Optimalisasi Teknologi AI di Pendidikan
Pada era digital yang terus berkembang, pemanfaatan teknologi dalam pendidikan telah menjadi sebuah keharusan. Perkembangan teknologi menempatkan informasi menjadi komoditas utama manusia hari ini dan kecerdasan buatan Artificial Intelligent (AI) adalah konsekuensi logis perjumpaan kecepatan teknologi dan kebutuhan manusia itu sendiri.
Di seluruh dunia, AI telah mengubah berbagai sektor, termasuk pendidikan. Seperti di Amerika Serikat, China, dan Singapura, AI telah membantu menciptakan pengalaman belajar yang lebih personal dan efisien, serta meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan untuk semua. Sementara itu, di Indonesia dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa dan lebih dari 185 juta pengguna smartphone, berada pada posisi yang unik untuk mengadopsi AI dalam pendidikan.
Peluang terbesar untuk AI dalam sistem pendidikan Indonesia terletak pada pembelajaran yang dipersonalisasi, pengambilan keputusan berbasis data, dan kemampuan untuk menjangkau populasi yang kurang terlayani. Dengan memanfaatkan AI, Indonesia bisa menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif dan efektif serta memenuhi berbagai kebutuhan siswa Indonesia.
Jaspal Sidhu, pakar pendidikan sekaligus pendiri dari SIS dan Inspirasi School, menyatakan pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah proaktif dalam mendukung transformasi digital. “Melalui inisiatif seperti program "100 Smart Cities" yang dilakukan oleh pemerintah hal ini bertujuan untuk meningkatkan akses internet serta menjembatani kesenjangan digital, agar wilayah terpencil pun bisa merasakan manfaat dari kemajuan teknologi,” tutur Jaspal pada keterangannya yang dikutip swa.co.id pada Minggu (25/8/2024).
Menurutnya, upaya-upaya ini bisa menjadi dasar yang kuat untuk penerapan AI dan alat digital yang lebih luas dalam dunia pendidikan. Pada 2020, Indonesia meluncurkan Strategi Nasional untuk Kecerdasan Buatan, sebuah peta jalan yang dirancang untuk mengintegrasikan AI ke berbagai sektor utama, termasuk pendidikan. Strategi ini merupakan bagian dari peta jalan Making Indonesia 4.0 yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing nasional di berbagai industri, dengan pendidikan sebagai inti dari strategi ini.
Indonesia menjadi salah satu pengguna AI ketiga setelah Amerika dan India. Dalam laporan WritterBuddy, penyedia layanan konten berbasis AI menyebutkan ada 1,4 miliar kunjungan ke situs AI periode September 2022-Agustus 2023 yang berasal dari Indonesia.
Menurut survei Tirto Bersama Jakpat pada 21-27 Mei 2024 yang melibatkan 1.501 responden pelajar berusia 15-21 tahun tingkat SMA (44,04%) dan mahasiswa (56%), serta 46,77% laki-laki dan 53,23% perempuan. Dalam survey tersebut terlihat bahwa 86,21% diantaranya mengggunakan AI untuk membantu menyelesaikan tugasnya. Sekitar 13,79% saja yang mengaku tidak pernah menggunakan AI untuk membantu tugasnya.
Riset juga dilakukan oleh Tyton Partners terhadap mahasiswa di Amerika Serikat pada musim gugur tahun 2023. Dari 1.600 responden, 49% mahasiswa dari 600 perguruan tinggi menggunakan GenAI dalam proses belajarnya.
Hasil senada juga didapatkan oleh BestColleges, sebuah penyedia konsultasi Pendidikan di Amerika Serikat. Sebanyak 1.000 responden yang terlibat, 56% diantaranya pernah menggunakan bantuan AI untuk menyelesaikan tugasnya.
Sekolah dengan kualitas baik dijelaskan oleh Inspirasi Academic Coordinator, Indri Savitri, tidak hanya untuk masyarakat di megacity, tapi juga di kota-kota lainnya sehingga murid-murid memiliki keterampilan abad 21 terkait dengan pengembangan kompetensi Perseverance, Analytical skills, Collaboration/Communication skills and Entrepreneurial/Innovation skills (PACE). Sekolah Inspirasi menerapkan standar kurikulum Singapura dan Cambridge yang juga menyelaraskan dengan kurikulum nasional yang relevan.
Pemilihan kurikulum Singapore sejalan dengan hasil PISA (Programme for International Student Assessment) yang diselenggarakan oleh OECD bahwa Singapore merupakan negara dengan kurikulum terbaik di dunia. Kompetensi yang menjadi inti adalah berbahasa Inggris yang baik, Matematika, Science, dan teknologi. “Dengan pembelajaran yang berfokus pada pembelajaran berbasis active learning (berpusat pada murid dan hands-on, sehingga menyenangkan),” jelasnya.
Ada tiga hal penerapan tools software dari teknologi dalam pembelajaran yang diterapkan oleh Inspirasi School, pertama menjadikan digital portfolio, untuk tracking proses pembelajaran, monitoring kegiatan anak di kelas.
Kedua, data-driven insight yaitu progres dari pembelajaran anak memberikan informasi yang valid dan reliable untuk review perkembangan murid pada area tertentu, kurikulum, serta feedback terhadap proses delivery pembelajaran. Ketiga, Edukasi penggunaan teknologi di rumah bagi orangtua agar bijak dalam penggunaan teknologi (screen time, digital literacy, information literacy).
Tantangan AI di Indonesia
Analis dan Akademisi dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Edoardo Irfan, menjelaskan bahwa penetrasi AI dalam konteks pendidikan sama halnya dengan produk-produk digital lainnya yaitu hadir untuk memudahkan sebuah pekerjaan, namun AI juga memiliki tantangan untuk lebih berkembang bagi pendidikan dan bagi pengetahuan.
Penggunaan AI di Indonesia, lanjut Edoardo, menjadi sebuah perangkat penting baik sebagai siswa maupun pendidik. Di sisi lain posisi AI masih dipandang dengan kagum dalam diskusi-diskusi yang ada, namun keberadaan regulasi dan etika masih sangat minim. “AI ini baru pada tahap awal untuk diadopsi oleh masyarakat Indonesia. Penggunaan dan pemanfaatan serta tantangan yang hadir masih harus banyak didiskusikan,” ujarnya.
Kehadiran AI menjadi sebuah persoalan penting bagi dunia pendidikan. Peranan diskusi banyak pihak menjadi penting untuk mengoptimalkan penggunaan dan pemanfaatan AI, sekaligus menemukan langkah antisipatif dan adaptif.
Jaspal mengungkapkan hal yang senada. Menurutnya, kemungkinan AI dalam pendidikan tidak hanya melibatkan teknologi. “Perlu adanya upaya bersama dari pemerintah, pendidik, perusahaan teknologi, dan masyarakat sipil untuk memastikan integrasi AI dilakukan secara etis dan inklusif,” jelasnya. (*)