberikan efisiensi biaya dari sisi produksi sehingga memberikan harga yang bersaing, mengurangi cacat produk, hingga meningkatkan kapasitas produksi. Lebih dari itu, teknologi berperan penting dalam upaya peningkatan ekonomi hijau yang menerapkan prinsip ramah lingkungan, memanfaatkan energi terbarukan, meningkatkan efisiensi energi, serta mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
Guru Besar dari Departement of Food Science & Technology, dan Ilmuwan Senior dari South East Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center, IPB University, Prof. Dr. Purwiyatno Hariyadi mengatakan, mulai dari pemilihan ingredien pangan sampai produk akhir siap konsumsi, industri harus memastikan produknya aman, bergizi, fungsional, dan ramah lingkungan. Ingredien pangan, sebagai komponen utama dalam produk makanan, memegang peranan krusial dalam mencapai tujuan tersebut. Seperti yang didefinisikan oleh Codex Alimentarius Commission, ingredien pangan adalah segala bahan yang digunakan untuk membuat makanan, termasuk bahan tambahan pangan dan zat-zat lainnya yang tetap ada dalam produk akhir.
“Pameran Fi Asia Indonesia 2024 menjadi platform penting bagi industri, pemerintah, akademisi, dan pelaku industri untuk berkolaborasi menggali potensi ingredien pangan lokal Indonesia. Dengan demikian, diharapkan dapat mendorong inovasi, meningkatkan daya saing industri pangan nasional di kancah global, serta memperkuat ketahanan pangan,” jelasnya.
Regional Portfolio Director (ASEAN), Informa Markets, Rose Chitanuwat, mengatakan, Food Ingredients Asia Indonesia 2024 hadir dengan skala yang lebih besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kami menargetkan untuk menarik lebih dari 22.800 pengunjung selama acara berlangsung, dengan lebih dari 700 penyedia merek ternama dari 38 negara yang akan bergabung.
Selain itu, akan ada banyak diskusi komprehensif dan edukatif terkait bahan pangan, seperti pengganti gula dalam makanan dan minuman, serta penerapan kebijakan halal di Indonesia. Ini akan menjadi ajang yang tepat untuk pengembangan bisnis, memperluas wawasan, sekaligus menjadi platform networking bagi para pelaku bisnis mamin.
Juwono Hartanto, Chief Commercial Officer PT Lautan Natural Krimerindo, mengatakan, Food Ingredients Asia Indonesia 2024 merupakan salah satu ajang yang tepat untuk memperluas jejaring, tidak hanya dengan para pelaku bisnis dengan skala lokal, namun juga internasional. “Setelah beberapa kali mengikuti pameran bersama Food Ingredients (Fi) Asia, banyak peluang yang kami dapatkan. Banyak ilmu dan perkembangan terbaru di industri makanan dan minuman yang bisa diperoleh. Ajang ini adalah one-stop-event yang menjawab berbagai kebutuhan para pelaku bisnis di industri makanan dan minuman,” ucapnya. (*)