My Article

Ada Udang di Balik Batu

Pongki Pamungkas

Tiga hal tak dapat disembunyikan lama-lama: matahari, bulan, dan kebenaran. (Buddha)

Sejatinya, suatu hal yang manusiawi bila seseorang mengharapkan sesuatu atau terjadinya sesuatu. Wajar, memiliki keinginan. Memiliki kemauan. Dan, agar kemauannya terwujud, ia pun melakukan hal-hal tertentu.

Orang mengatakan hal itu sebagai, “Namanya juga usaha. Atau, Tak ada makan siang gratis. Lebih tegasnya, No pain, no gain. Tak ada jerih payah, tak akan ada hasil.

Bisa menjadi perdebatan bila usaha-usaha pencapaian harapan itu dilakukan secara terselubung. Tidak terang-terangan. Tidak transparan. Selintat-selintut.

Dan, bila ketidaktransparanan itu terjadi, konsekuensi lebih lanjut ialah munculnya isu etika, isu kepantasan atau kepatutan yang dalam tahap lanjut merupakan masalah sangat serius: MORALITAS.

Untuk para ibu, mungkin Anda pernah melakukan ini: sangat welas asih ke suami. Sangat perhatian. Meladeni makan dengan jauh lebih baik daripada sebelumnya. Anda sedang merencanakan pembelian mobil baru yang Anda sangat sukai. Atau mungkin tas bermerek. Dan, biaya untuk itu harus disetujui suami. Anda punya agenda terselubung. Atau ada udang di balik batu.

Sebaliknya, untuk para bapak: dalam kurun waktu tertentu, Anda juga sangat care kepada sang istri. Anda bersikap jauh lebih hangat dan lemah lembut. Anda bahkan menawarkan ke istri untuk membeli outfit mahal yang Anda pernah tolak. Itu karena Anda berencana pergi ke luar negeri dengan kawan-kawan kuliah untuk reuni. Ada agenda tersembunyi dalam setiap kerapuhan romansa, kata Alexander McQueen.

Ada orang-orang tertentu, yang segala ucapan dan tindakannya selalu membuat was-was. Hal ini mengacu beberapa peristiwa negatif yang mengakibatkan masalah bagi Anda. Orang semacam ini adalah orang hipokrit atau munafik.Kemunafikan adalah kerugian bagi kemajuan. Di situ selalu ada agenda-agenda terselubung, kata Larry Flynt.

Orang-orang ini mempunyai ciri-ciri yang khas. Bila berbicara, ia berdusta. Bila berjanji, ia mengingkari. Bila dipercaya, ia berkhianat. Dengan karakter demikian, gaya ada udang di balik batu merupakan gaya keseharian orang-orang ini.

Betapa menyedihkan, amit-amit, bila kita memiliki pasangan hidup, atau anak keturunan yang berkarakter munafik demikian. Betapa menyedihkan, dengan watak demikian, berapa banyak kerugian akan mereka dapatkan dalam pengembangan hidup mereka?

Yang paling runyam bagi cita-cita pembangunan karakter nasional, watak buruk ini, di kalangan politisi, menjadi watak standar. Bisa dilihat betapa hebatnya mereka dalam bergaya munafiknya. Dan, watak buruk ini menjalar, teristimewa di kalangan aparatur negara. Benar kata Machiavelli, Politik tak ada hubungannya dengan moralitas.”

Kata Amaka Imani Nkosazana, Segala sesuatu yang tampak baik, belum tentu baik bagi Anda. Dalam kehidupan, kita selalu mencoba mengambil peluang. Anda harus mengkaji pro dan kontranya. Kadang orang memiliki agenda tersembunyi tertentu. Dan, Anda tak menyadarinya sampai Anda sudah terlibat jauh di dalamnya.”

Lagi pula, benar halnya, Musuh yang terang-terangan lebih baik bagi kita, daripada kawan palsu.

Dalam realitas sehari-hari, tak banyak orang yang baik secara genuine, melangkah dan membantu orang-orang lain. Mereka orang-orang yang tulus. Mereka tak terkena sindromada udang di balik batu.

Sebaliknya, virus orang-orang palsu dengan pesat menjalar ke segala lapisan masyarakat kita, termasuk ke orang-orang genuine yang makin langka. Mereka terpapar virus jahat itu, dan dampaknya bisa dipastikan, terjadinya kerusakan moral bangsa secara paripurna. (*)

*Pongki Pamungkas, Penulis


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved