Strategy

Penyaluran Kredit BNI (BBNI) Menguat, Bidik Pertumbuhan Kredit 10-12%

(tengah) Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar di Jakarta, Kamis (22/8/2024). (Foto : BNI).

PT Stockbit Sekuritas Digital menilai kinerja PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) pada kuartal kedua tahun ini sebagai performa yang cukup positif lantaran membukukan laba bersih Rp5,4 triliun atau naik 5,6% secara tahunan. Hasil ini membuat laba bersih BBNI di semester I/2024 menjadi Rp10,7 triliun, naik sebesar 3,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. “Raihan ini sedikit di bawah ekspektasi karena setara 48% dari estimasi konsensus laba bersih BBNI di akhir tahun 2024,” ujar R ahmanto Tyas Raharja, Investment Analyst Lead Stockbit Sekuritas Digital pada risetnya yang dikutip di Jakarta, Minggu (25/8/2024).

Kinerja BBNI pada kuartal kedua itu ditopang oleh pertumbuhan kredit yang menguat, meski likuiditas mengetat. Kemudian, net interest margin (NIM) yang stabil dan credit cost (CoC) yang terjaga baik. Rahmanto menjabarkan pertumbuhan kredit BNI di kuartal kedua 2024 ini menguat sebesar 11,7% dari kuartal kedua di 2023. “Hasil ini melampaui guidance awal manajemen di level 9% hingga 11%. Manajemen BNI telah merevisi guidance pertumbuhan kredit di sepanjang tahun ini naik di kisaran 10% hingga 12%,” ujar Rahmanto,

Pertumbuhan kredit BNI di kuartal kedua itu didukung oleh segmen korporasi dan konsumer. BBNI mengurangi ekspansi kredit ke segmen UMKM untuk fokus pada kualitas aset, yang terefleksikan dari penurunan kredit segmen UMKM sebesar 11,2%. Di sisi lain, loan to deposit ratio (LDR) di kuartal kedua tahun ini sebesar 94% seiring pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang naik 1%, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan penyaluran kredit. “BBNI memiliki rencana untuk meningkatkan DPK dengan peluncuran aplikasi mobile banking terbarunya, wondr by BNI, yang menyedot belanja modal (capex) sebesar Rp1,6 triliun untuk pengembangannya,” tutur Rahmanto.

NIM perseroan pada kuartal kedua dan semester pertama tahun ini stabil di level 4%, lebih rendah dari pandual awal manajemen BNI yang mengincar 4,5%. Manajemen BBNI pun merevisi turun guidance NIM di tahun ini menjadi 4%, yang mengindikasikan bahwa manajemen optimistis dapat menjaga level NIM stabil pada semester kedua di 2024. NIM yang stabil pada kuartal kedua tahun ini didorong dari penurunan cost of fund sebesar 7 basis poin secara kuartalan yang diakibatkan penurunan dari current account.

Sumber : Stockbit Sekuritas.

Kemudian, Rahmanto menjabarkan credit cost (CoC) BNI pada kuartal kedua dan semester pertama 2024 ini terjaga stabil di level 1%, lebih baik dari guidance awal manajemen yang mengincar 1,4%. “CoC yang terjaga tersebut terimplikasi pada beban provisi selama semester I/2024 yang turun sebesar 22,2% secara tahunan. Manajemen BBNI pun merevisi naik guidance CoC di akhir tahun ini menjadi 1%,” tutur Rahmanto.

Penyaluran Kredit Bertumbuh

Pada kesempatan terpisah, Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, menjelaskan pertumbuhan kredit ini tidak lepas dari stabilnya perekonomian nasional di tengah kondisi global yang sangat dinamis, serta operating environment yang membaik bagi perbankan, terutama sejak Bank Indonesia (BI) memberikan insentif berupa pelonggaran atas kewajiban pemenuhan giro wajib minimum (GWM) dalam rupiah kepada bank yang menyalurkan kredit atau pembiayaan kepada sektor tertentu, yang berlaku sejak 1 Juni 2024.

BI melalui insentif tersebut telah memperluas cakupan sektor prioritas kebijakan likuiditas makroprudensial (KLM) dengan turut mencakup sektor otomotif, perdagangan, listrik, gas, air, serta sektor jasa sosial, ekonomi kreatif, dan pembiayaan hijau, disamping sektor hilirisasi minerba-non minerba, perumahan, dan pariwisata yang telah ada sebelumnya.

Dengan memanfaatkan insentif ini, perbankan memperoleh tambahan likuiditas yang dapat dioptimalkan untuk meningkatkan penyaluran kredit kepada masyarakat. Selain itu, pemberian insentif ini berdampak positif terhadap cost of fund perseroan yang mulai menunjukkan perbaikan di kuartal II/2024, karena dapat dimanfaatkan momentumnya untuk memperbaiki struktur DPK.

Adapun, penyaluran kredit atau loan disbursement BNI (bank only) selama semester pertama tahun ini mencapai Rp171 triliun, meningkat 48% dibandingkan semester I/2023. Kredit ini disalurkan terutama pada korporasi blue chip swasta dan BUMN.

Tiga sektor ekonomi dengan penyaluran kredit terbesar adalah perdagangan, energi, dan manufaktur. Namun, secara umum BNI masih melihat loan demand yang cukup baik di seluruh sektor ekonomi.“Ekspansi kredit kami fokuskan pada debitur top tier di masing-masing industri dan regional yang diikuti optimalisasi bisnis dari ekosistem debitur, sehingga mendorong pertumbuhan kredit di segmen lainnya, seperti consumer yang tumbuh hingga 15,1% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” ujar Royke menjabarkan.

Selain akselerasi pertumbuhan kredit, salah satu fokus BNI di kuartal II/2024 adalah merilis aplikasi transaksi untuk personal yang dibangun menggunakan platform teknologi terkini, yang bernama wondr by BNI dan diluncurkan pada 5 Juli 2024 atau bertepatan dengan ulang tahun BNI ke-78.

Aplikasi ini dikembangkan berdasarkan riset yang mendalam, mengikuti standar keunggulan di industri yang tidak hanya di Indonesia, tapi juga mengikuti standar global, sehingga diproyeksikan akan menjadi game changer bagi BNI maupun industri perbankan di Indonesia. “Kami bersyukur wondr by BNI mendapatkan akseptasi yang baik oleh masyarakat. Hingga 18 Agustus 2024, wondr by BNI telah di-download lebih dari 2 juta kali. Salah satu indikator yang menggembirakan bagi kami adalah tingginya tingkat pengguna aktif bertransaksi, yang proporsinya naik hingga 200% dibandingkan BNI mobile banking sebelumnya. Ini menunjukkan animo yang tinggi dari nasabah atas aplikasi digital ini,” ungkap Royke.

Agenda transformasi perseroan dipraktikkan berkelanjutan untuk membangun pola kerja yang lebih agile, kolaboratif, dan cermat dalam mengelola risiko, sehingga pertumbuhan bisnis di setiap segmen bisnis berjalan secara terukur. Penguatan peran dari anak usaha juga semakin positif dalam memberi kontribusi kinerja BNI Group. Hal ini ditunjukkan dengan pre-provision operating profit (PPOP) dari anak perusahaan anak di semester I/2024 meningkat sebesar 4,8%.“Kami optimistis BNI dapat terus mendorong tren pertumbuhan yang baik ini, agar dapat memberikan kontribusi optimal dalam menjaga momentum pertumbuhan kredit dan ekonomi,” kata Royke. Harga saham BBNI sejak awal tahun ini hingga 23 Agustus 2024 naik 1,40% atau menjadi Rp5.450. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved