Laba Bersih BSI (BRIS) Naik 20,28%, Capai Rp3,4 Triliun di Kuartal II/2024
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI pada kuartal kedua tahun ini membukukan laba bersih senilai Rp3,4 triliun atau tumbuh 20,28% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, menjabarkan dana pihak ketiga (DPK) BRIS di periode itu mencapai Rp296,70 triliun, naik 17,50%. Kinerja tabungan naik 16,09% atau menjadi Rp128,78 triliun, Sekitar 39% atau Rp49,96 triliun dari tabungan ini merupakan tabungan Wadiah sehingga perusahaan tidak memberikan bagi hasil agar dapat menjaga level cost of fund.
Per Juni 2024, BSI menyalurkan pembiayaan senilai Rp257,39 triliun, tumbuh 15,99% dengan non performing financing (NPF) yang turun ke level 1,99% (gross) atau lebih rendang jika dibandingkan Juni 2023 sebesar 2,31%. Kinerja pembiayaan ditopang oleh pembiayaan segmen ritel dan konsumer termasuk UMKM yang mencapai Rp184,61 triliun. Segmen wholesale berkontribusi sebesar 28,27% dengan outstanding Rp72,77 triliun.
Hal ini menunjukkan bahwa segmen ritel, konsumer dan UMKM memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan pembiayaan BSI, termasuk di produk gadai dan cicil emas. Sejalan dengan strategi pertumbuhan, pembiayaan emas BSI per posisi Juni 2024 mencapai Rp8,97 triliun, tumbuh 41,27% dengan NPF 0,07%.
Pembiayaan cicil emas memiliki pertumbuhan signifikan mencapai 100,10% ke level Rp3,56 triliun, sementara gadai emas berada di level Rp5,41 triliun tumbuh 18,38%. Dengan kondisi likuiditas dan pembiayaan, sepanjang kuartal II/2024 pendapatan perusahaan ditopang oleh pendapatan margin dan bagi hasil yang naik 11,44% menjadi Rp12,08 triliun, serta pendapatan berbasis fee yang tumbuh 28,01% menjadi Rp2,48 triliun.
Di sisi lain, rasio efisiensi (BOPO) turun atau menjadi 69,23% dari 70,87%. Di sisi rasio profitabilitas ROE (return on equity) BRIS mencapai 17,88% atau lebih tinggi dari 17,27% diJuni 2023. Dari sisi aset, BSI mencatat pertumbuhan sebesar 15,10% menjadi Rp360,85 triliun.
Selain indikator kinerja tersebut, jumlah pengguna BSI Mobile di kuartal kedua tahun ini melonjak sebesar 12,72% menjadi 7,12 juta orang sejak awal tahun hingga akhir Juli tahun ini. Hingga periode tersebut BSI mobile mencatatkan jumlah transaksi sebanyak 247,32 juta dengan nilai transaksi mencapai Rp298,82 triliun.
Kemudian, jumlah merchant QRIS yang bekerjasama dengan BSI mencapai 358 ribu, naik 30,84%. Lalu, jumlah BSI Agen mencapai 102 ribu di seluruh Indonesia yang mencatatkan volume transaksi sebesar 12,7 juta dengan nilai mencapai Rp26,89 triliun. "Menjamurnya BSI Agen membuktikan bahwa minat masyarakat bertransaksi syariah meningkat yang berdampak positif untuk pembukaan lapangan kerja baru melalui profesi BSI Agen," ujar Hery.
Selain itu, BSI berpartisipasi aktif mengimplementasikan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG). Pelaksanaan prinsip ESG ini antara lain pembiayaan keuangan berkelanjutan mencapai mencapai Rp61,1 triliun yang didominasi oleh pembiayaan UMKM sebesar Rp47,7 triliun, sementara pembiayaan green sektor didominasi sektor eco-efficient product Rp6,2 triliun, proyek eco-green Rp5,9 triliun dan energi terbarukan Rp0,7 triliun.
Di sisi lain, salah satu implementasi aktivitas ini adalah penyediaan 50 titik mesin RVM (Reverse Vending Machine) di seluruh Indonesia. Inisiatif tersebut saat ini berdampak pada pengurangan emisi karbon sebanyak 176,5 ton CO2eq dan telah mendaur ulang sebanyak 33,3 ton limbah plastik. Harga saham BRIS sejak awal tahun ini hingga 2 September 2024 menjadi Rp 2.610 atau melonjak sebesar (*)