LSPR dan Pemerintah Jepang Luncurkan Tiga Buku Hasil Penelitian Disabilitas di ASEAN
Terbatasnya referensi mengenai riset kebijakan terkait kesehatan dan disabilitas perkembangan di kawasan ASEAN, serta kebutuhan akan panduan untuk pelatihan dan pendampingan orang tua dengan anak yang memiliki disabilitas perkembangan, mendorong munculnya inisiatif untuk melaksanakan proyek pembuatan buku terkait t agar dapat berkontribusi terhadap isu disabilitas perkembangan di negara-negara Asia Tenggara.
Selain itu, penyandang disabilitas perkembangan dan keluarga mereka kerap dihadapkan pada tantangan yang cukup besar untuk memperoleh kualitas hidup yang baik. Beberapa kesulitan yang muncul adalah terbatasnya akses untuk layanan kesehatan serta pendidikan, kesempatan dalam lapangan pekerjaan serta partisipasi dalam kehidupan sosial.
Untuk itu, LSPR Institute of Communication & Business (LSPR Institute) dan Nozomi No Sono (The National Centre for Persons with Severe Intellectual Disabilities) Jepang, berkoordinasi dengan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), telah bekerja sama sejak tahun 2021 untuk melaksanakan proyek penelitian dan pembuatan panduan mengenai disabilitas perkembangan di negara-negara anggota ASEAN.
Hasil dari proyek ini adalah tiga buku yang berjudul Kondisi Terkini dan Isu Kebijakan Layanan Kesehatan bagi Penyandang Disabilitas Perkembangan di Asia Tenggara, Pengembangan Panduan Berbasis Pembinaan untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Orang Tua Anak dengan Disabilitas Perkembangan di Asia Tenggara, dan Panduan Pelatihan, Pendampingan, dan Pembinaan bagi Orang Tua Anak dengan Disabilitas Perkembangan di Asia Tenggara.
Ketiga buku ini diluncurkan di LSPR Institute of Communication & Business oleh Dr. (H.C) Prita Kemal Gani (Founder & CEO LSPR Institute of Communication & Business), Kazuo Chujo (Deputy Head of Mission, Mission of Japan to ASEAN), Dr. Yasuyuki Mitsuhashi (ERIA Senior Policy Fellow on Healthcare), Dr. Ryuhei Sano (Nozominosono/Project Leader), dan Dr. Rudi Sukandar (Director of Research & Community Service LSPR Institute of Communication & Business/Project Member).
Prita menyampaikan rampunya proyek bersama Nozomi No Sono dan ERIA ini diharapkan melanjutkan kolaborasi untuk mencari strategi yang dapat diimplementasikan. "Secara khusus, untuk mengembangkan sumber daya manusia dan kampanye komunikasi strategis guna membuka jalan bagi kebijakan jangka panjang yang memastikan kesempatan yang setara bagi individu dengan disabilitas perkembangan. Dengan belajar dari pengalaman dan inovasi Jepang mengenai isu tersebut, kita dapat memperkaya sumber daya manusia di seluruh ASEAN dan membangun masyarakat yang lebih inklusif bagi semua orang,” jelas Prita Kemal Gani, Founder & CEO LSPR Institute seperti ditulis swa.co.id di Jakarta, Senin (26/8/2024).
Dalam kesempatan ini, Duta Besar Misi Jepang untuk ASEAN, Masahiko Kiya, melalui pesan videonya mengucapkan selamat kepada LSPR, Nozomi No Sono, ERIA, dan pemangku kepentingan terkait atas selesainya proyek tersebut. Dubes Kiya juga menyampaikan penghargaan atas upaya yang telah dilakukan dalam proyek tersebut.
Salah satu dari ketiga buku ini diharapkan dapat membantu penyandang disabilitas perkembangan dan orang tua mereka untuk mengatasi tantangan dan kesulitan yang dihadapi seputar layanan dan perawatan kesehatan, termasuk dalam mengatasi kekhawatiran dan kecemasan bagi para orang tua, sehingga mereka dapat mendampingi dan memberikan dukungan terhadap anak-anak mereka.
Sementara itu, buku kedua berisi riset tentang kondisi terkini dan isu kebijakan layanan kesehatan membahas isu-isu penting dari sudut pandang penyandang disabilitas perkembangan dan keluarganya, khususnya di kawasan ASEAN, yang diharapkan dapat memberikan pemahaman komprehensif mengenai topik ini. Selanjutnya, buku ketiga merupakan panduan pelatihan, pendampingan, dan pembinaan bagi orang tua anak dengan disabilitas perkembangan, diharapkan dapat membekali orang tua dengan pengetahuan berharga, sekaligus memberdayakan mereka untuk menjadi mentor bagi orang lain untuk membantu mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
Ketiga publikasi tersebut tersedia dalam Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Jepang, serta didistribusikan secara global. Hasil riset dan buku panduan ini diharapkan dapat membuka wawasan dan pemahaman orang tua, caregiver, tenaga profesional di bidang kesehatan serta pendidikan, dan pembuat kebijakan di kawasan ASEAN tentang disabilitas perkembangan.
Prita mengajak semua pihak untuk memanfaatkan momen ini untuk menegaskan kembali komitmen dalam menciptakan dunia agar individu dengan disabilitas perkembangan dapat diberdayakan, disertakan, dan dihargai atas kontribusi uniknya.
London School of Public Relations (LSPR) Institute of Communication & Business berdiri sejak 1 Juli 1992 yang awalnya sebuah perguruan tinggi swasta yang menyelenggarakan program sarjana ilmu komunikasi yang terbagi atas enam konsentrasi pilihan yaitu, Public Relations, International Relations, Marketing, Mass Communication, Digital Media Communication & Advertising dan Performing Arts Communication, serta program pascasarjana yang terbagi menjadi empat konsentrasi yaitu Corporate Communication, Marketing Communication, International Relations Communication dan Mass Media Management.
LSPR bertransformasi menjadi Institut Komunikasi dan Bisnis atau LSPR Institute of Communication & Business (LSPR Institute) berdasarkan Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dengan Nomor 1035/KPT/I/2019. Surat keputusan tersebut diberikan oleh Bapak Dr. M. Samsuri, S.Pd., M.T (Plt. Kepala Lembaga LLDIKTI Wilayah III) dan diterima oleh LSPR Manajemen pada Hari Selasa, 12 November 2019 di Kantor LLDIKTI Wilayah III Jakarta. LSPR kini memiliki dua Fakultas, Fakultas Komunikasi dan Fakultas Bisnis. Selain itu LSPR menyelenggarakan 6 Program Studi yaitu Ilmu Komunikasi Program Magister, Ilmu Komunikasi Program Sarjana, Ilmu Komunikasi Program Sarjana Pendidikan Jarak Jauh yang diselenggarakan di Provinsi Bali, Desain Komunikasi Visual Program Sarjana, Manajemen Program Sarjana, Pariwisata Program Sarjana.
Memasuki usia 32 tahun, LSPR Institute of Communication & Business The Leading Graduate School of Communication & Business ASEAN Global Campus (LSPR Institute) berhasil menjadi Perguruan Tinggi yang masuk peringkat dunia. Rekognisi Internasional ini diberikan oleh Times Higher Education Impact Ranking (THE Impact Rankings 2024) dan The World University Rankings for Innovation (WURI Ranking).
Program keberlanjutan LSPR mendapatkan penghargaan dan pengakuan dari The Impact Rankings 2024 sedunia. Tahun ini, LSPR berada di 15 teratas untuk kategori Perguruan Tinggi Swasta di Indonesia dari 45 perguruan tinggi Indonesia yang dinilai. LSPR juga berhasil berada pada urutan 801+ di dunia untuk kategori SDG 13 mengenai Climate Action.
Secara global, pemeringkatan ini menilai 2.152 perguruan tinggi dari 125 negara. Rekognisi Internasional World University Rankings for Innovation (WURI Rankings), LSPR Institute berhasil meraih peringkat 17 The World University Rankings for Innovation untuk kategori leadership, dan peringkat 31 The World University Rankings for Innovation untuk kategori Culture/Values, peringkat 33 The World University Rankings for Innovation untuk kategori Student Mobility and Openness, WURI Ranking merupakan peringkat universitas dunia dalam inovasi dengan menilai kontribusi nyata institusi pendidikan tinggi terhadap industri dan masyarakat, menyoroti pendidikan inovatif, penelitian dan keterlibatan terhadap masyarakat. (*)