CEO Interview

Iwan Sunito: Crown Fokus pada Satu Bisnis

Iwan Sunito: Crown Fokus pada Satu Bisnis

Tepat 16 tahun Iwan Sunito mengemban tugas sebagai Chief Executive Officer (CEO) Bersama rekannya, Paul Sathio, pria kelahiran Surabaya 1966 ini, membangun Crown International Holding Group, perusahaan properti, konstruksi, dan manajemen aset di Australia.

Selama kurun waktu tersebut, Sarjana Arsitektur dan Manajemen Kontruksi dari Universitas New South Wales , Australia ini telah banyak melahirkan proyek-proyek prestisius. Produk propertinya digemari oleh investor lokal dan asing.

Iwan Sunito, CEO Crown Group

Crown Group semakin agresif melahap pasar Asia. Sebagai punggawa tertinggi, Iwan mampu menggaet investor Asia. Selain itu, Crown Group telah mendapatkan reputasi yang luar biasa melalui portopolio proyek perumahan yang beragam. Berkat kepiawannya, perusahaan mengalami pertumbuhan kinerja yang signifikan. Perusahaan ini diklaim menjadi salah satu kelompok pengembang properti terkemuka di Negeri Kangkuru itu.

Di sela-sela lawatannya, Iwan memaparkan kinerja Crown Group dan strategi bisnis di tahun 2013. Berikut nukilan wawancara Reporter SWA Online, Ario Fajar, dengan Iwan.

Apa maksud kunjungan Anda ke beberapa kota di Indonesia?

Ini adalah kunjungan rutin saya setiap tahun. Saya pergi ke Surabaya, Yogyakarta, Medan dan beberapa kota lainnya untuk mencari investor yang mau membeli produk-produk Crown Group.

Anda terjun langsung ke pasar?

Kenapa tidak. Indonesia adalah salah satu pasar yang penting bagi Crown Group. Produk kami digemari oleh investor Asia, termasuk di Indonesia. Selain pulang kampung, saya ingin mendekatkan diri dengan investor Indonesia sehingga minat mereka akan produk Crown Group semakin tinggi

Berapa besar kontribusi investor Indonesia untuk Crown Group?

Investor Cina masih menduduki peringkat pertama, sementara investor Indonesia memberikan kontribusi sebesar 30% dari seluruh produk Crown Group. Alasan investor membeli produk kami adalah untuk tempat tinggal saat mengeyam pendidikan, bekerja atau mengadu nasib ataupun untuk diinvestasikan.

Kenapa minat orang Indonesia cukup besar?

Sydney adalah kota yang cukup menarik bagi masyarakat Asia, tak terkecuali buat Indonesia. Banyak masyarakat Indonesia yang mengadu nasib dan melanjutkan kuliah. Mereka berfikir, dari pada menyewa rumah atau apartemen yang harganya kian tinggi, lebih baik membelinya.

Kenapa harus produk Crown Group yang mereka beli?

Pertama, karena lokasi properti kami yang sangat strategis. Kedua, karena image perusahaan kami yang sudah sangat populer. Ketiga, mungkin karena saya orang Indonesia alias sedarah, jadi mereka sangat percaya.

Apakah setiap produk didesain sesuai kebutuhan atau budaya Asia?

Tidak juga. Rata-rata investor kami adalah anak muda. Mereka mencari properti yang strategis, dekat dengan kota dan akses yang mudah dijangkau. Kelebihan kami adalah konsep resort. Sebagai orang Asia, saya dan tim tahu betul bagaimana membangun hunian yang asri dan the real resort.

Sudah berapa portofolio yang perusahaan Crown Group hasilkan?

Kami telah dan tengah membangun 9 proyek yang bernilai Rp 25 Triliun. Misalnya, V by Crown di Parramatta senilai Rp 10 triliun, Sanctrum di Rhodesm Viking di Waterloo, Top Ryde City Living di Pope Street dan masih banyak lagi.

Bagaimana dengan kinerja perusahaan?

Sangat mengembirakan. Saat awal berdiri, proyek pengembangan hanya senilai US$ 25 juta, tapi sekarang sudah mencapai US$ 2,5 miliar. Pendapatan perusahaan tahun lalu Rp 3 triliun dan tahun ini diprediksi mencapai Rp 5 triliun.

Jika boleh mengklaim, seberapa kuat posisi Crown Group dibandingkan pemain lain?

Kami adalah salah satu dari tiga pengembang besar di Australia. Hal itu dilihat dari aktivitas jualan produk yang senilai USS 1 miliar, misalnya Top Ryde dan V by Crown. Crown Group merupakan perusahaan yang sangat cepat pertumbuhannya dan tanpa memerlukan dana dari luar.

Apakah mengakusisi proyek menjadi salah satu strategi perusahaan untuk berkembang?

Iya. Kami mengakuisisi proyek perumahan di Clarence Street, Sydney, senilai Rp 290 miliar. Dengan pola tersebut, kami yakin bisnis perusahaan akan semakin besar sehingga melangkah ke lantai bursa di tahun 2016 bisa terlaksana.

Adakah diversifikasi bisnis baru layaknya kebanyakan perusahaan?

Tidak sama sekali. Saya yakin, dengan fokus pada satu bisnis, perusahaan akan semakin maju dan terarah. Jika banyak perusahaan Indonesia yang melahirkan bisnis-bisnis baru, tidak begitu dengan perusahaan di Australia termasuk Crown Group. Saya tidak mau bisnis yang saya bangun jadi tidak fokus dan ujung-ujungnya malah mengabaikan kualitas. Singkatnya, saya akan tetap fokus ada satu bisnis yakni properti. Itu kunci kesuksesan Crown Group.

Apa tantangan dalam mengembangkan bisnis?

Saat awal berdiri, tantangan terbesarnya adalah soal capital. Tapi kini sudah berubah. Tantangan barunya adalah meningkatkan sumber daya manusia. Kami memiliki 100 pegawai. Perusahan ini akan terus tumbuh, maka dari itu, kualitas SDM juga harus ditingkatkan.

Apa saja target perusahaan?

Dalam 3-5 tahun ke depan, saya menargetkan aset perusahaan mencapai US$ 5 miliar.

Adakah rencana membangun bisnis sejenis di Indonesia?

Saat ini belum ada. Saya belum memikirkan hal itu. Masih banyak peluang bisnis yang ada di Australia.

Apa kunci kesuksesan Anda sebagai CEO Crown Group?

Fokus adalah kunci kesuksesan orang-orang besar. Jadi, jika ingin menggambarkan diri, saya itu : focus, passionate, hard worker. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved