SMSM Optimistis Memulihkan Kinerja di Semester II, Ini Faktor Pendorongnya
Pada semester I/2024, penjualan PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) melemah 5,26%, menjadi Rp2,35 triliun secara tahunan. Perseroan mengantongi pertumbuhan laba bersih sebesar 3,71% dari Rp429 miliar menjadi Rp445 miliar. Penurunan penjualan disebabkan oleh koreksi penjualan domestik dan ekspor. Penjualan domestik perseroan turun 5,75% menjadi Rp952 miliar dan penjualan ekspor turun 4,92% menjadi Rp1,39 triliun.
Meski pada periode tersebut tertekan, manajemen SMSM tetap optimistis kinerja semester II/2024 membaik. Wakil Direktur Utama SMSM, Ang Andri Pribadi, mengatakan, jika dilihat dari financial history itu kondisi pada paruh kedua biasanya lebih baik dibandingkan dengan kondisi pada paruh pertama, mengingat perseroan tidak menjual produknya secara langsung ke end- user, namun melalui level distributor yang telah memiliki hubungan kerjasama jangka panjang.
“Distributor tersebut juga memiliki kewajiban membeli produk dalam jumlah tertentu, untuk dapat mempertahankan distributorship-nya, sehingga pertumbuhan pada semester 2/2024 biasanya menjadi lebih baik,” katanya seperti dikutip swa.co.id di Jakarta, Selasa (3/9/2024).
Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan penjualan perseroan yaitu tensi geopolitik dan makro ekonom global. Sebagian besar penjualan SMSM ditujukan ke pasar ekspor, sebagaimana terefleksi saat ini di mana penjualan SMSM mengalami penurunan sedikit. Hal ini disebabkan oleh adanya konflik-konflik perang yang terjadi berkepanjangan saat ini, seperti perang Ukraina-Rusia ataupun konflik Timur Tengah, Laut Merah dan lainnya.
Selain itu, kondisi macroeconomic yang ada di Jepang dan negara lainnya juga mungkin memberikan dampak yang cukup signifikan, apabila terjadi perubahan-perubahan yang negatif. Oleh karena itu, SMSM terus berusaha untuk mengatasi penurunan tersebut melalui pasar domestik.
Sedangkan faktor yang berpengaruh pada pertumbuhan laba diantaranya volatilitas harga bahan baku . Sebagian besar bahan baku merupakan produk komoditas. Harga komoditas bahan baku seperti plat baja, kertas dan lainnya juga sangat bergantung terhadap kondisi global. Selain itu, volatilitas dari nilai tukar mata uang rupiah-US$ ikut berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perseroan lantaran sebagian besar penjualan ditujukan untuk pasar ekspor.
“Perseroan berupaya untuk melakukan pengendalian biaya seperti biaya tenaga kerja dan biaya lainnya serta melakukan otomatisasi, sehingga pertumbuhan laba akan semakin membaik ke depannya,” ucapnya.
Terkait industri otomotif yang melemah pada saat ini, Ang menyampaikan kinerja perseroan tidak terdampak langsung oleh melemahnya industri otomotif, karena Perseroan lebih berfokus terhadap replacement market atau aftermarket. Sedangkan untuk OEM (original equipment market) hanya berkisar sekitar 15% dan sisanya sekitar 85% lebih ke replacement market atau aftermarket. Harga saham SMSM pada penutupan perdagangan hari ini naik sebesar 0,99% atau menjadi Rp2.050 dari perdagangan sebelumya. (*)