Capital Market & Investment

Ada Potensi Penurunan Suku Bunga, Intip Proyeksi Pasar Kripto September 2024

Pasar kripto kompak melemah selama sepekan menjelang keputusan suku bunga acuan Amerika Serikat oleh The Fed. Berdasarkan CoinMarketCap (3/9/2024), harga Bitcoin dan Ethereum terpantau turun 6% selama sepekan, masing-masing di level US$59.000 atau setara Rp917 juta dan Rp38,8 juta, kemudian Solana juga merosot 14% di level US$135.

Meski koreksi yang terjadi tidak sedalam seperti saat akhir Juli hingga pekan pertama bulan Agustus lalu, namun kondisi ini menarik untuk dicermati. Analis mengatakan koreksi tersebut terjadi beriringan dengan rilis beberapa data ekonomi penting AS, di mana juga memiliki potensi untuk memberikan pengaruh signifikan pada dinamika di pasar kripto di sisa tahun ini.

Indeks seperti Coindex Market Index (CMI) menunjukkan penurunan 8,28% dari angka 2.390 pada Senin 26 Agustus ke 2.192 pada Senin lalu (1/9/2024). Pasca koreksi tersebut, pasar terlihat kembali membentuk tren bullish pada Selasa (3/9/2024) yang turut didorong oleh situasi jenuh jual yang ada akibat koreksi tersebut. Kemudian, indeks CMI menguat sekitar 3,12% dengan Bitcoin mengalami kenaikan 24 jam sekitar 2,5%.

“Situasi tersebut mengindikasikan bahwa sinyal recovery ini sepertinya akan cukup kuat untuk mendukung terjadinya reli lanjutan bagi pasar kripto dalam jangka waktu menengah. Sedangkan untuk jangka waktu pendek, sinyal bullish yang ada menurut kami masih relatif cukup lemah, meskipun tidak menutup kemungkinan keadaan dapat berubah sewaktu-waktu akibat perkembangan tertentu,” kata Crypto Analis Reku, Fahmi Almuttaqin, Rabu (4/9/2024).

Pertemuan para pejabat The Fed untuk menentukan suku bunga yang dijadwalkan pada 17-18 September membuat bulan September ini menjadi momentum krusial bagi pasar kripto. Setelah bulan Agustus ditutup dengan performa Bitcoin yang berada pada kondisi negatif di -8,6%, atau sejalan dengan data historis yang ada, sentimen pasar bahwa bulan September akan sama menantangnya seperti Agustus mulai berkembang.

Pasalnya dalam 11 tahun terakhir, sejak 2013, Bitcoin di bulan September hanya mencatatkan performa positif sebanyak 3 kali, bahkan lebih sedikit dari bulan Agustus yang mencatatkan performa positif sebanyak 4 kali. Performa positif yang dibukukan Bitcoin di bulan September pun tidak terlalu signifikan, yakni hanya sebesar +3,91% pada 2023, +6,04% pada 2016, dan +2.35% pada 2015, menurut data Coinglass.

Jika menilik data dalam satu tahun terakhir, inflasi yang diukur oleh indeks PCE, yang dijadikan acuan oleh The Fed dalam menentukan kebijakan suku bunga, telah mengalami penurunan hampir 1% dari 3,348% pada Agustus 2023 ke 2,5% pada Juli 2024.

Meski belum mencapai target The Fed di 2,0%, tren penurunan yang konsisten dapat meningkatkan kepercayaan diri para pemangku kebijakan untuk memulai arah kebijakan moneter yang lebih longgar atau dovish.

“Namun, apakah tren inflasi masih akan konsisten turun setelah suku bunga diturunkan, menjadi kekhawatiran yang membayangi potensi recovery yang ada di pasar kripto dalam jangka pendek. Fokus pembicaraan para pejabat The Fed pada FOMC di bulan September ini akan menjadi informasi yang akan sangat diperhatikan para investor,” ucapnya.

Dalam kondisi ini, investor dapat memanfaatkan momentum selain dengan pengelolaan portofolio yang lebih aktif, juga menentukan posisi atau strategi yang dimiliki untuk bisa lebih adaptif di tengah potensi dinamika tinggi yang ada di bulan September ini. Investor perlu mengikuti perkembangan yang ada dan menginterpretasikannya secara tepat. Sebab, sedikit perbedaan situasi bisa berpotensi menimbulkan perbedaan dampak atau implikasi yang cukup signifikan. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved