Nyeri Haid Expert,Bocah Indonesia Bersama dr. Luky
Menurut laporan terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2023, menyebutkan bahwa 1 dari 6 orang di seluruh dunia mengalami masalah ketidaksuburan atau infertilitas. Salah satu penyebabnya dari sisi wanita adalah endometriosis.
Sekitar 10% wanita usia reproduksi mengalami endometriosis. Jadi, 1 dari 10 wanita mengalami gangguan kesehatan yang terjadi karena adanya pertumbuhan jaringan tidak normal pada bagian luar dinding rahim tersebut.
Umumnya, penyebab endometriosis tidak diketahui pasti. Namun, ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang berisiko mengalami endometriosis, seperti gaya hidup, lingkungan, polusi, dan genetik. Persentase kasus di Indonesia dengan prevalensi 10-15% terjadi pada wanita di usia reproduksi, meskipun data yang spesifik dan terbaru mungkin bervariasi.
Ada tiga gejala utama endometriosis, yaitu nyeri haid berlebih dimana kondisi ini terjadi ketika sakit pada perut bagian bawah selama menstruasi. Kedua, nyeri saat berhubungan seksual. Ketiga, nyeri panggul yang bisa terjadi sepanjang siklus menstruasi.
“Nyeri haid berlebihan tidak selalu berarti seseorang menderita endometriosis. Meskipun endometriosis sering menyebabkan nyeri haid yang parah, tetapi ada juga kondisi lain yang bisa menyebabkan nyeri haid, seperti fibroid rahim atau sindrom ovarium polikistik (PCOS). Diagnosis endometriosis biasanya memerlukan pemeriksaan medis lebih lanjut, termasuk pemeriksaan panggul atau laparoskopi,” ujar dr. M. Luky Satria, Sp.OG, Subsp. FER, dokter spesialis obstetri dan ginekologi konsultan fertilitas Bocah Indonesia.
Nyeri haid berlebihan yang sampai mengganggu aktivitas sehari-hari tidak bisa dianggap sepele, sebab bisa menjadi gejala suatu kondisi kesehatan tertentu. Jika seorang karyawan perusahaan mengalami nyeri haid berlebihan, hal tersebut bisa berdampak terhadap produktivitas perusahaan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 81 ayat (1) menyebutkan bahwa pekerja/buruh perempuan yang dalam masa haid merasakan sakit dan memberitahukan kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua waktu haid. Namun, peraturan tersebut disesuaikan dengan kebijakan perusahaan masing-masing.
Bagi wanita yang mengalami nyeri haid berlebihan serta siklus haid yang tidak teratur maka dianjurkan untuk segera melakukan pemeriksaan ke klinik fertilitas yang akan ditangani oleh dokter spesialis obstetri dan ginekologi (obgyn).
Dari berbagai permasalahan yang dihadapi wanita saat nyeri haid, salah satu yang dikhawatirkan adalah endometriosis. Banyak wanita yang belum atau tidak mengetahui cara pengobatan endometriosis sehingga memiliki ketakutan akan sulit mendapatkan keturunan. Menurut dr. M. Luky Satria, pengobatan endometriosis bisa dilakukan dengan prosedur laparoskopi. Tindakan laparoskopi biasanya memakan waktu 20-90 menit, tergantung kompleksitas kasusnya. Laparoskopi merupakan prosedur bedah minimal invasif, di mana sayatan yang diberikan lebih kecil daripada prosedur bedah pada umumnya, yaitu 5-10mm. Terdapat tiga sayatan yang diberikan, yaitu sayatan yang tertutup pada bagian pusar dan dua sayatan kecil lainnya di area perut. Sayatan ini memiliki ukuran yang cukup kecil sehingga umumnya jarang meninggalkan bekas luka yang signifikan setelah penyembuhan.
Seorang wanita yang mengalami endometriosis memiliki peluang hamil atau tidak, bisa dilihat dari berbagai faktor, salah satunya sperma pasangan. Menurut dr. Luky, jika sperma pasangan memiliki kualitas yang bagus dan dilihat apakah derajat endometriosis tersebut ringan, sedang, atau berat. Selain itu, perlu dilihat juga usia wanita apakah sudah di atas 35 tahun atau belum. Cadangan sel telur pada wanita juga memiliki peran yang penting. Dari sini, baru bisa ditentukan program hamil apa yang cocok dan tepat untuk wanita dengan endometriosis.
“Kalau endometriosisnya berat, programnya bayi tabung. Jika usianya sudah lanjut dan cadangan sel telurnya sedikit maka program hamilnya juga bayi tabung. Sedangkan, jika usianya masih muda (<35 tahun) dan endometriosis tidak berat maka masih bisa hamil alami. Tapi, untuk berhasil hamil alami ini juga perlu dilihat faktor-faktor pendukung kehamilan lainnya,” kata dr. Luky.
Perlu diketahui, dr. M. Luky Satria, Sp.OG, Subsp. FER merupakan salah satu dokter spesialis obstetri dan ginekologi sekaligus konsultan fertilitas dan endokrinologi andalan Bocah Indonesia. Hingga kini, Bocah Indonesia telah menangani banyak kasus endometriosis sejak 2019. Menurut dr. Luky, tingkat keberhasilan program kehamilan melalui bayi tabung berdasarkan data dari Victorian Assisted Reproduction Treatment Authority (VARTA) 2023 adalah 44,2 persen. Tingkat keberhasilan ini tergantung pada usia pasien, kualitas sperma pria, dan cadangan sel telur wanita.
“Jika spermanya bagus, setelah operasi bisa hamil. Endometriosis ini bisa menurunkan cadangan sel telur. Selain itu, endometriosis biasanya bisa kambuh kembali. Jadi, endometriosis ini seperti dinding rahim yang tumbuh tidak sesuai dengan tempat seharusnya. Misalnya, tumbuh di otot rahim, indung telur, usus, dan paru-paru. Sehingga kalau setiap menstruasi, pasien berpotensi mengalami sesak napas,” lanjut dr. Luky.
Dokter yang telah memiliki jam terbang tinggi ini, mengisahkan salah satu kisah sukses pasien yang ia tangani. Ketika pasien mengalami endometriosis dengan nyeri haid yang parah tetapi ingin melakukan program bayi tabung. Pasien tersebut pun meminta endometriosisnya untuk ditangani terlebih dahulu sebelum menjalani program hamil melalui operasi. Beberapa bulan kemudian, ternyata pasien datang kembali dengan keadaan sudah hamil secara alami.
Saat ditanya terkait ketertarikannya terhadap profesinya saat ini, dr. Luky pun dengan senang menjawab, “karena saya ingin membantu melahirkan dan bahagia. Berbeda dengan spesialis lain, kalau (spesialis) obgyn, setelah ibu melahirkan pasti memiliki perasaan senang.”
Sebagai seorang dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dr. Luky menyelesaikan pendidikan spesialisnya di Universitas Indonesia. Ia juga telah mengikuti sejumlah pelatihan, salah satunya pelatihan laparoskopi tingkat lanjut di Avellino, Italia. Selain itu, dr. Luky juga menuntaskan fellowship klinis melalui Minimally Invasive Surgery dari KK Women’s and Children’s Hospital, Singapura.
Ia juga aktif menulis sejumlah publikasi mengenai endometriosis dan bedah laparoskopi. Ia tercatat sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesia, Ikatan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, American Association of Gynecology Laparoscopy, dan Asia Pacific Initiative on Reproduction. Dedikasi yang ia berikan dalam menjalani profesinya dengan memberikan pelayanan masalah reproduksi dan infertilitas serta membantu pasien untuk memiliki bayi.§