Capital Market & Investment

Suku Bunga The Fed Diperkirakan Turun, Ini Dampaknya Bagi Bitcoin

Ilustrasi. Pameran koin Bitcoin di Terowongan Kendal, Jakarta. (foto Ubaidillah/SWA)

Spekulasi mengenai kemungkinan penurunan suku bunga The Fed pada September 2024 telah mengguncang pasar keuangan global, memicu perdebatan di kalangan analis mengenai dampaknya terhadap pasar kripto, khususnya Bitcoin.

Sebagian analis berpendapat bahwa langkah penurunan suku bunga ini bisa jadi merupakan keputusan yang tidak tepat. Mereka menyoroti lemahnya dolar AS terhadap mata uang-mata uang utama seperti Franc Swiss, Pound Inggris, dan Euro, yang mengindikasikan ketidakpastian ekonomi yang semakin besar. Lemahnya mata uang AS berpotensi memperburuk situasi ekonomi global dan menambah volatilitas di pasar keuangan.

Di sisi lain, ada juga pandangan yang menyebut penurunan suku bunga sebagai respons yang diperlukan terhadap penurunan tren inflasi. Dengan The Fed berupaya mencapai target inflasi 2%, penurunan suku bunga dianggap sebagai langkah strategis untuk merangsang perekonomian dan mencegah deflasi. Namun, keputusan akhir tetap akan bergantung pada data ekonomi terbaru yang akan dirilis dalam waktu dekat.

Bagaimana dampaknya terhadap Bitcoin?

Suku bunga The Fed turun sering kali dianggap sebagai katalis untuk kenaikan harga aset berisiko, termasuk aset kripto seperti Bitcoin. Dengan suku bunga yang lebih rendah, investor mungkin mencari alternatif yang menawarkan potensi pengembalian lebih tinggi, seperti aset digital. Selain itu, ketidakpastian terhadap mata uang fiat, seperti dolar AS, dapat meningkatkan minat terhadap Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan devaluasi mata uang.

Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah Bitcoin yang dipegang oleh investor jangka panjang telah meningkat signifikan, mencapai sekitar 75% dari total pasokan yang ada. Ini menunjukkan kepercayaan yang kuat terhadap potensi kenaikan harga di masa depan, terutama jika kebijakan moneter The Fed terus mendukung aset berisiko.

Meskipun ada potensi kenaikan, volatilitas tetap menjadi ciri khas pasar kripto. Berdasarkan grafik Market Bittime, Sabtu (31/8/2024) pagi, harga BTC to IDR berada di level Rp921,7 juta (sekitar US$59.663). Nilai ini telah turun tipis 0,12% dalam 24 jam terakhir.

Namun, jika dilihat dalam kurun waktu satu bulan, Bitcoin mengalami penurunan lebih signifikan sebesar 14,48%. Hal ini menunjukkan betapa dinamisnya pergerakan harga di pasar kripto, yang menuntut investor untuk tetap waspada dan terus memantau perkembangan pasar.

Fransiskus Bupu Awa Du'a, Project Manager Bittime, menekankan pentingnya diversifikasi aset untuk mengelola risiko di pasar yang dinamis ini. Menurutnya, volatilitas Bitcoin adalah bagian tak terpisahkan dari pasar kripto, menjadikannya investasi yang penuh tantangan. Oleh karena itu, diversifikasi aset menjadi langkah krusial untuk mengelola risiko.

“Dengan melakukan diversifikasi investasi ke berbagai asset class, termasuk kripto dan non-kripto, investor dapat mengurangi potensi kerugian akibat volatilitas pasar. Yang terpenting, investor harus tetap berhati-hati dan selalu melakukan riset mendalam serta mempertimbangkan risiko dengan serius sebelum berinvestasi di aset apapun,” kata Fransiskus, Sabtu (31/8/2024).

Dia menyimpulkan, suku bunga The Fed turun menjadi pendorong penting bagi pasar kripto, terutama Bitcoin. Namun, volatilitas yang tinggi dan ketidakpastian ekonomi global menuntut investor untuk selalu waspada dan mendiversifikasi portofolio mereka.

“Keputusan The Fed pada September mendatang akan menjadi momen kunci yang bisa mengarahkan pasar keuangan global ke arah yang baru,” ungkapnya. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved