Lazada Terbitkan Laporan Dampak ESG, Berhasil Berdayakan Pengusaha Lokal
Platform e-commerce di Asia Tenggara, Lazada telah menerbitkan laporan dampak lingkungan hidup, sosial, dan tata kelola atau environment, social, governance (ESG) untuk tahun fiskal 2024. Laporan itu memuat empat pilar ESG, yakni pemberdayaan masyarakat, tenaga kerja, pengelolaan lingkungan, dan tata kelola perusahaan.
Hasilnya, dari segi pemberdayaan masyarakat, Lazada telah mendorong inovasi teknologi untuk pengalaman belanja daring lebih luwes dengan kecerdasan buatan (AI) dan metode pembayaran dengan kode QR.
Inovasi teknologi AI melalui fitur Ask The Buyers dapat memungkinkan pengguna untuk mencari informasi lanjut seputar produk dan membantu pembeli memilih produk. Selain itu, LazzieChat, chatbot yang didukung ChatGPT OpenAI telah digunakan di Indonesia, Filipina, dan Singapura. Sementara metode pembayaran dengan kode QR telah digunakan di Singapura dan Thailand. Ini merupakan solusi bagi konsumen yang tidak memiliki kartu debit dan kredit.
Kemudian, Lazada juga telah meluncurkan program pemberdayaan usaha mikro dan kecil menengah (UMKM) melalui Lazada Sustainability Academy pada Oktober 2023. Program ini tidak hanya membahas soal cara mengelola bisnis dalam jangka panjang, tetapi juga membahas cara operasional usaha lebih efisien, ekonomi sirkular, penerapan pengemasan barang ramah lingkungan, hingga jaminan tenaga kerja.
Dari segi lingkungan, Lazada telah berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca menyeluruh sebear 40% dibanding periode sebelumnya. Perusahaan telah menyempurnakan metodologi berbasis aktivitas untuk memperoleh informasi lebih akurat.
Dari segi persiapan tenaga kerja di masa depan, Lazada telah bermitra dengan lembaga pemerintahan. Di Indonesia, Lazada bermitra dengan Dinas Pendidikan Jawa Barat melalui Gerakan Akselerasi Karya Rakyat (AKAR) Digital Indonesia. Lazada juga menggelar program pelatihan untuk 100 guru sekolah menengah kejuruan (SMK) bernama program Training for Trainers (ToT) “Naik KeLaz”.
Selain itu, Lazada juga bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi dalam program perkumpulan pemuda Asian Creative & Digital Economy Youth Summit (ACE-YS). Program ini melibatkan ratusan peserta muda profesional dari negara Asia Tenggara, Cina, Jepang, dan Korea Selatan.
Dari segi tata kelola perusahaan, Lazada telah memperkuat keamanan siber. Hampir seluruh karyawan Lazada telah menyelesaikan pelatihan seputar kode etik dan kebijakan anti-suap dan korupsi sepanjang periode pelaporan.
Selain itu, perusahaan juga telah menerapkan perlindungan hak kekayaan intelektual. Lazada memproses lebih dari 97% permintaan penurunan produk di platformnya dari pemegang hak dalam waktu 72 jam. Melalui teknologi AI dan pengenal gambar, Lazada telah menghapus 85,7% produk yang telah teridentifikasi dengan tingkat penghapusan produk mencapai 90% (bahkan sebelum transaksi berlangsung) untuk 140 merek.
“Transparansi dan akuntabilitas harus berlaku ketika menelusuri dan melaporkan perkembangan yang tercapai,” ujar General Counsel Lazada, Gladys Chun yang dikutip dari keterangan resmi pada Rabu (28/8/2024).
Chief Executive Officer (CEO) Lazada, James Dong mengatakan laporan dampak ESG merupakan bukti perusahaan berkontribusi pada lingkungan dan pemangku kepentingan, termasuk karyawan, pembeli, penjual, dan komunitas yang dilayani Lazada.
“Kami tetap berfokus menciptakan nilai bagi pemangku kepentingan, meningkatkan kesejahteraan ekonomi, serta memperjuangkan pembangunan berkelanjutan di seluruh Asia Tenggara,” kata Dong. (*)