Economic Issues

Kesepakatan Bisnis Indonesia-Afrika Melonjak 600% di IAF Tahun Ini

Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri di Nusa Dua, Bali, Senin (2/9/2024). (Foto : Silawati/SWA).

Kesepakatan bisnis antara Indonesia dan negara-negara di kawasan Afrika pada ajang Indonesia-Africa Forum ke-2 mencapai US$3,5 miliar, naik hampir 600% dibandingkan US$586,6 juta pada IAF yang pertama. "Jumlah ini sangat membanggakan, dan Indonesia akan terus mengawal agar manfaatnya dapat dirasakan secara nyata," kata Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, pada jumpa pers di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) di Nusa Dua, Bali, Senin (2/9/2024)

Retno menyampaikan kesepakatan bisnis sebesar US$ 3,5 miliar itu terdiri dari sektor energi, kesehatan, pangan, infrastruktur, dan industri strategis. "Berarti peningkatannya sekitar 600% dibandingkan IAF pertama. Ini patut kita banggakan, peluang baru kerja sama ekonomi terus terbuka," ucap Retno.

Peningkatan itu akan terus dipertahankan, karena Indonesia tidak ingin kehilangan peluang kerjasama ekonomi besar di Afrika. "Indonesia menyatakan siap bermitra dengan negara-negara Afrika, khususnya di sektor pangan, energi, kesehatan, dan mineral," ujar Retno.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo, menegaskan komitmen Indonesia untuk menjadi bagian dari solusi global, sebuah komitmen yang tidak pernah berubah sejak Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada 1955. "Indonesia berkomitmen menjadi bagian dari solusi global, membela kepentingan Global Selatan sekaligus menjadi bridge builder dalam memperjuangkan kesetaraan, keadilan, dan solidaritas untuk mempercepat pencapaian SDG's. Ini adalah komitmen konsisten Indonesia sejak Konferensi Asia-Afrika," ujar Presiden Jokowi dalam sambutannya saat membuka sesi Joint Leaders’ Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multipihak (HLF MSP) dan Forum Indonesia-Afrika (IAF) Ke-2 di Hotel Mulia Bali pada Senin pekan ini.

Retno menyampaikan jumlah delegasi negara-negara Afrika yang hadir dalam gelaran HLF-MSP dan IAF ke-2 mencapai 1.400 orang dari 29 negara. Retno Indonesia berkomitmen membela kekuatan global Selatan demi mencapai kesetaraan dan keadilan. "Sudah saatnya dunia menghormati peran penting negara-negara global Selatan. Alhamdulillah, Spirit Bandung tetap menjadi agenda dan kompas untuk menavigasi kerja sama Selatan-Selatan," ujar Retno

Spirit Bandung merupakan istilah yang merujuk semangat kerja sama kolaboratif dan saling menguntungkan yang muncul dari Konferensi Asia-Afrika 1955. Kerja Sama Selatan-Selatan merupakan bentuk solidaritas bersama antara Asia dan Afrika untuk meningkatkan kesejahteraan dan kepercayaan diri guna mencapai tujuan pembangunan yang disepakati secara internasional.

Spirit Bandung, menurut Retno, semakin relevan karena didasarkan pada kemitraan sejajar dan menjamin kerja sama yang berkelanjutan. IAF berperan untuk memperkuat kemitraan Indonesia dengan Afrika. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved