Garap Proyek IKN, Semen Indonesia Kirim Semen Ramah Lingkungan
Sejak Desember 2022 hingga Juli 2024, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) telah mengirimkan sebanyak 695.000 ton semen guna mendukung proyek pembangunan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.
Proyek ini mencakup pembangunan hunian tapak ramah lingkungan tipe MBR 36, yang memanfaatkan bata interlock dari semen hijau, produk terbaru dari Semen Indonesia Group (SIG).
Bata interlock ini dirancang khusus untuk wilayah dengan tingkat seismisitas tinggi dan telah teruji sesuai dengan standar Uji Siklik Modular 2D yang ditetapkan oleh Kementerian PUPR. Menurut Direktur Keuangan & Manajemen Portofolio SMGR, Andriano Hosny Panangian, keunggulan utama semen hijau terletak pada sifatnya yang rendah karbon dibandingkan dengan semen konvensional, sehingga menjadi bagian dari komitmen keberlanjutan menuju industri yang lebih ramah lingkungan.
“Seiring meningkatnya kesadaran publik dan dorongan pemerintah dalam penggunaan bahan bangunan yang ramah lingkungan,” ujarnya pada Jumat (30/8/2024).
Tingginya kebutuhan semen dan bahan baku konstruksi di IKN mendorong SMGR untuk bekerja sama dengan berbagai kontraktor konstruksi, termasuk PT Karya Logistrik Nusantara, sebuah perusahaan BUMN yang mengelola logistik. Kolaborasi ini bertujuan untuk memastikan pasokan bahan baku konstruksi yang memadai dan tepat waktu untuk mendukung percepatan pembangunan IKN.
Selain fokus pada produk semen, SMGR juga terus memperluas diversifikasi bisnisnya. Perusahaan ini aktif dalam berbagai bidang, termasuk produksi beton siap pakai, mortar, dan komponen pracetak.
SMGR juga terlibat dalam bisnis pertambangan, logistik, kawasan industri, serta pengelolaan limbah ramah lingkungan, yang semakin memperkuat posisi perusahaan sebagai pemain kunci di sektor konstruksi dan infrastruktur.
Namun, di tengah berbagai inisiatif dan ekspansi bisnis ini, kinerja keuangan SMGR pada Semester Pertama 2024 menunjukkan penurunan. Laba bersih tercatat sebesar Rp501,47 miliar, turun 42,1 persen secara year on year (yoy). Pendapatan juga mengalami penurunan sebesar 3,64 persen menjadi Rp16,41 triliun.
Meskipun demikian, SMGR tetap optimis menghadapi tantangan ini dengan mengandalkan strategi diversifikasi bisnis dan komitmen terhadap keberlanjutan. Dengan berfokus pada produk-produk ramah lingkungan dan memperluas portofolio bisnis, perusahaan ini berharap dapat terus mendukung pembangunan infrastruktur nasional dan memenuhi tuntutan pasar yang semakin sadar lingkungan. (*)