Management

Manajemen ROTI Menjabarkan Dampak Good Manufacturing Practice di 14 Pabrik Roti

Foto : Istimewa.

PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) mengembangkan praktik manufaktur terbaik (good manufacturing practice/GMP) seiring penambahan pabrik roti menjadi 14 unit di berbagai daerah. Rencananya, ROTI bakal menambah pabrik sebanyak 1 unit sehingga jumlah total pabrik perseroan bertambah menjadi 15 unit. Penambahan pabrik ini berdampak positif terhadap efisiensi biaya operasional, meningkatkan profitabilitas dan gross margin serta meningkatkan daya saing ROTI. Hal ini dijabarkan Head Investor & Public Relations ROTI, Hadi Susilo, pada Pubex Live 2024 di Jakarta, Selasa (27/8/2024).

Hadi menjabarkan praktif GMP perseroan di 14 pabrik itu memberikan benefit lantaran produksi roti lebih efisien karena setiap pabrik memproduksi variasi roti tertentu. "Good manufacturing practice di 14 pabrik kami membuat kami bisa lebih efisien karena setiap pabrik selektif untuk memproduksi 10-15 varian roti atau SKU. Dampaknya, pabrik kami bisa menurunkan waste menjadi di bawah 1% dari 1,5% sehingga meningkatkan profitabilitas dan gross margin perusahaan," tutur Hadi.

Head Investor & Public Relations PT Nippon Indosari Corpindo Tbk , Hadi Susilo pada paparan publik virtual di Jakarta, Selasa (27/82/24). (Tangkapan layar : Vicky Rachman/SWA).

Manajemen ROTI, lanjut Hadi, berencana membuka pabrik terbaru sebanyak 1 unit di semester kedua tahun ini. "Soon, pabrik akan bertambah 15 unit," ujarnya. Penambahan pabrik roti ini akan meningkatkan daya saing jika dibandingkan kompetitor sejenis yang hanya memiliki 1-2 pabrik.

Perseroan sedang merampungkan pembangunan pabrik ke-15 di Pekanbaru, Riau. Rencananya, pengoperasian pabrik ditargetkan pada akhir tahun ini. Perseroan mengoperasikan pabrik sebanyak 14 unit yang tersebar di berbagai lokasi strategis dengan total kapasitas produksi 5,1 juta potong roti per hari. Perseroan memproduksi roti berjenama Sari Roti, Sari Kue, dan Sari Choco.

Produk-produk ROTI didistribusikan setiap hari melalui kanal distribusi modern mencakup minimarket dan supermarket serta kanal distribusi tradisional, seperti warung, tricycle dan sepeda motor keliling yang keseluruhannya mencakup 93.000 titik penjualan di seluruh Indonesia.

ROTI pada semester pertama tahun ini membukukan laba bersih senilai Rp145 miliar atau melonjak sebesar 21,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pencapaian ini didorong oleh permintaan produk roti dan kue yang terus bertumbuh, serta didukung pengelolaan biaya produksi dan operasional yang baik sehingga mampu meningkatkan marjin laba bersih. Penjualan bersih di periode itu senilai Rp1,92 triliun atau naik 5,5%.

Rincian Penjualan dari Regional Barat dan Timur memberikan kontribusi Rp909 miliar atau tumbuh 12,2%. Raihan ini sebagai hasil ekspansi usaha ROTI di beberapa tahun terakhir ini. Sedangkan, penjualan dari pulau Jawa atau Regional Tengah, tetap menjadi kontributor terbesar yang senilai Rp1,01 triliun atau 52,7% dari total penjualan tersebut.

Manajemen ROTI memaparkan rencana buyback sebanyak-banyaknya 88 juta saham perseroan yang telah mendapat persetujuan pemegang saham pada 6 Agustus 2024. Aksi korporasi ini bertujuan untuk menstabilkan dan menjaga harga saham agar mencapai tingkat yang baik. Harga buyback maksimum dipatok Rp1.700 per unit.

Rencananya, dana untuk buyback saham ini menggunakan sumber dana internal perseroan. Kas neto dari aktivitas operasi ROTI per Juni 2024 senilai Rp214,1 miliar, yang sudah melampaui kebutuhan alokasi dana shares buyback Rp149,6 miliar. Pembelian kembali saham ini diharapkan memberikan fleksibilitas pengelolaan modal jangka panjang melalui penjualan saham hasil buyback dengan nilai yang optimal di masa mendatang. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved