Management

ESG 4 Plus, Transformasi Bisnis SCG di Indonesia untuk Mereduksi Emisi

Pemasangan panel surya SCG. (dok SCG)

Dalam 12 bulan terakhir, diketahui dunia mengalami suhu terpanas dalam sejarah, menandakan transisi dari 'global warming' ke 'global boiling.' Perubahan iklim ekstrem ini, yang ditandai oleh kenaikan suhu rata-rata 1,63 derajat Celcius di atmosfer, lautan, dan daratan, sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia.

Peramas Wajananawat, Cement Plant Director SCG Indonesia dan Presiden Direktur PT Semen Jawa & PT Tambang Semen Sukabumi, menyampaikan inisiatif SCG sebagai solusi atas tantangan tersebut adalah dengan mengadopsi nilai-nilai keberlanjutan dan prinsip ESG (Lingkungan, Sosial, dan Tata kelola), mulai dari mengelola modal, menggunakan sumber daya, dan menjalankan proses produksinya. Keputusan-keputusan strategis tersebut mendukung upaya dekarbonisasi dan menekan risiko perubahan iklim, terlebih jika dilakukan secara kolektif.

SCG memiliki kerangka kerja ESG 4 Plus dengan target reduksi emisi sebesar 25% pada tahun 2030. Untuk mencapai keberhasilan ini, Perusahaan berkolaborasi dengan banyak pihak. Dalam waktu lima tahun mendatang, target pertama Perusahaan adalah menurunkan faktor klinker hingga 75% untuk mengurangi emisi CO2.

“Selain itu, kita juga menargetkan instalasi energi terbarukan melalui solar panel dengan kapasitas 2.000 MWh setiap tahun. Pada akhirnya, kegiatan bisnis tidak hanya akan memberikan kontribusi ekonomi, tetapi juga menghasilkan ‘Inclusive Green Growth’ atau pertumbuhan hijau untuk masa depan ekonomi Indonesia,” ujar Peramas dalam konferensi Indonesia Net Zero Summit (INZS) 2024, Selasa (27/8/2024).

Untuk mencapai tujuan Inclusive Green Growth tersebut, SCG melalui anak perusahaannya di Indonesia, PT Semen Jawa dan PT Tambang Semen Sukabumi, telah melakukan transformasi di sejumlah aspek dalam organisasi dengan mengusung nilai ESG 4 Plus, yaitu:

Pertama, transformasi energi dan sumber daya. Pelaku industri perlu mengurangi ketergantungan pada energi fosil dengan mengeksplorasi sumber energi alternatif untuk mengurangi emisi. Sebagai langkah awal, SCG menargetkan pengurangan emisi dari produksi semen dan beton sebesar 25% pada tahun 2030.

Sejumlah inisiatif untuk mencapai target tersebut antara lain dengan meningkatkan penggunaan biomassa sebagai bahan bakar alternatif, seperti sekam padi, serbuk kayu, dan limbah kayu yang telah mencapai 20% dari total bahan bakar, serta meningkatkan penggunaan bahan baku alternatif seperti abu terbang (fly ash) dan abu dasar (bottom ash).

Kedua, transformasi pengelolaan limbah. Salah satu proyek penting dalam upaya ini adalah pembangunan fasilitas Refuse-Derived Fuel (RDF) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cimenteng, Sukabumi. Fasilitas ini akan mengolah hingga 300 ton sampah per hari menjadi bahan bakar alternatif untuk produksi semen.

"Selain membantu mengurangi emisi karbon, proyek ini juga berkontribusi pada pengelolaan sampah yang lebih baik di wilayah tersebut. Fasilitas ini diperkirakan akan mulai beroperasi pada akhir tahun 2024," kata Paramas.

Ketiga, transformasi bahan baku produksi sebagai solusi hijau. PT Semen Jawa dan PT Tambang Semen Sukabumi telah mengurangi penggunaan klinker dalam produksi semen menjadi kurang dari 75% dan meningkatkan penggunaan bahan baku alternatif. Selain itu, perusahaan telah memasang panel surya yang memproduksi 2.000 megawatt-jam energi per tahun. Langkah-langkah ini mendukung upaya berkelanjutan untuk mengurangi emisi CO2 dan meningkatkan penggunaan energi terbarukan.

Keempat, transformasi sosial untuk mengurangi kesenjangan. Pelaku industri perlu memandang masyarakat sebagai mitra untuk bertumbuh, dengan mengintegrasikan hak-hak dan kebutuhan mereka dengan kegiatan bisnis perusahaan. Salah satu bentuk inisiatifnya, SCG meluncurkan program pemberdayaan masyarakat, Gesari (Gerakan Desa Berdikari), yang telah memberdayakan lebih dari 78 usaha kecil dan menengah dengan lebih dari 680 penerima manfaat sejak 2019.

Plus kelima, transformasi nilai melalui promosi inklusivitas dan kolaborasi. Untuk menciptakan transformasi, kolaborasi antar sektor perlu ditingkatkan. SCG telah menjalin kerja sama dengan pemerintah, komunitas, dan pemangku kepentingan lainnya. “Salah satu inovasi penting adalah proyek Reinvented Toilet di Pasirluyu, Bandung, yang mengubah toilet komunal lama menjadi sistem baru yang dapat mendaur ulang air limbah, memberikan manfaat bagi lebih dari 150 anggota komunitas,” ujarnya. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved