Berlandaskan SDG's, Kemenparekraf Merampungkan Workshop di 3 Kota
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) dan United Nations Department of Economic and Social Affairs (UN DESA) merampungkan rangkaian Workshop for Promoting Social Inclusion in the Creative Economy Sector di Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Bali.
Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf), menjabarkan program ini merupakan implementasi dari resolusi PBB Nomor 78/133 tahun 2023 tentang Promoting Creative Economy for Sustainable Development yang diinisiasi Indonesia dan rangkaian Road to The 4th World Conference on Creative Economy (WCCE) 2024 di Tashkent, Uzbekistan, pada 2-4 Oktober 2024. "Bukan hanya sekadar bicara, kami benar-benar melakukan upaya konkret dalam mewujudkan kreativitas yang inklusif," kata Sandiaga pada keterangannya di Jakarta, baru-baru ini.
Sandiaga menyampaikan kegiatan ini memperkuat ekonomi kreatif nasional dan berpeluang direduplikasi di negara lain. UN Resident Coordinator, Gita Sabharwal, mengatakan PBB mengapresiasi Indonesia terhadap pencapaian WCCE yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali dan peran ekonomi kreatif yang berkelanjutan untuk menyokong Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG's). "Indonesia memiliki posisi yang baik dalam menyebarkan praktik baik dan lesson learned melalui kerja sama Selatan-Selatan. PBB akan mendukung Indonesia dalam menunjukkan kekayaan warisannya dan mempromosikan produknya secara global," ujar Gita.
Workshop diselenggarakan di Jakarta pada 27 Agustus 2024, Yogyakarta di 29-30 Agustus 2024, dan di Bali pada 1-2 September 2024. Kegiatan ini dihadiri 200 perwakilan peserta dari berbagai pemangku kepentingan, mulai dari akademisi, masyarakat, pemerintah daerah, dinas, hingga pelaku inklusi ekraf yang mewakili komunitas rentan (disabilitas, pemuda, perempuan, dan lanjut usia).
Dalam penutup rangkaian kegiatan di Bali, Social Affairs Officer di UN DESA, Broddi Sigurdsson, menyampaikan komitmen pihaknya terus merangkul kelompok rentan seperti penyandang disabilitas. "Kami akan terus memastikan bahwa kita semua bisa berjalan bersama. Kami (PBB) memiliki target SDG’s namun untuk pelaksanaannya tentu akan tetap fokus kepada masyarakat lokal. Kami dari PBB akan selalu bersama kalian dan akan terus bekerja sama dengan kalian di masa depan," ujar Broddi.
Pada kesempatan terpisah, Inter-regional Adviser on Social Inclusion UN DESA, Matthieu Cognac, menyampaikan sekitar 17% dari target SDGs global yang berhasil terlaksana. Namun tim UN DESA mengapresiasi Indonesia termasuk yang paling tinggi tingkat implementasi SDG's jika dibandingkan global. "Indonesia sebagai negara kepulauan dapat mencakup banyak orang di pulau-pulaupulau kecil, hal tersebut dapat menjadi contoh yang baik untuk negara - negara pulau kecil dan negara dengan ekonomi kurang berkembang," kata Matthieu.
Workshop di tiga kota itu mengidentifikasi perlunya dukungan dari berbagai pihak, semisal swasta maupun pemerintah, untuk memberikan ruang sebesar-besarnya untuk pelaku ekonomi kreatif disabilitas dalam berkarya, serta memberikan perlindungan baik dalam bentuk jaminan sosial ataupun kebijakan. Nantinya, hasil diskusi dalam workshop ini akan disusun menjadi sebuah rekomendasi kebijakan yang disampaikan kepada UN DESA untuk selanjutnya dapat direduplikasi melalui kerja sama multilateral dengan negara lainnya. (*)