Nur Fauzi Ramadhan, Disabilitas Visual Lulusan Fakultas Hukum UI
Kala masih kecil, Nur Fauzi Ramadhan kerap bolak-balik menjalani pemeriksaan ke dokter mata. Dirinya terlahir sebagai penderita katarak kongenital. Lantaran sering bertemu dokter, Fauzi kecil berkeinginan menjadi dokter . Nahas, mimpinya harus dikubur dalam-dalam. Penglihatan kedua matanya terus menurun. Menginjak usia 15 tahun, Fauzi tuna netra.
Dengan kondisi seperti itu, Fauzi tak mudah menyerah untuk tetap mendapat pendidikan terbaik di negeri ini. Dia memutuskan berkuliah di Program Sarjana Ilmu Hukum, Fakultas Hukum (FH), Universitas Indonesia.Di kampus ini, Nur belajar ihwal advokasi yang mencakup kebijakan, hak masyarakat rentan seperti disabilitas, serta perkara pengadilan.“Bagi saya yang memiliki disabilitas visual, berkesempatan belajar di FHUI merupakan peluang yang sangat baik. Selama menempuh pendidikan di sini, saya dilatih berpikir kritis, bertanggung jawab, dan peka terhadap fenomena sekitar, terutama terkait hukum dan kebijakan. Selain itu, teman-teman mahasiswa sangat kooperatif dan dengan senang hati membantu apabila saya ada kesulitan. Para dosen juga memberikan peluang yang sama bagi saya untuk berkembang tanpa membedakan status disabilitas,” ucapnya seperti dikutip, Kamis (29/8/2024).
Selama menempuh pendidikan di UI, Fauzi banyak belajar bagaimana berempati, peka, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar, bangsa, dan negara. Selain itu, dia aktif menyuarakan advokasi kebijakan penyandang disabilitas. Fauzi adalah peserta Sekolah Staf Presiden 2023—dipilih langsung oleh Kantor Staf Presiden. Fauzi mewakili Indonesia untuk Asian Blind Youth Summit di Manila, Filiphina.
Pada 2024, Fauzi merampungkan kuliahnya di UI . Dia mengikuti Wisuda UI pada Semester Genap 2023/2024 di Balairung UI, Depok, Jawa Barat, pada Sabtu, 24 Agustus 2024. Bahkan mendapat predikat cumlaude dengan IPK 3,65. “Saya merasa bangga dan terhormat menjadi salah satu lulusan FHUI. Semoga bisa menginspirasi, terutama teman- teman penyandang disabilitas yang memiliki cita-cita mengenyam pendidikan setinggi mungkin. Saya juga ingin berterima kasih kepada semua yang membantu dan mendoakan saya, mulai dari mamah dan ayah, keluarga, dosen, serta teman-teman semua,” pungkasnya. (*)