SHP Toys Gencar Berinovasi, Ekspor Mainan Anak-Anak Tumbuh 50% di Juli 2024
PT Sinar Harapan Plastik (SHP Toys), produsen mainan anak-anak buatan Indonesia, mencatatkan pertumbuhan ekspor. Hary Tio, CEO SHP Toys, mengatakan pertumbuhan ekspor ini merupakan hasil dari inovasi dan promosi serta pemasaran di pameran mainan anak-anak di luar negeri, seperti di Hongkong dan negara di kawasan Eropa. SHP Toys, yang memproduksi mainan anak-anak di segmen ride on (tunggangan) ini memiliki pabrik di Jakarta.
Perusahaan ini memproduksi mainan tunggang anak-anak bertenaga aki dan manual. Berbagai produk ini disematkan jenamanya, misalnya Volta (mobil anak-anak bertenaga aki) yang diekspor ke berbagai negara. Hary mengatakan mobil Volta yang diekspor itu diselaraskan dengan regulasi dan sertifikasi yang ditetapkan regulator di negara tujuan ekspor. “Misalnya, kami diwajibkan mengganti aki dengan baterai lithium, diuji keamanan dan disertifikasi agar sesuai regulasi di negara tujuan ekspor. Kemudian, kami berinovasi menyediakan mobil drift,” tutur Hary saat dijumpai swa.co.id di pabrik SHP Toys di Jakarta, Jumat (16/8/2024).
SHP Toys bisa menembus ekspor lantaran adaptif dan lincah menangkap peluang ekspor. Hary mengamati beragam faktor, antara lain perang dagang Amerika Serikat vs Tiongkok, memberikan daya dorong kepada produsen mainan anak-anak buatan Indonesia untuk memnafaatkan peluang ini. SHP Toys, lanjut Hary, mengoptimalkan kondisi ini tatkala bertemu calon buyer dari berbagai negara tatkala SHP Toys berpartisipasi di pameran mainan anak-anak luar negeri di tahun lalu itu.
Pasca pameran mainan anak-anak itu, para calon buyer tertarik untuk membeli mainan tunggangan anak-anak buatan SHP Toys. Setahap demi setahap, manajemen SHP Toys memproses dan merespons keinginan para konsumen mancanegara ini. “Misalnya, mereka menginginkan baterainya terbuat dari lithium. Kami pun mengubah dari baterai aki menjadi baterai lithium,” ucap Hary. Setahap demi setahap, proses pengembangan produk ditempuh.
SHP Toys mencari pemasok baterai lithium agar bisa tersemat di produknya, misalnya mobil-mobilan berjenama Volta. Setelah itu, produk ini diuji dan disertifikasi agar bisa diekspor ke berbagai negara. Konsumen puas, pesanan mengalir deras. “Perekonomian global dipengaruhi tensi geopolitik dan perang dagang. Kami melihat ini sebagai peluang sehingga berhasil meningkatkan ekspor sekitar 50% di Januari hingga Juli tahun ini jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Target pertumbuhan ekspor di akhir tahun ini semoga bisa stabil di kisaran 50%,” tutur Hary. Strategi ini berhasil menambah negara tujuan ekspor, misalnya Inggris, yang membeli Volta drift.
Kendati laju ekspor mulus, Hary menghadapi beragam tantangan. Sebut saja, pemasok komponen yang relatif sulit dicari di dalam negeri. Jikalau pun tersedia, harganya cenderung lebih mahal apabila dibandingkan komponen impor. Ke depannya, Hary berharap ekosistem rantai pasok mainan anak-anak nasional kian sempurna untuk meningkatkan daya saing produk mainan anak-anak buatan Indonesia. “Secara harga, kita masih agak sulit bersaing dengan China, makanya kami berharap ekosistem supply chain mainan anak-anak di dalam negeri bisa terbentuk seperti halnya di China, mulai dari komponen yang kecil hingga sertifikasinya.” ungkap Hary.
Dia mencontohkan produk SHP Toys harus diterbangkan ke China untuk diuji dan disertifikasi karena di dalam negeri tidak tersedia sertifikasi tersebut. Dampaknya, harga produk berpotensi lebih mahal dibandingkan produk sejenis dari negara kompetitor. Sambil menanti terbentuknua ekosistem rantai pasok mainan anak-anak di dalam negeri, Hary terus memacu penetrasi ekspor. “Pada Februari 2025, kami berencana mengikuti pameran mainan anak-anak di New York,” ujarnya.
Bergeser ke pasar dalam negeri, SHP Toys memperluas jaringan distribusinya seiring dipasoknya mainan mereka ke jaringan toko modern, yakni Toys Kindom dan Kidz Station. Penambahan ini kian memperkokoh layanan konsumen. Hary menjabarkan SHP Toys memiliki 45 agen atau distributor di berbagai kota, antara lain Jakarta, Cimahi, Cirebon, Bandung, Pontianak, Makassar, Gorontalo, Medan, Surabaya, Bandar Lampung, Bukit Tinggi, Batam, Banyumas, Kudus, dan Serang. Para agen ini menyediakan layanan purna jual kepada konsumen. Dengan demikian, para konsumen mudah membeli atau memperbaiki komponen, misalnya baterai aki.
Penjualan SHP Toys di dalam negeri berkontribusi sekitar 90% dari total penjualan di Januari-Juli tahun ini. Walau demikian, laju ekspor melampaui pertumbuhan penjualan domestik. Hary menyebutkan beragam faktornya, yakni daya beli konsumen yang cenderung turun. Untuk menyiasatinya, Hary memutuskan untuk menyodorkan produk yang harganya relatif terjangkau konsumen dan kualitas tetap dipertahankan apik. Strateginya diklaim Hary masih menjaga laju penjualan SHP Toys di pasar domestik.
Embrio SHP Toys
Cikal bakal SHP Toys di era 1980-an. Kala itu, SHP Toys memproduksi mainan truk berbahan plastik. Mainan ini laris manis dibeli konsumen. Kini, SHP Toys menjelma sebagai produsen mainan berstandar global lantaran mengekspor produknya ke berbagai negara, antara lain Amerika Serikat (AS), Australia, Filipina, Malaysia, dan India.
SHP Toys mendulang kepercayaan dari para mitra lantaran produknya memenuhi standar global. Perusahaan ini dipercaya pula oleh brand global, seperti merek mobil dan sepeda motor serta Disney untuk lisensi karakter Spiderman, yang memberikan lisensi penggunaan merek di mainan SHP Toys.
Berbagai terobosan bisnis dilakukan Hary untuk mengomptimalkan lisensi ini. Pada Agustus 2023, misalnya, SHP Toys meluncurkan 4 varian mobil tunggang anak-anak di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS). Keempat model terbaru ini terdiri dari 3 mobil SUV bertenaga aki, yakni Volta 5078 Lexus LX 600, Volta 5077 Toyota Land Cruiser 300 GR Sport, dan Volta 5008 Land Rover Defender 90. Lalu, model pre-balance bike SHP 557 Honda CBR 600 RR. “Tahun ini kita ‘gak ikutan GIIAS 2024, tetapi kita pameran di pusat perbelanjaan dan animo masyarakat sangat tinggi,” ujar Hary.
Adapun, lisensi yang diperoleh dari pabrikan otomotif global itu mendorong SHP Toys untuk berinovasi agar desain mainan mobil tunggang ini seperti mobil aslinya. Desain yang seperti demikian diharapkan menyedot minat konsumen di Indonesia dan luar negeri. Hary menyebutkan jenama Volta dan SHP adalah brand yang dimiliki SHP Toys.
Ia telah mendaftarkan kedua merek ini di Kementerian Hukum dan HAM. Kedua jenama itu disematkan di varian mainan yang dirilis pada Agustus itu. SHP Toys diklaim Hary sebagai perintis mainan tunggang anak-anak bertenaga aki di Indonesia. Mobil tunggang Volta pertamakali diproduksi pada rentang 2017-18. Mainan Made in Indonesia ini mencatatkan ekspor perdana di 2018.
Waktu itu, pengiriman model Volta sebanyak 2 container yang dikapalkan ke AS. Pembeli di negeri Paman Sam kembali memesan Volta di akhir 2019. Sayang, saat hendak melakukan pengiriman di kuartal I/2020, wabah virus corona melanda dunia. Pengiriman tertunda. Hary dan karyawan berimprovisasi untuk mendorong laju bisnis perusahaan.
Pasca transformasi, perusahaan ini semakin rajin berinovasi untuk menghasilkan mainan anak-anak berstandar nasional dan global. Perihal inovasi, Hary memang berikhtiar menggenjot inovasi agar perusahaan keluarganya ini bisa berbicara banyak di industri mainan anak-anak. Setahap demi setahap, Hary melakukannya sejak bergabung ke SHP Toys pada 2008.
Saat itu, Hary mengemban tugas sebagai Manajer Produksi SHP Toys. Ia bergabung ke perusahaan keluarganya itu setelah menyelesaikan pendidikan Bahasa Mandarin di Beijing, China pada 2004-08. Sebelum berangkat ke Beijing, Hary merengkuh gelar Sarjana Teknik pasca merampungkan kuliahnya pada program studi Teknik Industri di Fakultas Teknik, Universitas Pelita Harapan (2001-04).
Semasa mengenyam pendidikan di Tiongkok itu, Hary mengunjungi pusat industri mainan anak-anak di Shantou, Provinsi Guangdong. Berdasarkan pengamatannya, Hary meyakini ekosistem rantai pasok terintegrasi (hulu-hilir) di Shantou itu meningkatkan daya saing produk mainan yang diproduksi oleh produsen mainan anak-anak buatan Tiongkok. Hasilnya, harga jual mainan anak-anak buatan Shantou itu lebih kompetitif dengan produk sejenis dari negara lainnya. Tak heran, mainan anak dari Tiongkok diekspor ke seluruh dunia, diantaranya Indonesia.
Hary ingin mewujudkan impian untuk mengkreasikan ekosistem rantai pasok mainan anak-anak di Indonesia. Kendala selalu ada, semangatnya Hary tak mudah sirna. Ia mencoba langkah ini di SHP Toys. Hary, sejak 2013, diberikan kepercayaan oleh ayahnya untuk menjabat CEO SHP Toys. Hary mengatakan cikal bakal perusahaan beradal dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang didirikan oleh ayahnya, Tio Beng Hoe bersama saudara kandungnya. Rumah Tio di Teluk Gong, Jakarta Utara, dijadikan lokasi produksi.
Sebelumnya, ayahnya Hary pernah berbisnis permen karet. Dulu, kompetitor permen karet buatan SHP Toys adalah Yosan, jenama permen karet yang digemari anak-anak di periode 1980-an. “Setelah produksi permen karet, bikin mainan karena bisnis permen karet kalah bersaing dengan Yosan,” ujar Hary sambil melempar senyum.
Oh ya, Tio adalah anak dari keluarga yang berwirausaha toko kelontong di Jakarta. Artinya, kakeknya Hary atau ayahnya Tio bukan keluarga konglomerat. Kendati demikian, jiwa kewirausahaan Tio setangguh baja. Sebab, Tio juga pernah bangkrut di bisnis alas lantai atau ubin. Pada 1970-an, Tio memproduksi tegel atau batu ubin. Ketika keramik mulai diminati konsumen, permintaan tegel menyusut drastis. Roda bisnis Tio berhenti.
Kemudian, Tio banting stir memproduksi permen karet. Gagal lagi, Tio bangkit mencoba bisnis lainnya.Tak lama berselang, Tio menjajal sebagai produsen mainan anak-anak yang dimulainya pada 1985. Bermodalkan mesin cetak (moulding) manual untuk membuat aneka macam mainan plastik. Perlahan-lahan, bisnisnya berkembang, Tio menambah mesin produksi, diantaranya meisn untuk membuat mobil truk plastik itu. Mobilnya didistribusikan ke berbagai toko grosir, misalnya toko-toko mainan di Pasar Pagi, kawasan Mangga Dua, Jakarta.
Mainannya laris manis. Bahkan peritel atau pemilik toko grosir dari berbagai daerah mengantri di depan pabrik SHP Toys agar bisa mendapat mainannya tersebut. Hary mengisahkan SHP Toys menambah volume produksi seiring dengan penambahan mesin di awal 1990-an. Modalnya diperoleh dari kas internal. Sang Ayah, lanjut Hary, berdisplin menyisihkan laba bersih untuk diinvestasikan kembali (reinvestment) untuk membeli mesin, bahan baku, dan infrastruktur pendukung. Arus kas terjaga pada level ideal. Piutang usaha tergolong lancar lantaran konsumen membayarnya dalam tempo sebulan.
Kas perusahaan kian solid karena penjualan terus melejit. Tio rutin menyisihkan laba bersih sebagai dana cadangan atau belanja modal untuk membeli mesin produksi.”Ini wisdom dari Papa yang saya serap sebagai knowledge. Papa berhasil menjaga arus kas perusahaan,” ungkap Hary. Sumber dana untuk ekspansi memang tak hanya bersumber dari kas internal.
Pada 1997, Tio memperoleh pinjaman dari salah satu bank untuk membeli mesin moulding injeksi sebanyak 100 unit. Modernisasi mesin ini berdampak terhadap produktivitas. Kemudian, krisis moneter (krismon) melanda Indonesia pada 1998, tetapi kas dan laju bisnis SHP Toys masih terjaga stabil. Sebab, rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) SHP Toys relatif rendah, pinjaman atau utang pembelian mesin itu dalam rupiah sehingga tidak tereksposur pelemahan rupiah terhadap dollar AS, dan penjualan mainan masih apik. “Di saat krisis moneter, penjualan mainan SHP Toys masih bagus dan tidak terkena imbas penguatan dollar AS. Papa (Tio) menyisihkan dana dari keuntungan untuk membeli lahan yang sekarang ini menjadi kantor dan pabrik SHP Toys,” ujar Hary.
Keuntungan di periode krismon itu digunakan untuk membeli lahan di Komplek Pergudangan Kamal Indah di Kalideres, Jakarta Barat. Harganya sekitar Rp300-500 ribu/m2. Dulu, kawasan ini adalah lahan rawa-rawa. Tio setahap demi setahap mengakuisisi lahan ini sehingga total lahan yang dibeli seluas 1,7 hektare. Lokasi ini menjadi pabrik dan kantor pusat SHP Toys. Dengan demikian, kantor dan pabrik SHP Toys berpindah dari Teluk Gong ke Kapuk Kamal.
Gulirkan Transformasi dan Inovasi
Kembal ke kiprah Hary. Dia mendapat lampu hijau dari sang Ayah untuk melakukan pembenahan di seluruh aspek, diantaranya Departemen SDM, operasional, teknologi. “Pembenahan SDM adalah hal utama yang dilakukan agar mengubah mindset pegawai,” ujar Hary yang menjabat Wakil Sekjen Asosiasi Produsen Mainan Indonesia (APMI) periode 2019-24.
Atmosfir perubahan dihembuskan Hary sehingga tak ragu-ragu menggulirkan dana Rp 1 miliar untuk mendanai program transformasi. Dana ini berpotensi membengkak lantaran proses transformasi masih berproses untuk menuju tahap paripurna. Transformasi memang mempercepat perubahan pola kerja pegawai. Dulu, para karyawan merangkai komponen mainan dengan cara manual. Pengerjaanya di lantai pabrik alias lesehan. Setelah ada transformasi, metode perangkaian komponen mainan lebih modern. “Kami membel belt conveyer (ban berjalan) sehingga proses produksi lebih efektif dan produktivitas pegawan semakin meningkat,” tutur Hary mencontohkan perubahan metode kerja yang berdampak terhadap produktivitas karyawan. Dana pembelian mesin belt conveyor ini cukup menguras rekening tabungan perusahaan.
Pada tahap awal, transformasi di bidang SDM tak semudah membalikkan telapak tangan. Sebab, ada saja tembok penghalang lantaran ada beberapa karyawan lama yang enggan beradaptasi. Hary menjalin komunikasi dengan karyawan. “Saya mengenal para karyawan karena saya sejak kecil hingga kuliah sering menghabiskan waktu di pabrik,” ujar Hary yang lahir di Jakarta pada tahun 1983.
Pabrik SHP Toys diibaratkan Hary sebagai rumahnya. Selepas sekolah, dia menyambangi pabrik.Selepas pulah sekolah, dia dan para karyawan seringkali bermain bola basket dan futsal di area pabrik SHP Toys. Ikatan emosional yang erat ini mempermulus proses transformasi. Untuk mengakselerasi transformasi, manajemen SHP Toys menyewa lembaga konsultan.
Hary dan timnya rutin berkoordinasi dengan lembaga konsultan ini. Misalnya, rapat berkala evaluasi dan perencanaan program transformasi. Hary menularkan prinsip-prinsip manajemen mutu di SHP Toys, yaitu menerapkan sistem ISO Manajemen untuk mengkreasikan proses produksi manufaktur berteknologi tinggi agar meningkatkan kualitas produk. Modernisasi manajemen ini menyeleksi pasokan bahan baku, memacu karyawan merancang produk yang inovatif, hingga produk yang memenuhi standar uji keamanan dan kelayakan untuk konsumen, khususnya anak-anak.
Sistem manajemen mutu SHP Toys bersertifikat ISO 9001:2015, menggengam sertifikat Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan SNI (Standar Nasional Indonesia) sejak 2014. Ini dikreasikan Hary agar mainan anak-anak yang diproduksi SHP Toys berstandar nasional dan internasional. Tak sia-sia, SHP Toys pada 2015 menyabet SNI Award dari Badan Standardisasi Nasional (BSN) yang mengapresiasi konsitensi perusahaan menerapkan SNI.
Pada aspek teknologi, Hary mulai memacu praktik manufaktur yang andal (good manufacturing practice). SHP Toys menciptakan mesin moulding yang apik dan rutin memberikan pelatihan kepada karyawan Hary berupaya menggeser pola pikir pegawai untuk beradaptasi dan responsif terhadap dinamika bisnis terkini. Hary menyisipkan nilai-nilai luhur yang diajarkan ayahnya, misalnya mengutamakan nilai kekeluargaan dan berempati walau tak mengendurkan kedisiplinan dan ketegasan sebagai pemimpin. Energi positif senantiasa ditebarkan oleh Hary agar memompa motivasi karyawan. (*)