CSR Corner

Danone Indonesia Dukung Ekonomi Santri di Pesantren

Program Sekolah Bisnis Pesantren diharapkan dapat mendorong inovasi dan semangat berwirausaha di kalangan pesantren. (Foto: Istimewa)

Danone Indonesia menggandeng Yayasan Sinergi Ekosistem Pesantren (SEP) dan Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Kabupaten Bogor menyelenggarakan Program Sekolah Bisnis Pesantren (SBP) yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi pesantren serta menjangkau 26.000 santri.

Acara yang berlangsung di Pondok Pesantren Al-Kaukab, Bogor ini dihadiri secara langsung oleh 60 perwakilan pengurus pesantren wilayah Bogor, Cianjur, Sukabumi, serta peserta daring dariberbagai daerah lainnya.

Seperti kita ketahui, pesantren telah lama menjadi lembaga pendidikan berbasis agama yang berperan penting dalam membentuk sumber daya manusia. Namun, saat ini pesantren terus berkembang dan menambahkan potensi kelembagaan, salah satunya yang berkaitan dengan ekonomi dan kewirausahaan. Program SBP diselenggarakan untuk membantu pesantren mengembangkan wawasan ekonomi mereka melalui pelatihan dan pemberdayaan yang melibatkan dan terfokus pada pengurus pesantren, para santri, serta masyarakat sekitar pesantren.

Dr. Basnang Said, S.Ag, M.Ag, Direktur di Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, mengapresiasi kehadiran SBP. "Dari kurun waktu 2019 hingga 2024, jumlah pesantren naik dari 29 ribu menjadi 41 ribu pesantren atau meningkat hingga 11 ribu pesantren. Salah satu fungsi penting pesantrenadalah pemberdayaan masyarakat. Apa yang digagas hari ini adalah bagian dari ikhtiar yangsudah lama dilakukan oleh pondok pesantren. Oleh karenanya, kami mendukung kemandirian pesantren dan kolaborasi Serikat Ekonomi Pesantren dan Danone Indonesia dalam menghadirkan Sekolah Bisnis Pesantren," ungkapnya seperti dikutip swa.co.id pada Minggu (26/8/2024).

Karyanto Wibowo, Sustainable Development Director Danone Indonesia, menyampaikan pihaknya berharap Program Sekolah Bisnis Pesantren dapat mendorong inovasi dan semangat berwirausaha di kalangan pesantren, sehingga mereka dapatlebih mandiri, sekaligus mampu meningkatkan daya saing sumber daya manusia di lingkungan pesantren. Dukungan ini sejalan dengan komitmen Danone Impact Journey, yang menempatkan pengembangan SDM sebagai salah satu pilar utama dalam strategi keberlanjutan perusahaan.

Dr. K.H Khoirul Huda Basyir, Lc. M.Si, selaku Pengasuh PPTQ Al Kaukab, menyampaikan bahwa program ini sejalan dengan visi dan misi pesantren Al Kaukab, karena awal pesantren menggaungkan kemandirian dari sisi pengelolaan manajemen, sampai dengan penguatan ekonomi dan usaha-usahanya. "Terinspirasi dari guru-guru kami, bahwapesantren memiliki tiga fungsi di antaranya, pertama sebagai pusat pendidikan, kedua sebagaipusat dakwah dan ketiga sebagai pemberdayaan masyarakat. Namun, untuk memberdayakanmasyarakat maka, kami sebagai pesantren juga harus mandiri agar dapat mengajak saudara-saudara kita untuk mandiri," jelasnya.

K.H Abdul Basyit Mahfuf, Ketua RMI NU Kabupaten Bogor, mengatakan, pihaknya mengamati bahwa antara fungsi dan tugas kewajiban pondok pesantren dulu dan saat ini sudah mengalami perubahan. Dulu pesantren turut membentuk kader - kader terbaik dalam bidang agama, bidang keilmuan, bahkan sains. Namun, belakangan, zaman menuntut kita untuk terus bergerak dibidang ekonomi, maka kontribusi pesantren tidak dapat berpaling dari kegiatan ekonomi.

"Untuk itulah, kami semua berpikir bagaimana bisa turut membantu upaya rekan-rekan pesantren agardapat mandiri dan memiliki kedigdayaan ekonomi. Salah satunya melalui Sekolah Bisnis Pesantren ini. Kerja sama ini adalah yang kedua dengan Danone Indonesia. Sebelumnya kami telah bekerja sama untuk menghadirkan sumur bor dan sanitasi MCK di sembilan pondok pesantren di Kabupaten Bogor," katanya.

Sementara itu, Ustad Ahmad Tazakka Bonanza dari Serikat Ekonomi Pesantren atau Yayasan Sinergi Ekosistem Pesantren menggarisbawahi pentingnya kolaborasi ini. “Kegiatan ini akan melibatkan sekitar 160 pesantren, jumlah santri yang akan terdampak dari program ini sekitar 26.000 santri di data kami, tersebar dari Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur serta daerah lainnya. Salah satu nilai unggul program ini adalah pendampingan yang berkelanjutan selama tiga tahun," ucapnya.

Kehadiran Program SBP diharapkan mampu mendorong kemandirian ekonomi pesantren melalui inisiasi bisnis pesantren, kesejahteraan santri melalui entrepreneurship dan dampak ekonomi hijau bagi masyarakat sekitar. Program ini rencananya akan dijalankan secara bertahap, dimulai dari asesmen potensi bisnis pesantren, edukasi dan pendampingan untuk berbagai pelatihan bisnis serta dana hibah dan pengembangan produk lokal.

Dengan demikian, pesantren dapat mengurangi ketergantungan pada bantuan eksternal, serta menciptakan dampak ekonomi berkelanjutan bagi pesantren. Peluncuran Program SBP juga dibarengi dengan Focus Group Discussion (FGD) yang bertujuan untuk memantik diskusi dan mengeksplorasi potensi kolaborasi antar-pesantren dan para mitrastrategis dalam pengembangan program SBP.

Dalam FGD ini, para peserta juga mendapatkan kesempatan untuk mendiskusikan inisiatif kemandirian yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi lokal, yang dapat diterapkan dalam program SBP. “Kami percaya bahwa peluncuran program ini akan menjadi tonggak penting dalam membangun pesantren yang mandiri secara ekonomi dan berdaya saing. Danone Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung inovasi dan kemandirian pesantren melalui program-program pendampingan dan pelatihan kewirausahaan, serta mendorong kolaborasi dengan mitra strategis dalam mewujudkan visi bersama untuk kesejahteraan umat dan penguatan ekonomi pesantren di berbagai daerah di Indonesia,” tutur Karyanto. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved